Yang Istimewa di Balik Nama ‘Muhammad’

Nama Muhammad atau Ahmad ialah nama yg sakral. Berkandungan sejarah dan cahaya. Nama yg terucap tak sembarangan; nama yg dicita-citakan semesta; nama yg dinantikan jagat raya; nama yg menebar cahaya dan pahala; nama yg menandai masa; nama yg mendamaikan raga dan jiwa; nama yg terlalu banyak kebaikan meliputinya, hingga bahasa tak mungkin merangkai semuanya.

Nama Muhammad bukan nama pemberian manusia, tapi nama yg disampaikan Allah kepada kakek dan ibunya. Dalam satu riwayat diceritakan bahwa ibu Rasulullah, Sayyidah Aminah, bercerita pernah didatangi malaikat ketika mengandung, dan malaikat itu berkata kepadanya:

إنَّكِ قَدْ حَمَلْتِ بِسَيِّدِ هَذِهِ الْأُمَّةِ، فَإِذَا وَقَعَ إلَى الْأَرْضِ فَقُولِي: أُعِيذُهُ بِالْوَاحِدِ، مِنْ شَرِّ كُلِّ حَاسِدٍ، ثُمَّ سَمِّيهِ مُحَمَّدًا

“Sesungguhnya kau sedang mengandung pemimpin umat ini. Maka, ketika ia terlahir ke dunia, ucapkanlah: “aku memohon perlindungan buatnya kepada Tuhan yg Maha Esa, dari kejahatan setiap orang yg hasud, dan namai ia ‘Muhammad’.” (Ibnu Hisyam, al-Sirah al-Nabawiyyah, Beirut: Darul Kutub al-A’rabiy, 1990,juz 1, hlm 180)

Begitu pula kakeknya, Abdul Muttalib, ia mendapatkan inspirasi nama Muhammad dari mimpi. Dalam kitab al-Raudl al-Unuf, Imam al-Muhaddits Abu al-Qasim al-Suhaili (w. 581 H) mengatakan, Abdul Muttalib melihat dalam mimpinya rantai dari emas keluar dari punggungnya. Ujungnya menyebar ke langit, bumi, timur dan barat. Lalu rangkaian rantai itu menjadi pohon yg setiap daunnya mengeluarkan cahaya, dan penduduk bumi di Barat dan Timur semuanya bergantung kepadanya. Imam al-Suhaili menulis:

فَعُبّرَتْ له بِمَولود يكون من صلبه يتبعه أهل المشرق والمغرب, ويحمده أهل السّماء والأرض، فلِذلك سَمّاه محَمَّدًا

“Maka ditafsirkan mimpi itu dgn dilahirkannya seorang (anak) dari tulang punggungnya yg mau diikuti oleh manusia dari Timur dan Barat. Penduduk langit dan bumi mau memujinya. Karena itu, Abdul Muttalib menamainya Muhammad.” (Imam al-Muhaddits Abu al-Qasim al-Suhaili, al-Radul al-Unuf wa ma’ahu al-Sîrah al-Nabawiyyah li Ibni Hisyâm, Beirut: Dar al-Hadits, 2008, juz 1, h. 309-310)

Karena itu, ketika ada seseorang yg bertanya kepada Abdul Muttalib, “mâ sammayta ibnaka?” (kau namai siapa cucumu?). Ia menjawab, “Muhammad.” Orang itu bertanya lagi, “kaifa sammayta bi ismin laisa li ahadin min âbâ’ika wa qaumika?” (kenapa kau namai ia dgn nama yg tak seorang pun dari nenek moyg dan kaummu [menggunakannya]). Abdul Muttalib berkata, “innî la arjû an yahmadahu ahlul ardli kulluhum” (sesungguhnya aku sangat mau semua penduduk bumi memujinya). (Imam al-Muhaddits Abu al-Qasim al-Suhaili, al-Radul al-Unuf wa ma’ahu al-Sîrah al-Nabawiyyah li Ibni Hisyâm, 2008, juz 1, h. 309)

Dua riwayat di atas menunjukkan bahwa nama Muhammad diberikan langsung oleh Allah melalui malaikat dan isyarat lewat mimpi. Bahkan menurut beberapa riwayat, Nabi Adam ‘alaihissalam melihat nama Muhammad tercatat di ‘Arsy, lalu Allah berfirman kepadanya (HR. Imam al-Hakim): “law lâ Muhammad mâ khalaqtuka” (Andai tak [sebab] Muhammad, Aku tak mau menciptakanmu). Dalam riwayat lain (HR. Imam al-Tirmidzi), Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ditanya: “yâ Rasûlullah, matâ wajabat laka al-nubuwwah?” (wahai Rasulullah, kapankah ditetapkan padamu kenabian?). Rasulullah menjawab: “wa Âdam bainar rûh wal jasad” (ketika Adam [masih] berada di antara ruh dan jasad). Imam Ibnu Rajab al-Hanbali (w. 795 H) menguraikan hadits di atas cukup panjang, ringkasnya sebagai berikut:

وهذه الرواية تدل على أنه ﷺ حينئذ استخرج من ظهر آدم ونبىء وأخذ ميثاقه فيحتمل أن يكون ذلك دليلا على أن استخراج ذرية آدم من ظهره وأخذ الميثاق منهم كان قبل نفخ الروح في آدم, وقد روي هذا عن سلمان الفارسي وغيره من السلف ويستدل له أيضا بظاهر قوله تعالى: وَلَقَدْ خَلَقْنَاكُمْ ثُمَّ صَوَّرْنَاكُمْ ثُمَّ قُلْنَا لِلْمَلائِكَةِ اسْجُدُوا لِآدَمَ

“Riwayat ini mengindikasikan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pada waktu itu dikeluarkan dari punggung Adam dan (diangkat menjadi) nabi, lalu Adam mengambil perjanjian (dari)nya. Riwayat tersebut berisi dalil atas dikeluarkannya keturunan Adam dari punggungnya, dan mengambil perjanjian dari mereka sebelum ditiupkan ruh kedalam Adam. Riwayat (pendapat seperti) ini berasal dari Salman al-Farisi dan (ulama) lainnya dari generasi salaf. Dalil pendukungnya ialah zahir (lafad) firman Allah (al-A’raf: 11): Sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu (Adam), lalu Kami bentuk tubuhmu, kemudian Kami katakan kepada para malaikat: “Bersujudlah kamu kepada Adam.” (Imam Ibnu Rajab al-Hanbali, Lathâ’if al-Ma’ârif fî mâ li Mawâsim al-‘Âm min al-Wadhâ’if, Kairo: Dar al-Hadits, 2005, h. 115)

Imam Mujahid (21-104 H) dan ulama salaf lainnya menafsirkan ayat di atas dgn, “ikhrâj dzurriyyati Âdam min dhahrihi qabla amril malâ’ikati bis sujûd lahu” (dikeluarkannya keturunan Adam dari punggungnya sebelum malaikat diperintahkan sujud kepadanya). Tapi, banyak juga ulama salaf yg berpendapat dikeluarkannya keturunan Adam dilakukan sebelum ditiupkan ruh ke dalam Adam (kâna ba’d nafkhir rûhi fîhi). Mengomentari banyaknya riwayat tersebut, Imam Ibnu Rajab al-Hanbali berpendapat bahwa keluarnya Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam diistimewakan sebab terjadi sebelum ditiupkan ruh kepada Adam. Dasar argumentasinya ialah, sebab Nabi Muhammad ialah prima kausa (penyebab utama) diciptakannya manusia dan alam semesta (al-maqshûd min khalqil nau’il insâniyyi). (Imam Ibnu Rajab al-Hanbali, Lathâ’if al-Ma’ârif fî mâ li Mawâsim al-‘Âm min al-Wadhâ’if, 2005, h. 115) 

Diriwayatkan dari Imam Qatadah (61-118 H) bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda (HR. Imam Ibnu Sa’d dan Imam al-Thabrani):

كنتُ أوَّل النّبِيّين في الخلق وأخرهم في البعث

“Aku ialah nabi pertama yg diciptakan dan yg paling akhir diutus.” (Imam Ibnu Rajab al-Hanbali, Lathâ’if al-Ma’ârif fî mâ li Mawâsim al-‘Âm min al-Wadhâ’if, 2005, h. 116)

Karena itu, ketika Nabi Adam ‘alaihissalam merasa ajalnya telah dekat, ia memanggil anaknya, Syits dan berwasiat kepadanya. Dalam sebuah riwayat dikatakan (Riwayat Imam Ibnu ‘Asakir):

ﻭﻗﺪ ﺃﺧﺮﺝ ﺍﺑﻦ ﻋﺴﺎﻛﺮ ﻋﻦ ﻛﻌﺐ ﺍﻷﺧﺒﺎﺭ ﺃﻥ ﺁﺩﻡ ﺃﻭﺻﻰ ﺍﺑﻨﻪ ﺷﻴﺚ ﻓﻘﺎﻝ ﻛﻠﻤﺎ ﺫﻛﺮﺕ ﺍﻟﻠﻪ ﻓﺎﺫﻛﺮ ﺇﻟﻰ ﺟﻨﺒﻪ ﺍﺳﻢ ﻣﺤﻤﺪ ﻓﺈﻧﻲ ﺭﺃﻳﺖ ﺍﺳﻤﻪ ﻣﻜﺘﻮﺑﺎ ﻋﻠﻰ ﺳﺎﻕ ﺍﻟﻌﺮﺵ ﻭﺃﻧﺎ ﺑﻴﻦ ﺍﻟﺮﻭﺡ ﻭﺍﻟﺘﻴﻦ ﺛﻢ ﺇﻧﻲ ﻃﺮﻓﺖ ﻓﻠﻢ ﺃﺭﻯ ﻓﻲ ﺍﻟﺴﻤﺎﺀ ﻣﻮﺿﻌﺎ ﺇﻻ ﺭﺃﻳﺖ ﺍﺳﻢ ﻣﺤﻤﺪ ﻣﻜﺘﻮﺑﺎ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﻟﻢ ﺃﺭﻯ ﻓﻲ ﺍﻟﺠﻨﺔ ﻗﺼﺮﺍ ﻭﻻ ﻏﺮﻓﺔ ﺇﻻ ﺍﺳﻢ ﻣﺤﻤﺪ ﻣﻜﺘﻮﺑﺎ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﻟﻘﺪ ﺭﺃﻳﺖ ﺍﺳﻢ ﻣﺤﻤﺪ ﻣﻜﺘﻮﺑﺎ ﻋﻠﻰ ﻧﺤﻮﺭ ﺍﻟﺤﻮﺭ ﺍﻟﻌﻴﻦ ﻭﻋﻠﻰ ﻭﺭﻕ ﻗﺼﺐ ﺁﺟﺎﻡ ﺍﻟﺠﻨﺔ ﻭﻋﻠﻰ ﻭﺭﻕ ﺷﺠﺮﺓ ﻃﻮﺑﻰ ﻭﻋﻠﻰ ﻭﺭﻕ ﺳﺪﺭﺓ ﺍﻟﻤﻨﺘﻬﻰ ﻭﻋﻠﻰ ﺃﻃﺮﺍﻑ ﺍﻟﺤﺠﺐ ﻭﺑﻴﻦ ﺃﻋﻴﻦ ﺍﻟﻤﻼﺋﻜﺔ ﻓﺄﻛﺜﺮ ﺫﻛﺮﻩ ﻓﺈﻥ ﺍﻟﻤﻼﺋﻜﺔ ﺗﺬﻛﺮﻩ ﻓﻲ ﻛﻞ ﺳﺎﻋﺎﺗﻬﺎ

“Ibnu Asakir mengeluarkan sebuah riwayat dari Ka’b, bahwa sesungguhnya Adam memberi wasiat kepada anaknya, Syits. Adam berkata: “Setiap kali kau berdzikir kepada Allah, berdzikirlah juga buat nama yg mendampingi-Nya, Muhammad. Karena sesungguhnya aku melihat nama Muhammad tertulis di sisi ‘Arsy, sementara aku (masih) di antara ruh dan tanah. Kemudian aku pindahkan pandanganku, aku tak melihat satu tempat pun di langit kecuali aku melihat nama Muhammad tertulis di sana. Tidak kulihat di surga, gedung dan kamar kecuali nama Muhammad tertulis di sana. Sungguh aku melihat nama Muhammad tertulis di leher para bidadari, tertulis di dedaunan tumbuhan surga, tertulis di dedaunan pohon Thuba, tertulis di dedaunan Sidratul Muntaha, tertulis di sudut-sudut sekat dan tertulis di antara mata-mata malaikat. Maka, perbanyaklah dzikir menyebut namanya, sebab malaikat juga berdzikir (menyebut nama)nya di setiap saat.” (Imam Jalaluddin al-Suyuthi, al-Hâwî li al-Fatâwî, Beirut: Darul Kutub al-Ilmiyyah, 2015, juz 2, h. 137)

Sebagai tambahan, Syits ialah seorang nabi. Ia merupakan anak Nabi Adam yg paling baik pekertinya, pengetahuannya dan ibadahnya. Imam Wahb bin Munabbih (34-114 H) mengatakan: “kâna Syîts min ajmali waladi Âdam wa afdlalihim wa asybahihim bihi wa ahabbihim ilaihi” (Syits ialah anak Adam yg paling baik, paling mulia, paling mirip dgnnya, dan paling dicintai oleh Adam) (Imam al-Nawawi, Tahdzîb al-Asmâ’ wa al-Lughât, Beirut: Darul Kutub al-Ilmiyyah, tt, h. 248).

Sementara nama Ahmad, menurut Imam al-Suhaili, ialah penyebutan dalam lisan Nabi Musa dan Isa (ammâ Ahmad fahuwa ismuhu alladzi summiya bihi ‘ala lisâni ‘Isa wa Mûsa). Nabi Isa ‘alaihissalam berkata (QS. As-Saff: 6): “dan memberi kabar gembira dgn kedatangan rasul setelahku bernama Ahmad.” Begitu pun Nabi Musa ketika berdoa kepada Allah menggunakan nama Ahmad. Ia berdoa:

اللهُمّ اجْعَلْنِي مِنْ أُمَّةِ أحْمَدَ، فبِأحْمد ذُكِر قَبْل أن يُذْكر بمحمد، لِأنّ حَمْدَه لربّه كان قبل حَمْد النّاس له، فلمّا وُجِد وبُعث كان محَمَّدًا بالفعلِ

“Ya Allah, jadikanlah aku termasuk umat Ahmad. Dengan nama Ahmad, ia disebut sebelum disebut Muhammad, sebab pujiannya kepada Tuhannya sebelum pujian (seluruh) manusia kepadaNya. Maka, ketika ia berwujud dan diutus, ia menjadi Muhammad sebab perilakunya.” (Imam al-Muhaddits Abu al-Qasim al-Suhaili, al-Radul al-Unuf wa ma’ahu al-Sîrah al-Nabawiyyah li Ibni Hisyâm, 2008, juz 1, h. 310-311)

Nama Muhammad ialah nama yg sangat istimewa dipandang dari sudut pandang apapaun, bahkan dari segi jumlah hurufnya. Menurut Imam Syamsuddin al-Safiri al-Syafi’i (w. 906 H), salah satu keistimewaan nama Muhammad ialah kesesuaian jumlahnya dgn nama Allah (Lafdul Jalalah). Ia menulis:

كونه علي أربعة أحرف، والحكمة في جعله كذلك ليوافق الله تعالي فإن عدد لفظ الجلالة أربعة أحرف كمحمّد

“(Nama) Muhammad terdiri dari empat huruf. Hikmahnya ialah supaya sesuai dgn (nama) Allah ta’ala, sebab jumlah Lafdul Jalalah ialah empat huruf seperti (nama) Muhammad.” (Imam Syamsuddin Muhammad al-Safiri, al-Majâlis al-Wa’dhiyyah fî Syarh Ahâdîts Khair al-Bariyyah min Shahîh al-Imâm al-Bukhârî, Beirut: Darul Kutub al-Ilmiyyah, 2004, juz 2, h. 117)

Kesesuaian itu penting sebab Allah dan Muhammad tak dapat dipisahkan dari iman Islam. Siapa pun yg berkehendak menjadi Muslim, ia harus mengucapkan dua kalimat syahadat; penegasan tiada tuhan selain Allah, dan Muhammad ialah utusan-Nya. Jika tak, imannya tak sempurna. Itulah pentingnya nama Muhammad. Nama yg dapat mengubah nasib manusia di akhirat kelak. Wallahu a’lam bish shawwab…

Muhammad Afiq Zahara, alumni PP. Darussa’adah, Bulus, Kritig, Petanahan, Kebumen





Uncategorized

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.