Khutbah Idul Adha: Kurban, Pengorbanan, & Kemanusiaan

Naskah khutbah Jumat kali ini mengajak kepada khalayak buat mengingat perihal kurban sebagai hakikat kemanusiaan. Dengan ini diharapkan kita semua mampu menghidupkan sensitivitas kita sebagai manusia, terlebih di era pandemi Covid-19 ini.

Teks khutbah Jumat berikut ini berjudul “Kurban, Pengorbanan, dan Kemanusiaan”. Untuk mencetak naskah khutbah Jumat ini, silakan klik ikon print berwarna merah di atas atau bawah artikel ini (pada tampilan dekstop). Semoga bermanfaat! (Redaksi)


Khutbah I

Â

 اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرْ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً، لَاإِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ، صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَأَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ الْأَحْزَابَ وَحْدَهُ، لاَإِلهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ وَللهِ اْلحَمْدُ.

اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ أَمَاتَ ÙˆÙŽ أَحْيَى. اَلْحَمْدُ للهِ الًّذِيْ أَمَرَنَا بِالتَّقْوَى ÙˆÙŽ نَهَانَا عَنِ اتِّبَاعِ الْهَوَى. اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ جَعَلَ لَنَا عِيْدَ الْفِطْرِ ÙˆÙŽ اْلأَضْحَى. أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ نِعْمَ الْوَكِيل وَنِعْمَ الْمَوْلَى، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ ÙˆÙŽ مَنْ يُنْكِرْهُ فَقَدْ ضَلَّ ضَلاَلاً بَعِيدًا. ÙˆÙŽ صَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا ÙˆÙŽ حَبِيْبِنَا الْمُصْطَفَى، مُحَمَّدٍ نَبِيِّ الْهُدَى، الَّذِيْ لاَ يَنْطِقُ عَنْ الْهَوَى، إِنْ هُوَ إِلاَّ وَحْيٌ يُوْحَى، ÙˆÙŽ عَلَى اَلِهِ ÙˆÙŽ أَصْحَابِهِ أَهْلِ الصِّدقِ ÙˆÙŽ الْوَفَا. اَللَّهُمَّ اجْعَلْنَا مِمَّنْ اِتَّبَعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الْجَزَا. أَمَّا بَعْدُ: فَيَاأيُّهَا الإِخْوَان، أُوْصِيْكُمْ ÙˆÙŽ نَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنْ، قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي اْلقُرْانِ اْلكَرِيمْ: أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الَّشيْطَانِ الرَّجِيْم، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمْ إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ. فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ. إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْأَبْتَرُ. صَدَقَ اللهُ العَظِيمْÂ

Jamaah shalat Idul Adha hadâkumullâh, 

Segala puji bagi Allah swt, Tuhan alam semesta, yg telah menganugerahkan berjuta kenikmatan kepada kita di antaranya ialah kenikmatan beridul adha walau dalam suasana pandemi Covid-19 yg belum juga mereda. Semua ini harus kita syukuri sebagai hamba yg tahu diri, sebab segala yg terjadi di muka bumi ini, Allahlah yg paling mengerti.

Pada tahun ini, kita kembali merayakan Idul Adha dalam keterbatasan. Gelombang kedua penyebaran Covid-19 di tanah air yg terus mengalami lonjakan, membuat pemerintah mengambil kebijakan ketat dalam rangka wujud perlindungan. Tidak semua daerah dapat melaksanakan kegiatan Ibadah shalat Idul Adha sebagaimana biasa. Begitu juga ibadah kurban yg selalu mengiringi hari raya ini pun tak serta merta dapat dilaksanakan dgn leluasa. Sekali lagi, ini ialah wujud ikhtiar kita bersama buat menjaga diri, sehingga negeri ini mampu melewati takdir yg telah didatangkan oleh Allah yg maha tinggi.

تَصَرُّفُ الْأِمَاِم عَلَى الرَّاعِيَّةِ مَنُوْطٌ بِالْمَصْلَحَةِ

“Tindakan pemerintah terhadap rakyatnya dilakukan berdasarkan kemaslahatan.”

اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ ولله الحمد
Â

Jamaah Idul Adha yg dirahmati Allah swt, 

Dalam situasi sulit yg sedang melanda, Hari Raya Idul Adha tak boleh kehilangan makna dan esensinya. Idul Adha mengajarkan kepada kita bagimana berani berkorban dgn apa yg kita punya buat membatu orang lain yg membutuhkan uluran tangan kita. Di antaranya ialah dgn ibadah kurban yg merupakan wujud pengorbanan buat kemanusiaan pada sesama. Kita harus dapat mengambil hikmah mulia, ketika Allah swt memerintahkan Nabi Ibrahim as buat menyembelih putra semata waygnya, Nabi Ismail as. Perintah suci ini mengandung makna bahwa hidup perlu pengorbanan buat memperkuat tali persaudaraan antarsesama.Â

Manusia ialah makhluk sosial yg tak dapat hidup sendiri. Manusia merupakan makhluk yg membutuhkan orang lain dalam mewujudkan eksistensi. Maka ketika kita ada kelebihan rezeki dan dapat berkorban dgn kurban bagi orang lain di tengah pandemi, alangkah baiknya tak ditunda-tunda lagi. Yakinlah, bahwa kurban kita mau diterima Allah swt dan mau dilipatgandakan pahalanya sebab benar-benar mampu membantu orang lain yg sedang mengalami kesulitan dan duka. Dalam sebuah hadits yg diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abu Hurairah ra Rasulullah bersabda:

مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ اللَّهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَ اللَّهُ عَلَيْهِ فِى الدُّنْيَا وَالآخِرَةِÂ

Artinya: “Siapa yg menyelesaikan kesulitan seorang mukmin dari berbagai kesulitan-kesulitan dunia, niscaya Allah mau memudahkan kesulitan-kesulitannya pada hari kiamat. Siapa yg memudahkan orang yg sedang kesulitan niscaya Allah mudahkan baginya di dunia dan akhirat.Â

اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ ولله الحمدÂ

Jamaah Idul Adha yg dirahmati Allah swt, 

Kisah keteguhan iman dan kerelaan Nabi Ibrahim dalam mengorbankan sesuatu yg paling dicintainya, patut dicontoh oleh kita semua. Ketika kita mengorbankan sesuatu bagi sesama, maka marilah kita berikan yg terbaik buat mereka. Kita tak perlu khawatir bila harta yg kita berikan di jalan Allah mau berkurang jumlahnya. Malah sebaliknya, Allah telah berjanji bahwa siapa saja memberikan yg terbaik dari hartanya dalam rangka kepatuhan menjalankan perintah-Nya, maka mau dilipatgandakan dgn jumlah yg tak terduga-duga bagi siapa saja yg dikehendaki Allah swt. Hal ini ditegaskan dalam surah Al-Baqarah ayat 261 berbunyi:Â

مَثَلُ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنْبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنْبُلَةٍ مِائَةُ حَبَّةٍ ۗ وَاللَّهُ يُضَاعِفُ لِمَنْ يَشَاءُ ۗ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ

Artinya: “Perumpamaan orang-orang yg menafkahkan harta mereka di jalan Allah ialah dgn butir benih yg menumbuhkan tujuh butir, pada setiap butir seratus biji. Allah (terus-menerus) melipatgandakan bagi siapa yg Dia kehendaki. Dan Allah Mahaluas (karuniaNya) laga Maha Mengetahui.”  Â

اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وللهِ الْحَمْدُ
Â

Jamaah Idul Adha yg dirahmati Allah swt, 

Ibadah kurban yg telah dicontohkan oleh Nabi Ibrahim as juga memiliki makna ajaran buat menjunjung tinggi kemanusiaan dalam beragama. Kita perlu merenungkan mengapa Allah swt mengganti Nabi Ismail as dgn seekor domba. Hal ini mengandung hikmah di antaranya tak diperbolehkannya mengorbankan dan meneteskan darah manusia. Penggantian “objek kurban” dari manusia ke binatang juga mengandung makna bahwa manusia memiliki hak buat hidup di dunia. Siapa pun atas nama apa pun tak boleh menghilangkannya.

Dalam konteks kekinian, kita harus menjunjung tinggi hak asasi manusia yakni hak buat hidup, mendapatkan kesehatan, dan terjaga keselamatan jiwanya. Apalagi di tengah pandemi Covid-19 yg belum juga mereda, kita tak boleh egois dan abai sehingga menjadikan orang lain celaka. Penerapan protokol kesehatan sebagai ikhtiar terhindar dari Covid-19 harus ditegakkan bersama. Tidak dapat hanya dilakukan oleh sebagian orang saja. Kedisiplinan kita dalam menjaga diri, yg dimulai dari diri sendiri, mau berdampak kepada keselamatan orang lain sehingga kemanusiaan pun dapat kita junjung tinggi.

Allah swt berfirman dalam QS Al Maidah ayat 32:

مَنْ قَتَلَ نَفْسًاۢ بِغَيْرِ نَفْسٍ اَوْ فَسَادٍ فِى الْاَرْضِ فَكَاَنَّمَا قَتَلَ النَّاسَ جَمِيْعًاۗ وَمَنْ اَحْيَاهَا فَكَاَنَّمَآ اَحْيَا النَّاسَ جَمِيْعًا

Artinya: “Barangsiapa membunuh seseorang, bukan sebab orang itu membunuh orang lain, atau bukan sebab berbuat kerusakan di bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh semua manusia. Barangsiapa memelihara kehidupan seorang manusia, maka seakan-akan dia telah memelihara kehidupan semua manusia.”
Â

اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وللهِ الْحَمْدُ

Jamaah Idul Adha yg dirahmati Allah swt, 

Demikianlah hikmah kurban yg merupakan wujud pengorbanan kita dalam rangka menjunjung tinggi kemanusiaan. Semoga kita mau menjadi sosok yg membawa kemaslahatan bagi sesama dan kehidupan kita senantiasa mendapatkan ridha dan keberkahan dari Allah swt. Amin

 بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِى اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَافِيْهِ مِنْ آيَةِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ وَإِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ، وَأَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم 

Khutbah II

اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ 

اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِي إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا. أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُواااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَّى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِيِّ يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ 

اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتَنِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ 

H. Muhammad Faizin, Sekretaris PCNU Kabupaten Pringsewu, Lampung





Uncategorized

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.