Begini Tips dari Mantan Returnis & Narapidana Teroris Melawan Doktrin Radikalisme

, JAKARTA – Mantan Returnis ISIS Nurshadrina Khaira Dhania (20) menegaskan bahwa salah satu penyebab terjangkitnya seseorang kepada paham radikalisme kekerasan dan terorisme ialah sebab tak berpikir kritis. Sehingga ajaran radikal yg berasal dari doktrin dan propaganda tak disaring dgn seksama dan dipertanyakan kebenarannya. Akibatnya, seseorang langsung memegangnya sebagai kebenaran.

“Salah satu cara membentengi diri dari paham radikal ialah dgn berfikir kritis, atau meningkatkan critical thinking kita. Jadi kalau ada narasi-narasi yg agak aneh, menyebar kebencian, itu kita kritisi dulu, bener gak sih,” ujar mantan Returnis ISIS Nurshadrina Khaira Dhania di Jakarta pekan lalu. Dikutip dari Nu Online, Senin (3/11/2019)

Ia mengaku, ketika tergoda oleh propaganda ISIS, dirinya tak menerapkan cara berpikir kritis, sehingga propaganda ISIS dianggap sebagai kebenaran. Hal itulah yg membuatnya pergi ke Suriah pada tahun 2016 bersama dgn keluarga besarnya.

Menurutnya, berpikir kritis sangat penting buat menanggulangi ajakan kelompok teror tersebut. Sebab terorisme merupakan aksi kekerasan yg diawali dgn doktrin radikalisme dan intoleransi yg mau mudah luntur dgn berpikir kritis.  

“Dalam surat Al-Hujurat ayat 6 sendiri kan Allah memerintahkan kepada kita buat selalu memeriksa berita yg datang kepada kita supaya tak mencelakakan suatu kaum sebab kebodohan kita. Setelah itu kita bertanya kepada orang-orang yg lebih mengetahui, apakah itu aparat pemerintahan atau kepada alim ulama,” tutur Dhania.

Lain Dhania, lain pula Umar Patek. Terpidana kasus terorisme ini memiliki tip tersendiri buat menghindari diri dari tipu muslihat kelompok teror. Caranya dgn belajar agama pada ulama yg moderat atau wasathiyah. “Alangkah bagusnya bila belajar langsung kepada ulama yg memiliki pemahaman yg wasathiyah,” ujar pekan lalu.  

Pria bernama alias Hisyam bin Alizein ini mengatakan, ajaran kekerasan masuk secara perlahan dan kerap tanpa disadari. Sehingga membutuhkan kewaspadaan tingkat tinggi buat menyadari keberadaannya di sekitar kita.  

“Awalnya hanya membicarakan Islam secara dasar, secara umum, namun ketika telah masuk unsur-unsur kekerasan seperti kamu membunuh ini, kamu melakukan ini atau pengerusakan ini kamu mau mendapatkan pahala. Di situlah tanda ajaran teror masuk,” ucapnya.  

Apalagi bila ditambahi dgn iming-iming yg luar biasa menggiurkan, misalnya masuk surga dan segala kenikmatan di dalamnya.  

“Siapa yg tak tertarik ketika diberi janji-janji seperti itu, kamu dapat masuk surga dgn jalan pintas bila membunuh si ini, si itu. Orang dijanbilan harta milyaran saja tertarik apalagi dijanbilan surga. Apalagi mereka yg dulunya preman atau pernah berbuat kesalahan dan lain-lain, ketika diberi janji seperti itu mereka seolah-olah diberi pengampunan atau payung hukum agama. Ini yg berbahaya,” tutur Umar.  

Untuk itu ia menekankan supaya sebaiknya mencari guru yg beraliran paham Islam yg moderat sehingga tak perlu menghawatirkan iming-iming dan janji-janji seperti itu.

Baca Juga:  MUI Keluarkan Fatwa Soal Cara Pengurusan Jenazah Pasien Covid-19





Uncategorized

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.