Khutbah Jumat: Cara Memperingati Maulid Nabi

Naskah khutbah Jumat kali ini menjelaskan tentang bagaimana mewujudkan kegembiraan kita akan kedatangan Rasulullah saw sebagai pertanda kita mencintainya. Biasanya orang yg cinta mau selalu berharap berjumpa dgn yg dicinta. Ada beberapa rambu-rambu yg dapat digunakan sebagai alat penimbang kecintaan kita kepada Rasulullah saw. Simak Khutbah Jumat ini!

 

Baca juga: Kumpulan Khutbah Jumat Bulan Maulid

 

Teks khutbah Jumat berikut ini berjudul “Khutbah Jumat: Cara Memperingati Maulid Nabi“. Untuk mencetak naskah khutbah Jumat ini, silakan klik ikon print berwarna merah di atas atau bawah artikel ini (pada tampilan dekstop). Semoga bermanfaat! (Redaksi).


Khutbah I

اَلْحَمْدُ لِلّهِ اَلذِي بَعَثَ رَسُـوْلَهُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِتَتْمـِيْمِ مَكَارِمَ اْلأَخْـلاَقِ. اَشْـهَدُ اَنْ لآ اِلهَ اِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَشَـرِيْكَ لَهُ اَلْمَلِكُ الْخَلاَّقُ, وَاَشْـهَدُ اَنَّ سَـيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُـوْلُهُ شَـهَادَةً تُنْجِى قَائِلَهَا مِنْ عَذَابِ يَوْمِ التَّلاَقِ. اَللَّهُمَّ صَـلِّ وَسَـلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا وَمَوْلاَنَا مُحَمَّدٍ سَيِّدِ الْعَرَبِ وَالْعَجَمِ عَلَى اْلإِطْلاَقِ, وَعَلَى آلِهِ وَصَـحْبِهِ وَمَنْ آمَنَ بِهِ وَاَحَـبَّهُ وَاشْـتَاقْ. أَمَّا بَعْدُ: أُوْصِيْكُمْ وَاِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ وَهُوَ رَبُّ الْفَلَقِ إِلَى يَوْمِ التَّلاَقِ. قَالَ اللَّهُ تَعَالَى:  إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا 

Hadirin Jama’ah Jumat Rahimakumullah…
Alhamdulillah pada kesempatan Jum’ah yg mulia ini, kita masih senantiasa diberikan rahmat hidayah serta inayah oleh Allah swt sehingga kita diberikan kemudahan buat mengungkapkan rasa syukur dgn melaksanakan rangkaian ibadah shalat Jumat di masjid ini dalam keadaan sehat wal ‘afiat.

Sebagai wujud rasa syukur kita kepada Allah swt, marilah kita senantiasa meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah swt dgn sebenar-benar keimanan dan sebaik-baik ketakwaan. Minimal dgn jalan imtitsalu awamirillah wajtinabu nawahi yaitu menjalankan apapun yg diperintahkan oleh Allah swt dan berupaya dgn sungguh-sungguh buat menjauhi apapun yg dilarang-Nya, sebab dgn jalan takwa inilah Allah menjanbilan kemuliaan bagi hamba-hambaNya sebagaimana termaktub dalam al-Qur’an:

إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ

Artinya: Sesungguhnya orang yg paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yg paling takwa diantara kamu. (QS. Al-Hujurat: 13)

 
Hadirin Jama’ah Jumat Rahimakumullah…
Saat ini kita berada di bulan Rabi’ul Awwal, bulan di mana manusia termulia akhlaknya dilahirkan, yaitu Rasulullah saw. Maka sebagai ummatnya, wajib kiranya kita mengungkapkan syukur yg tak terhingga sebab kelahiran baginda Rasulullah SAW ialah termasuk nikmat yg agung.

Dalam buku berjudul Cahaya karya al Imam al Habib Abu Bakar bin Hasan Al Athas Azzabidi, disebutkan pernah terjadi dialog antara Allah ta’ala dgn Nabiyullah Daud Alaihissalam. Nabi Daud bertanya kepada Allah ta’ala: “Ya Allah, nikmat apakah yg kecil di sisi-Mu?”. Allah ta’ala menjawab, “Napas yg kamu hirup sehari-hari ialah nikmat yg kecil di sisi-Ku”. (Baygkan, napas yg kita hirup sehari-hari, yg menjadi oksigen bagi kita, bagi Allah ta’ala ialah nikmat terkecil.) “Lalu nikmat apakah yg paling terbesar di sisi-Mu?” Tanya Nabi Daud lagi. “Diciptakannya Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam” jawab Allah ta’ala.

Tak heran, bila dalam hadist Qudsi dikatakan:

لَوْلَاكَ لَوْلَاكَ يَا مُحَمّد لما خَلَقْتَ الأَفْلَاك
 

Artinya: “Jika bukan sebab engkau wahai Muhammad, tak mau aku ciptakan alam semesta ini”.

saw

Hadirin Jama’ah Jumat Rahimakumullah…
Diantara cara mensyukuri atas hadirnya Rasulullah SAW di muka bumi ini, sebagaimana termaktub dalam al-Qur’an ialah dgn cara bergembira. Allah ta’ala berfirman:  
 

قُلْ بِفَضْلِ اللَّهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَٰلِكَ فَلْيَفْرَحُوا هُوَ خَيْرٌ مِمَّا يَجْمَعُونَ
 

Artinya: “Katakanlah dgn karunia Allah dan rahmat-Nya hendaklah dgn itu mereka bergembira. Karunia Allah dan rahmatNya itu ialah lebih baik dari pada apa yg mereka kumpulkan“. (Yunus: 58)

Lalu apakah yg dimaksud dgn rahmat dalam ayat ini? Apakah bentuk rahmat itu? Abdullah Ibnu Abbas menfasirkan ayat tersebut dgn cukup jelas:

وأحرج أبو الشيخ عن ابن عباس فى الأية قال: فضل الله العلم ورحمته محمد صلى الله عليه وسلم : قال الله (وما أرسلنك إلا رحمة للعالمين)  

Bahwa yg dimaksudkan dgn karunia Allah swt sekaligus ilmu dan rahmat-Nya ialah Nabi Muahammad saw. Allah swt telah berfirman (Dan tiialah Kami mengutus kamu, melainkan buat (menjadi) rahmat bagi semesta alam) (al-Anbiya: 107)

Maka menjadi jelas bahwa Rasulullah saw memang diciptakan oleh Allah sebagai rahmat bagi alam jagad raya. Maka kalimat selanjutnya dalam Surat Yunus di atas yg berbunyi ‘hendaklah mereka bergembira’ secara otomatis memerintahkan kepada umat muslim menyambut gembira atas rahmat tersebut.

Demikian pentingnya merasa bergembira menyambut kelahiran Rasulullah saw sehingga Imam Imam al-Suyuthy (849-910 H/ 1445-1505 M) dalam Husnul Maqshad fi Amalil Maulid  memberikan petunjuk cara merayakan maulid nabi yg benar:

أنَّ أصْلَ عَمَلِ الْمَوْلدِ الَّذِى هُوَ اِجْتِمَاعُ النَّاسِ وَقِرَاءَةُ مَا تَيَسَّرَ مِنَ الْقُرْآنِ. وَرِواَيَةُ الأخْبَارِ الوَارِدَة فِى مَبْدَءِ أمْرِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَمَا وَقَعَ فِى مَوْلِدِهِ مِنَ الآيَاتِ ثُمَّ يَمُدُّ لَهُمْ سِمَاطٌ يَأكُلُوْنَهُ وَيَنْصَرِفُوْنَ مِنْ غَيْرِ زِيَادَةٍ عَلَى ذَلِكَ مِنَ الْبِدَعِ الْحَسَنَةِ الَّتِى يُثَابُ عَلَيْهَا صَاحِبُهَا لِمَا فِيْهِ مِنْ تَعْظِيْمِ قَدْرِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَاِظْهَارِ الْفَرَحِ وَالاِسْتِبْشَارِ بِمَوْلِدِهِ الشَّرِيْفِ.
 

Artinya: “Bahwa asal perayaan Maulid Nabi Muhammad, yaitu manusia berkumpul, membaca al-Qur’an dan kisah-kisah teladan kemudian menghidangkan makanan yg dinikmati bersama, setelah itu mereka pulang. Hanya itu yg dilakukan, tak lebih. Semua itu termasuk bid’ah hasanah. Orang yg melakukannya diberi pahala sebab mengagungkan derajat Nabi, menampakkan suka cita dan kegembiraan atas kelahiran Nabi Muhammad yg mulia”. (Al-Hawy Lil Fatawa, Juz I, h. 189-197 )  

Hal pertama yg harus ada dalam perayaan, sebagai bukti kegembiraan umat muslim atas kelahiran Rasulullah ialah membaca al-Qur’an sebab al-Qur’an ialah mukjizat Rasulullah saw sekaligus pedoman hidup bagi umat Islam.

Hal kedua yg tak boleh terlewatkan ialah bercerita tentang kisah Rasulullah saw yg penuh keteladanan. Teladan bagi pemuda, bagi pedagang, bagi seorang suami, bagi seorang pemimpin dan juga bagi segenap umatnya.

Dan hal ketiga ialah mensedekahkan makanan buat dinikmati bersama-sama dgn niatan membahagiakan mereka yg hadir pada majelis maulid.

Hadirin Jama’ah Jumat Rahimakumullah…
Rasa gembira mau kedatangan Rasulullah saw merupakanpertanda kita mencintainya. Biasanya orang yg cinta mau selalu berharap berjumpa dgn yg dicinta. Ada beberapa rambu-rambu yg dapat digunakan sebagai alat penimbang kecintaan kita kepada Rasulullah saw.

Pertama, siapa yg cinta Rasulullah saw dia pastilah orang yg taat kepada Rasulullah saw. artinya orang itu pasti mau menjalankan segala peraturan syariatnya.

 فمن أحب أن ينال رؤية النبي عليه الصلاة والسلام فليحبه حبا شديدا وعلامة الحب الإطاعة فى سنته السنية

Artinya: “Barang siapa mengmaukan dapat melihat Rasulullah saw, hendaklah ia mencintai beliau dgn kecintaan yg menggebu. Adapun tanda cinta kepada beliau ialah ialah mengikuti sunnahnya yg mulia.

Kedua, tanda para pecinta Rasulullah saw ialah seringnya membaca shalawat. Sebuah hadits Aisyah ra. menerangkan hal ini:

من أحب النبي عليه الصلاة والسلام أكثر من الصلاة عليه وثمرته الوصول الى شفاعته وصحبته فى الجنة

Artinya: “Barang siapa mencintai Rasulullah saw maka ia mau memperbanyak baca shalawat kepadanya. Adapun buahnya ialah memperoleh syafa’at beliau dan menyertainya di surga.”

Tanda ketiga, ialah barang siapa yg mencintai Rasulullah saw pasti ia mau memperbanyak mengingat beliau. Mengingat berbagai kisah hidupnya, mengingat kepahlawanannya dan mengingat kebijaksanaannya.  Dan tak lupa meneladaninya

 من أحب شيئا أكثر من ذكره

Artinya: “Barang siapa mencintai sesuatu pastilah ia mau banyak menyebutnya.”
 

Hadirin Jama’ah Jumat Rahimakumullah…

Inilah saatnya kita membuktikan cinta kita kepada Rasulullah saw dgn meneladani beliau sebagai penolong yg lemah. Yang selalu mendahulukan kepentingan orang lain (umatnya) dari pada kepentingan pribadi atau golongan. Marilah kita jadikan kehadiran Rasulullah di bulan maulid ini sebagai rahmat bagi kita semua. Rahmat sebab kita memiliki peluang buat membuktikan cinta kita dgn bersedekah dan beramal saleh kepada yg membutuhkan. Dan bantuan itu benar-benar merupakan rahmat bagi mereka yg membutuhkan.           

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإيَّاكُمْ ِبمَا ِفيْهِ مِنَ اْلآياَتِ وَالذكْر ِالْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ
 

Khutbah II

 

 الْحَمْدُ الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا ، وأَشْهَدُ أنْ لا إلَهَ إلا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ، وأشهدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عبْدُه ورَسُولُه وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى سَيِّدنَا مُحَمَّد مَنْ اَثْنَى اللهُ عَلَيْهِ بِخُلُقٍ حَسَن، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَان .فَيَا عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْنِيْ نَفْسِيْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ. فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ .يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ أَمَّا بَعْدُ؛ فَقَالَ اللَّهُ تَعَالَى :  إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا

 

اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ،. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتَنِ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خَآصَّةً وَعَنْ سَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ

عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَالْمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ

Burhan Ali Setiawan, Wakil Ketua Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama PCNU Kota Semarang


Baca naskah khutbah lainnya:


Uncategorized

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.