Kita sering mendengar bahwa kebersihan ialah sebagian dari iman. Meskipun kita tak tahu secara persis makna kebersihan yg sesungguhnya. Dalam hal ini Hujjatul Islam Imam al-Ghazali menulis bab tersendiri dalam karya monumentalnya Ihyâ’ ‘Ulûmiddîn yg kemudian menyinggung empat (4) tingkatan bersuci.
Dalil Bersuci menurut  Imam Al-Ghazali
Imam al-Ghazali dalam kitab Mukhtashar Ihyâ’ halaman 25 (Dar Al-Kutub Islamiyah) menukil beberapa hadits dan ayat al-Qur’an yg bersinggungan dgn bersuci. Di antaranya ialah sabda Rasulullah saw:
اَلْوÙضÙوْء٠شَطْر٠الْإÙيْمَان٠(رواه ابن أبي شيبة. ضعيÙ)
Artinya, “Wudhu ialah sebagian dari iman.†(HR. Ibnu Abi Syaibah). (Jalaluddin as-Suyuthi, Jâmi’us Shaghîr, juz II, halaman, 385).
Â
Wudhu yg dimaksud ialah membersihkan diri ketika hendak melaksanakan shalat. Dalam hadis lain juga disebutkan:
بÙÙ†ÙÙŠÙŽ الدّÙيْن٠عَلَى النَّظَاÙÙŽØ©Ù. (قال العراقي ÙÙŠ تخريج Ø£Øاديث الإØياء: لم أجده)
Artinya: “Agama dibangun di atas kebersihan.†(Al-‘Iraqi berkata dalam Takhrîju Ahâdîtsil Ihyâ’: “Aku tak menemukannya.â€). (Al-‘Ajluni, Kasyful Khafâ’, juz I, halaman 228).
Â
Allah swt juga berfirman:
Â
ÙÙيْه٠رÙجَالٌ ÙŠÙØÙبّÙوْنَ اَنْ يَتَطَهَّرÙوْا
Artinya: “Allah mencintai orang-orang yg membersihkan diri.†(QS at-Taubah: 108)
Dari dalil-dalil di atas kita dapat mengetahui pentingnya kebersihan.Â
Â
4 Tingkatan Bersuci menurut Imam al-Ghazali
Lebih lanjut Imam al-Ghazali membagi tingkatan bersuci dalam empat (4) tingkatan:
1. Â Menyucikan anggota tubuh bagian luar dari hadats dan najis. Artinya kita membersihkan fisik atau tubuh kita dari sesuatu yg menghalangi keabasahan shalat, baik dari hadats besar ataupun hadats kecil; baik tempat, pakaian, ataupun perlengkapan yg digunakan buat shalat.
2. Menyucikan fisik dari perilaku jahat, buruk atau perbuatan dosa. Memang, tingkatan kedua ini muncul dari dorongan hati, namun pekerjaanya dilakukan oleh fisik itu sendiri, seperti mencuri, berzina dan lain-lain.
3. Membersihkan hati dari akhlak buruk. Artinya perbuatan tercela yg ada di dalam hati, yg tak tampak oleh mata, seperti iri, dengki, dan berburuk sangka.
4. Lebih dalam lagi, yakni membersihkan hati dari selain Allah. Tingkatan keempat ini ialah tingkatan bersuci para nabi dan shâdiqîn.
Substansi 4 Tingkatan Bersuci menurut al-GhazaliÂ
Masing-masing tingkatan bersuci mengandung dua hal, yaitu takhliyah dan tahliyah. Takhliyah dgn menggunakan huruf khâ’ bermakna mengosongkan atau membersihkan; sedangkan tahliyah menggunakan huruf ha’ bermakna menghiasi. Sehingga, selain harus membersihkan diri dari sifat-sifat buruk, orang yg bersuci juga diharuskan buat menghiasi diri dgn perbuatan terpuji. Selain membersihkan jiwa dari dosa, juga harus menghiasi diri kita dgn ketaatan.
Â
Karena itu, hendaknya kita tak menygka bahwa yg dimaksud dgn kebersihan hanya kebersihan secara lahiriah saja. Serta jangan pula menygka bahwa melalui empat (4) tingkatan bersuci dapat dilakukan dgn mudah dan dalam waktu yg singkat. Bahkan seandainya umur kita panjang, paling kita hanya mencapai sebagaian dari empat (4) tingkatan bersuci menurut Imam al-Ghazali tersebut. Wallâhu a’lam.
Â
Zillul ‘Ain, Mahasantri di Mahad Aly Nurul Jadid
Â
Â
Â