Empat Jenis Kufur atau Kafir dalam Ahlussunnah wal Jamaah

Ayat-ayat awal Surat Al-Baqarah menyinggung orang kafir yg dihadapi oleh Nabi Muhammad SAW. Surat Al-Baqarah ayat 6-7 menjelaskan bahwa orang kafir tak mau beriman meski diperingatkan atau tak oleh nabi Muhammad. Pasalnya, Allah telah menutup hati mereka. Pendengaran dan penglihatan mereka juga terhalang.

 

Baca Juga: Saat Kufur dan Syirik Terbersit di Hati Seorang Mukmin

Dalam menjelaskan Surat Al-Baqarah ayat 6, Imam Al-Baghowi dalam tafsirnya Ma’alimut Tanzil menyebut empat jenis kufur: kufur ingkar, kufur juhud, kufur inad, dan kufur nifaq.

1. Kufur/kafir ingkar.

Kufur ingkar ialah kekafiran orang yg tak mengenal Allah dan tak mengakui-Nya sama sekali.

2. Kufur/kafir juhud.

Kufur juhud ialah kekafiran orang yg mengenal Allah dgn batinnya, tetapi tak mau mengikrarkan melalui lisannya. Mereka yg masuk dalam kategori kufur ini ialah Iblis dan sebagian Yahudi Madinah yg mengenal kerasulan Nabi Muhammad lalu mengingkarinya seperti keterangan Surat Al-Baqarah ayat 89.

3. Kufur/kafir inad.

Kufur inad ialah kekafiran orang yg mengenal Allah dgn batinnya, mengakui-Nya secara lisan, tetapi enggan memeluk agama-Nya. Mereka yg masuk dalam kategori kufur ini ialah salah satunya ialah Abu Thalib.

Abu Thalib pernah mengatakan, “Aku tahu bahwa agama (yg disampaikan) Muhammad ialah sebaik-baik agama manusia. Kalau tak ada hinaan dan menghindari cacian, kau mau mendapatiku toleran jelas dgn itu.”

4. Kufur/kafir nifaq

Kufur nifaq ialah kekafiran orang yg mengikrarkan Islam secara lisan, tetapi batinnya tak mengakuinya. Mereka yg masuk dalam kategori kufur ini ialah sebagian Yahudi Madinah seperti keterangan Al-Baqarah ayat 8 dan seterusnya.

وَجَمِيعُ هَذِهِ الْأَنْوَاعِ سَوَاءٌ فِي أَنَّ مَنْ لَقِيَ اللَّهَ تَعَالَى بِوَاحِدٍ مِنْهَا لَا يُغْفَرُ لَهُ

Artinya, “Orang yg mati dalam keadaan salah satu dari empat jenis kafir ini tak mau diampuni.” (Al-Baghowi, Ma’alimut Tanzil).

 

Baca Juga: Hukum Mengafirkan Orang Muslim sebab Dosa Tertentu

Adapun orang beriman yg masuk ke dalam kategori kufur nikmat, memiliki salah satu sifat dari tiga tanda orang munafik (seperti disebutkan dalam hadits, yaitu berdusta, berkhianat, dan mengingkari janji), atau orang Islam yg melakukan dosa besar tak tergolong ke dalam kategori kufur, menurut aqidah Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja).

 

Baca Juga: Menurut Aswaja, Sejauh Mana Menganggap Kafir Diperbolehkan?

Namun demikian, dalam pandangan aqidah Ahlussunnah wal Jamaah, orang kafir dalam masa transisi kerasulan atau ahli fatrah di masa kekosongan rasul tak mau mendapat siksa dari Allah sebagaimana keterangan Surat Al-Isra ayat 15. Tetapi, adabnya kita harus berinteraksi dgn baik kepada mereka yg termasuk ke dalam empat kategori kafir ini. Wallahu a’lam. (Alhafiz Kurniawan)

Uncategorized

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.