Sebagian ayat Al-Qur’an berisi anjuran dan kewajiban jihad fisik dalam arti perang (qital atau harb). Semua ayat perang itu berisi perintah bagi Nabi Muhammad saw dan para sahabat buat memerangi kelompok kafir di masanya.
Adapun berikut ini kami kutip dua ayat jihad (Surat Al-Baqarah ayat 216 dan Surat Muhammad ayat 4) buat mewakili sekian banyak ayat dgn konten yg sama. Berikut ini ialah Surat Al-Baqarah ayat 216 yg mewajibkan perang:
Â
ÙƒÙتÙبَ عَلَيْكÙم٠الْقÙتَال٠وَهÙÙˆÙŽ ÙƒÙرْهٌ لَّكÙمْ Ûš  وَعَسٰى اَنْ تَكْرَهÙوْا شَيْــًٔا وَّهÙÙˆÙŽ خَيْرٌ لَّكÙمْ Ûš  وَعَسٰى اَنْ تÙØÙبّÙوْا شَيْـًٔا وَّهÙÙˆÙŽ شَرٌّ لَّكÙمْ Û—  وَاللّٰه٠يَعْلَم٠وَاَنْتÙمْ لَا تَعْلَمÙوْنَ
Artinya, “Perang diwajibkan atas kamu, padahal itu tak menyenangkanmu. Tetapi boleh jadi kamu tak menyenangi sesuatu. Padahal itu baik bagimu. Sebaliknya, boleh jadi kamu menyukai sesuatu. Padahal itu tak baik bagimu. Allah mengetahui. Sedangkan kamu tak mengetahuinya.†(Surat Al-Baqarah ayat 216).
Â
Adapun berikut ini ialah Surat Muhammad ayat 4 yg memerintahkan pembasmian orang-orang kafir di medan perang.
Â
اÙذَا Ù„ÙŽÙ‚ÙيْتÙم٠الَّذÙيْنَ ÙƒÙŽÙَرÙوْا Ùَضَرْبَ الرّÙقَابÙÛ— Øَتّٰى اÙذَآ اَثْخَنْتÙÙ…ÙوْهÙمْ ÙÙŽØ´ÙدّÙوا الْوَثَاقَۖ ÙَاÙمَّا مَنًّاۢ بَعْد٠وَاÙمَّا ÙÙدَاۤءً Øَتّٰى تَضَعَ الْØَرْب٠اَوْزَارَهَا Û•Û› ذٰلÙÙƒÙŽ Û›  وَلَوْ يَشَاۤء٠اللّٰه٠لَانْتَصَرَ Ù…ÙنْهÙمْ وَلٰكÙنْ لّÙيَبْلÙوَا۟ بَعْضَكÙمْ بÙبَعْضÙÛ— وَالَّذÙيْنَ Ù‚ÙتÙÙ„Ùوْا ÙÙيْ سَبÙيْل٠اللّٰه٠Ùَلَنْ يّÙضÙلَّ اَعْمَالَهÙمْ
Â
Artinya, “Apabila kalian bertemu dgn orang-orang yg kafir (di medan perang), maka pukullah batang leher mereka. Selanjutnya apabila kalian telah mengalahkan mereka, tawanlah mereka. Setelah itu kalian boleh membebaskan mereka atau menerima tebusan sampai perang selesai. Demikianlah, dan sekiranya Allah menghendaki niscaya Dia membinasakan mereka, tetapi Dia hendak menguji sebagian kalian satu sama lain. Orang-orang yg gugur di jalan Allah, Dia tak menyia-nyiakan amal mereka.†(Surat Muhammad ayat 4).
Dua ayat jihad ini dan ayat sejenis lainnya telah selesai dan dipahami dgn baik oleh muslim generasi awal. Ayat-ayat jihad atau qital diamalkan dgn baik oleh Rasulullah saw dan para sahabat.
Â
Adapun jihad atau perang itu sendiri bukan tujuan, tetapi salah satu sarana, jalan, atau alternatif terakhir yg perlu ditempuh dalam menghadapi orang-orang kafir secara terorganisir yg mengancam kedaulatan dan kemerdekaan suatu daerah. Jihad dan perang bertujuan buat menciptakan perdamaian, menjaga kondusivitas sebuah kawasan, menghapus penindasan, dan melenyapkan kezaliman sehingga umat Islam bebas menjalankan aktivitasnya baik peribadatan maupun aktivitas muamalah.
Lalu bagaimana dgn sikap kita sekarang ini dalam memahami ayat jihad atau ayat qital? Sementara sebagian orang keliru memahami ayat jihad atau ayat qital. Kekeliruan dalam memahami berujung pada kekeliruan dalam bersikap dan mengamalkannya.
Â
Secara umum, kita memerlukan dua hal buat menghindari kesalahpahaman terhadap ayat-ayat jihad atau ayat qital. Pertama, fahmun nushush (memahami teks Al-Qur’an). Kedua, fahmul waqi (memahami realitas hari ini).
Dalam kaitannya dgn pemahaman teks Al-Qur’an, kita perlu memerhatikan perangkat-perangkat pemahaman yg terdapat dalam ulumul qur’an, ilmu ushul fiqh, dan juga tarikh tasyri‘.
Kita perlu memerhatikan bagaimana asbabun nuzul ayat-ayat perang, keumuman dan kekhususan ayat perang, sejarah hukum perang dalam Islam, dan lain sebagainya. Dari situ, kita mau mendapatkan gambaran yg jelas dan komprehensif perihal kandungan ayat-ayat jihad/qital, tujuan dan hikmah perang, hukum perang, sebab perang, kode etik perang, siapa yg harus diperangi, siapa yg wajib berperang, sistem sosial-politik di masanya, dan siapa yg berwenang mengumumkan perang.
Â
Adapun fahmul waqi (pemahaman atas realitas) diperlukan buat memverifikasi kondisi riil sosial-politik dan sistem komunitas sosial hari ini dgn kaidah atau ketentuan perang yg terdapat pada ayat Al-Qur’an tersebut.
Kesalahpahaman atau kekeliruan pemahaman yg berujung pada kekeliruan bertindak disebabkan keterbatasan pemahaman terhadap ayat perang dan kondisi riil sosial politik hari ini. Ada proses pemahaman yg dilewati ketika salah memahami ayat-ayat perang. (Alhafiz Kurniawan)
*Konten ini hasil kerja sama NU Online dan Biro Humas, Data, dan Informasi Kementerian Agama RI.
Â
Â
Uncategorized