, Bandung – Salah seorang mantan pimpinan organisasi terlarang Hisbut Tahrir Indonesia (HTI) mengikuti proses kaderisasi Ansor Kota Bandung kali ini. Ya, dia ialah Ayik Heriansyah, yg merupakan mantan Ketua HTI Bangka Belitung.
Ayik merupakan satu dari ratusan peserta Pelatihan Kepemimpinan Dasar (PKD) Gerakan Pemuda Ansor Kota Bandung, yg diselenggarakan di Pondok Pesantren Sukamiskin, Sabtu-Minggu (30 Agustus-1 September 2019). Ayik mengaku bila keputusannya bergabung dgn Ansor Kota Bandung, merupakan kemauan sendiri buat memantapkan pemahamannya tentang ahlu sunnah wal jamaah (aswaja) ke NU an.
“Saya mau jadi kader Ansor. Dan mendalami aswaja dari para Kyai NU,” kata Ayik, sebagaimana dikutip dari prfmnews.com, Minggu (1/1/2019).
Saat ditanya lebih jauh tentang alasannya keluar dari HTI, Ayik mengaku telah menyadari bahwa gerakan yg ditawarkan HTI bukan gerakan dakwah, melainkan ideologi buat merebut kekuasaan.
“Setelah 10 tahun saya bergabung, saya sadar bahwa ini bukan gerakan dakwah. Tapi ini bahkan mengarah ke kudeta,” tegas Ayik.
“HTI secara organisasi telah dilarang. Tapi individu-individunya masih ada. Maka kita harus tetap waspada. Kita ajak kembali ke pangkuan NKRI,” imbuh Ayik.
Ayik berpesan bila kader Ansor Kota Bandung harus berani mengimbangi gagasan dan ideologi yg ditawarkan HTI.
“Mereka bergerak melalu jalur ideologi dan politik. Kita juga harus bergerak pada jalur yg sama. Saygnya mereka (HTI) tak pernah mau dialog terbuka,” kata Ayik.
Dalam pembukaan PKD Zona Timur GP Ansor Kota Bandung, hadir Wakasat Intel Polrestabes Bandung, Komandan Koramil 1810/ AAM Arcamanik, Ketua KNPI Kota Bandung, dan sejumlah tokoh masyarakat.
Selain itu, di barisan peserta, ada juga tiga dosen UIN Sunan Gunung Djati Bandung yg siap bergabung dgn organisasi kepemudaan di bawah Nahdlatul Ulama ini.