Khutbah Jumat: Bagaimana Menyikapi Berbagai Musibah & Kesulitan Hidup?

Khutbah I

 

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ وَفَّقَ مَنْ شَاءَ مِنْ خَلْقِهِ بِفَضْلِهِ وَكَرَمِهِ، وَخَذَلَ مَنْ شَاءَ مِنْ خَلْقِهِ بِمَشِيْئَتِهِ وَعَدْلِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَلَا شَبِيْهَ وَلَا مِثْلَ وَلَا نِدَّ لَهُ، وَلَا حَدَّ وَلَا جُثَّةَ وَلَا أَعْضَاءَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَحَبِيْبَنَا وَعَظِيْمَنَا وَقَائِدَنَا وَقُرَّةَ أَعْيُنِنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، وَصَفِيُّهُ وَحَبِيْبُهُ. اَللهم صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِ اللهِ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَّالَاهُ، وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ، وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ.

أَمَّا بَعْدُ، فَإِنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ الْقَائِلِ فِيْ مُحْكَمِ كِتَابِهِ: وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا، وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ، وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ (الطلاق: ٢٣)

 

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,

Mengawali khutbah yg singkat ini, khatib berwasiat kepada kita semua, terutama kepada diri khatib pribadi buat senantiasa berusaha meningkatkan ketakwaan dan keimanan kita kepada Allah subhanahu wa ta’ala dgn menjalankan semua kewajiban dan menjauhkan diri dari segala yg dilarang dan diharamkan.

 

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,

Kita tanamkan dalam hati bahwa seandainya seluruh manusia dan jin bersatu buat membuat kita celaka, maka mereka tak mau mampu mencelakai kita kecuali bila Allah menghendaki hal itu. Demikian pula seandainya seluruh manusia dan jin bersatu buat memberikan manfaat kepada kita, maka mereka tak mau memberikan manfaat kepada kita kecuali apabila Allah menetapkan hal itu. Oleh sebabnya, marilah kita menyerahkan semua urusan kepada Allah ta’ala dan kita percaya penuh kepada-Nya. Apa pun yg Allah kehendaki terjadi, pasti mau terjadi, dan apa pun yg tak Allah kehendaki, pasti tak mau pernah terjadi.

 

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Marilah kita ingat selalu bahwa kita sekarang ini bukan tengah berada di surga, melainkan kita berada di kehidupan dunia. Sebagaimana kita tahu bahwa dunia ialah tempat berbagai musibah dan bala’. Dunia ini memperdaya, mendatangkan mara bahaya dan pada akhirnya berlalu begitu saja. Marilah kita bertawakal kepada Allah dan bersabar atas musibah yg Allah ubilan kepada kita. Jangan sampai kita memprotes atau menyalah-nyalahkan Allah. Allah ta’ala berfirman:

 

لَا يُسْأَلُ عَمَّا يَفْعَلُ وَهُمْ يُسْأَلُونَ (الأنبياء: ٢٣)

 

Maknanya: “Allah tak ditanya tentang apa yg Dia perbuat, tetapi para hambalah yg mau ditanya” (QS al Anbiya’: 23)

 

Allah subhabahu wa ta’ala ialah pencipta dan pemilik segala sesuatu. Allah berbuat apa pun dalam kekuasaan-Nya sesuai dgn apa yg Dia kehendaki. Marilah kita bersabar sebagaimana diperintahkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala dalam Al-Qur’an:

 

وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ (١٥٥) الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ (١٥٦) (البقرة: ١٥٥-١٥٦)

 

Maknanya: “Dan Kami pasti mau menguji kalian dgn sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yg sabar, (yaitu) orang-orang yg apabila ditimpa musibah, mereka berkata “Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un” (sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali buat dihisab)” (QS al Baqarah: 155-156)

 

Saudaraku seiman,

Jika kita terkena musibah, hendaklah kita meneladani Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam kesabarannya. Al-Bukhari meriwayatkan dalam Shahih-nya dari sahabat Anas bin Malik radliyallahu ’anhu bahwa ia masuk bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam buat melihat putranya yg bernama Ibrahim saat sakratul maut. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian mengambilnya dan menciumnya. Kemudian setelah itu kami menengoknya lagi dan saat itu Ibrahim telah terenggut nyawanya. Kedua mata Nabi pun mengalirkan air mata. ‘Abdurrahman bin ‘Auf radliyallahu ’anhu berkata kepadanya, “Anda pun menangis, wahai Rasulullah?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Wahai Ibnu ‘Auf, sungguh inilah rasa kasih sayg. Nabi kembali meneteskan air mata dan bersabda:

 

إِنَّ العَيْنَ تَدْمَعُ، وَالقَلْبَ يَحْزَنُ، وَلاَ نَقُولُ إِلَّا مَا يَرْضَى رَبُّنَا، وَإِنَّا بِفِرَاقِكَ يَا إِبْرَاهِيمُ لَمَحْزُوْنُوْنَ

 

Maknanya: “Sungguh mata ini meneteskan air mata, hati pun bersedih, tetapi kami tak mengatakan kecuali apa yg Allah ridhai, dan sungguh kami bersedih sebab berpisah dgnmu, wahai Ibrahim.”

 

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Allah ta’ala di dalam Al-Qur’an telah bersumpah dalam surat al-Balad bahwa manusia diciptakan dgn berbagai kesulitan hidup, susah payah dan keletihan. Allah ta’ala berfirman:

 

لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ فِي كَبَدٍ (البلد: ٤)

 

Maknanya: ”Sungguh, Kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah” (QS al Balad: 4)

 

Kesulitan yg pertama kali dialami seorang manusia ialah ketika tali pusarnya dipotong, kemudian ketika diikatkan bedung ke badannya sehingga ia merasakan ketaknyamanan dan susah bergerak. Lalu ia merasakan kesulitan ketika menyusu kepada ibunya. Seandainya ia tak menyusu, maka ia mau terlantar dan kelaparan. Lalu ia merasakan sakit saat tumbuh giginya. Setelah itu ia mau mengalami kesulitan saat disapih, melebihi rasa sakit terkena pukulan. Kemudian ia merasakan rasa sakit saat dikhitan. Setelah melewati itu semua, ia mau menghadapi guru yg mendidiknya, menggemblengnya dan terkadang memberikan hukuman kepadanya.

 

Setelah itu, ia mau disibukkan dgn persiapan nikah dan disibukkan dgn pekerjaan setiap hari buat dapat menafkahi keluarganya. Lalu ia mau disibukkan dgn urusan anak dan istri. Kemudian disibukkan dgn membangun rumah dan melengkapinya dgn berbagai perabot rumah tangga. Setelah itu, ia mau memasuki usia tua, badan lemah dan beberapa anggota badan tak berfungsi sebagaimana mestinya. Belum lagi berbagai penyakit yg sewaktu-waktu dapat saja menyerangnya, flu: sakit kepala, sakit gigi, sakit jantung, sakit paru-paru, terinfeksi virus dan lain sebagainya. Ditambah lagi dgn beban hidup seperti hutang, mengangsur cicilan, dicaci orang, dibicarakan kejelekannya dan lain sebagainya. Hingga tibalah saatnya sakratul maut yg luar biasa sakitnya. Setelah hembusan nafas yg terakhir, apakah berakhir semua kesulitannya?. Belum, hadirin sekalian. Setelah itu, ia mau memasuki alam barzakh dan alam akhirat. Ada pertanyaan malaikat Munkar dan Nakir. Ada hisab. Ada perjalanan melewati shirath. Hingga pada akhirnya masa penentuan itu tiba, apakah ia mau merasakan berbagai kenikmatan surga ataukah ia mau sengsara di neraka.

 

Saudara-saudara seiman,

Karenanya, marilah kita laksanakan semua perintah Allah. Marilah kita saling berpesan serta berwasiat buat berpegangteguh dgn kebenaran dan kesabaran.

 

Marilah kita bersabar atas musibah dan bala` yg menimpa kita. Jangan sampai kita bermaksiat kepada Allah disebabkan musibah yg menimpa kita. Jangan sampai musibah dan berbagai kesulitan hidup menyebabkan kita melanggar aturan-aturan Allah. Janganlah kita memprotes Allah ketika terkena bala’ dan musibah. Hendaklah kita bersabar dan terus menerus menjalankan kewajiban dan menjauhi perkara yg diharamkan dalam keadaan apa pun, seberat apa pun masalah yg kita hadapi.

 

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Jika hati kita sedih sebab ditimpa musibah, bila dada kita sesak dgn berbagai kesulitan hidup, salah satu obat yg mau menenangkan hati dan pikiran kita ialah pergi ke makam. Kita berziarah ke makam orang tua, keluarga dan kawan-kawan kita. Kita renungkan di sana, di manakah rumah terakhir kita. Kemanakah kita mau pergi meninggalkan dunia ini. Hendaklah diketahui bahwa seandainya nilai dunia ini sebanding dgn satu sayap seekor nyamuk saja, niscaya Allah tak mau memberikan kepada orang kafir apa pun meskipun hanya seteguk air di dunia ini. Artinya, dunia ini tak ada nilainya sama sekali menurut Allah. Dunia ini tak ada nilainya sama sekali dibandingkan dgn kehidupan akhirat. Dunia ialah penjara bagi orang yg sempurna imannya dan ibarat surga bagi orang kafir.

 

Hal yg paling bernilai dan paling penting bagi kita -melebihi apa pun di dunia ini- ialah meninggal dgn membawa islam dan iman yg sempurna.

 

Saudaraku seiman,

Selezat apa pun makanan yg kita makan, pasti mau menjadi kotoran. Semahal apa pun pakaian yg kita kenakan, pada akhrnya pasti mau dibuang ke tempat sampah. Sebesar dan semewah apa pun rumah yg kita bangun, pasti tak mau kita bawa mati. Rumah terakhir kita semuanya berukuran sama, tak lebih dari 1 x 2 meter. Sedangkan apa yg kita perbuat di dunia ini, maka kita mau mendapatkan balasannya. Kematian ialah kepastian yg telah ditetapkan oleh Allah. Perpisahan dgn orang-orang yg kita cintai di dunia ini ialah janji Allah yg pasti terpenuhi. Kehidupan di dunia ini permulaannya ialah kedla’ifan dan kelemahan dan berakhir dgn kematian dan kuburan.

 

Marilah kita bersabar atas bala yg Allah ubilan kepada kita. Jangan sampai kita memprotes dan menyalah-nyalahkan Allah. Kita yakin bahwa pada setiap kejadian pasti ada hikmahnya.

 

Hadirin yg dirahmati Allah,

Demikian khutbah yg singkat ini. Mudah-mudahan bermanfaat dan membawa barakah bagi kita semua. Amin Ya Rabbal ‘Alamin.

 

أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

 

Khutbah II

 

إِنَّ الْحَمْدَ لِلّٰهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اَللهم صَلِّ وَسَلِّمْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدِنِ الصَّادِقِ الْوَعْدِ الْأَمِيْنِ، وَعَلٰى إِخْوَانِهِ النَّبِيِّيْنَ وَالْمُرْسَلِيْنَ، وَارْضَ اللهم عَنْ أُمَّهَاتِ الْمُؤْمِنِيْنَ، وَآلِ الْبَيْتِ الطَّاهِرِيْنَ، وَعَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ، أَبِيْ بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ، وَعَنِ الْأَئِمَّةِ الْمُهْتَدِيْنَ، أَبِيْ حَنِيْفَةَ وَمَالِكٍ وَالشَّافِعِيِّ وَأَحْمَدَ وَعَنِ الْأَوْلِيَاءِ وَالصَّالِحِيْنَ.

أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ فَاتَّقُوْهُ، وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلٰى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ

عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَاتَّقُوْهُ يَجْعَلْ لَكُمْ مِنْ أَمْرِكُمْ مَخْرَجًا، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.

 

Ustadz Nur Rohmad, Pemateri/Peneliti di Aswaja NU Center PWNU Jawa Timur dan Ketua Biro Peribadatan & Hukum, Dewan Masjid Indonesia Kab. Mojokerto

 





Uncategorized

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.