Khutbah Jumat: empat Resep Hidup Bahagia

Materi khutbah Jumat ini memaparkan bahwa kebahagiaan yg menjadi tujuan hidup manusia dapat terwujud sebab beberapa hal, di antaranya rezeki yg halal, qanaah, taat kepada Allah sekaligus bias merasakan manisnya ketaatan itu.

 

Teks khutbah Jumat berikut ini berjudul “Khutbah Jumat: 4 Resep Hidup Bahagia”. Untuk mencetak naskah khutbah Jumat ini, silakan klik ikon print berwarna merah di atas atau bawah artikel ini (pada tampilan dekstop). Semoga bermanfaat! (Redaksi)


Khutbah I

 

الْحَمْدُ لِلّٰهِ الْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ هَدَانَا سُبُلَ السّلَامِ، وَأَفْهَمَنَا بِشَرِيْعَةِ النَّبِيّ الْكَريمِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلٰهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، ذُو الْجَلَالِ وَالْإكْرَامِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسُوْلُهُ، اللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمّدٍ وَعَلَى اٰلِه وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعينَ بِإحْسَانٍ إلَى يَوْمِ الدِّيْنِ

أَمَّا بَعْدُ: فَيَايُّهَا الْإِخْوَانِ، أوْصُيْكُمْ وَ نَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي اْلقُرْاٰنِ اْلكَرِيمْ: أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ: يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَقُوْلُوْا قَوْلًا سَدِيْدًاۙ، يُّصْلِحْ لَكُمْ اَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْۗ وَمَنْ يُّطِعِ اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا. وَقَالَ تَعَالَى: يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقٰىتِهٖ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. صَدَقَ اللهُ العَظِيمُ

Jamaah shalat Jumat hafidzakumullah,

Setelah kita menjalankan shalat fardhu lima waktu, kita terbiasa berdoa:

 

رَبَّنا آتِنَا فِي الدُّنْيا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

 

“Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka.”

 

Pertanyaannya, bagaimana cara menggapai hidup bahagia? Tentu kita mau menjawabnya sesuai dgn tuntunan Allah swt dan Rasulullah Nabi Muhammad saw. Dalam Al-Qur’an surat An-Nahl ayat 97 Allah berfirman:

 

مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِّنْ ذَكَرٍ اَوْ اُنْثٰى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهٗ حَيٰوةً طَيِّبَةًۚ وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ اَجْرَهُمْ بِاَحْسَنِ مَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ

 

Artinya: “Barangsiapa mengerjakan kebabilan, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka pasti mau Kami berikan kepadanya kehidupan yg baik dan mau Kami beri balasan dgn pahala yg lebih baik dari apa yg telah mereka kerjakan” (QS an-Nahl: 97).

 

Imam al-Qurtubi menjelaskan di dalam kitabnya Tafsir al-Qurtubi  juz 10 halaman 174 bahwa terdapat beberapa tanda hidup bahagia:

 

Pertama ialah rezeki yg halal. Rezeki yg halal membuat hidup menjadi bahagia dan berkah, segala urusan menjadi mudah, keluarga penuh sakinah, mawaddah, dan rahmah, putra-putrinya saleh dan salehah, jiwa raga semangat buat ibadah, harta melimpah ruah, dapat digunakan buat haji dan umrah ke Makkah, serta ziarah Nabi Muhammad saw di Madinah, dan meninggal dalam keadaan husnul khatimah. Âmîn.

 

Rezeki yg halal menjadi pertanda seseorang hidup bahagia di dunia ini. Hal ini terbukti bila kita melihat beberapa contoh dalam kehidupan nyata: sebuah keluarga yg serba pas-pasan, membesarkan putra putrinya dgn serba kekurangan, namun dgn harta yg halal, alhmdulillah berkah dan dapat buat mengarungi kehidupan. Walaupun bila dirumuskan dgn matematika manusia, tak mau cukup. Namun matematika Allah dapat mencukupinya. Bagaimana tidak, bila sebulan penghasilan kurang dari satu juta, harus menghidupi 5 anaknya, namun dapat cukup. Tidak hanya itu, sebab berkah rezeki halal, anak-anaknya juga menjadi orang yg dapat dibanggakan. Rezeki yg halal merupakan tanda hidup bahagia.

 

Kedua, qanaah, ridha dgn pemberian Allah, dalam bahasa Jawa disebut nerimo ing pandum (menerima terhadap bagian yg diberikan Allah SWT). Seseorang yg memiliki uang banyak, jabatan yg tinggi, harta yg melimpah ruah, namun tak memiliki sifat qanaah, ia mau selalu kurang, serakah, rakus, dan tentunya hidupnya tak bahagia. Nabi Muhammad saw bersabda  dalam hadits Riwayat Imam Muslim dalam Shahih Muslim juz 2 halaman 730:

 

قَدْ أَفْلَحَ مَنْ أَسْلَمَ، وَرُزِقَ كَفَافًا، وَقَنَّعَهُ اللهُ بِمَا آتَاهُ

Artinya: “Sungguh beruntung orang yg masuk Islam, diberi kecukupan rezeki, dan diberikan qanaah oleh Allah atas apa yg diberikan kepadanya.

 

Bagaimana supaya kita dapat qanaah? Nabi bersabda dalam sebuah hadis yg diriwayatkan oleh Imam Muslim:

 

انْظُرُوا إِلَى مَنْ أَسْفَلَ مِنْكُمْ، وَلَا تَنْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَكُمْ، فَهُوَ أَجْدَرُ أَنْ لَا تَزْدَرُوا نِعْمَةَ اللهِ عَلَيْكُمْ

 

Artinya: “Lihatlah orang yg ada di bawah kalian, jangan melihat seseorang yg ada di atas kalian, hal tersebut supaya kalian tak meremehkan nikmat Allah kepada kalian (HR. Muslim).

 

Sebagai contoh, seseorang yg memiliki mobil harus bersyukur sebab masih banyak orang yg naik motor dan tak mampu membeli mobil. Mereka yg naik motor harus bersyukur sebab masih banyak yg naik sepeda dan tak mampu membei motor. Orang yg naik sepeda juga wajib bersyukur, sebab masih ada yg berjalan kaki dan tak mampu membeli sepeda. Begitu juga orang yg berjalan, harus bersyukur sebab masih ada yg tak dapat berjalan, dan begitu seterusnya”. Orang yg memiliki sifat qanaah menunjukkan hidupnya Bahagia dan tak susah.

 

Ketiga, taufiquhu ilath-thâ‘at, yakni mendapatkan pertolongan Allah buat melakukan kebaikan, ibadah, dan taat kepada Allah swt.  Bagaimana supaya kita mendapatkan pertolongan Allah? Allah berfirman dalam Al-Qur’an Surat Muhammad ayat 7:

 

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِنْ تَنْصُرُوا اللّٰهَ يَنْصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ اَقْدَامَكُمْ

 

Artinya: “Hai orang-orang mukmin, bila kamu menolong (agama) Allah, niscaya Allah mau menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.”

 

Menurut Imam Ath-Thabari dalam Tafsir Jamiul Bayan juz 21 halaman 191, Allah mau menolong orang yg beramal sesuai dgn apa yg dicintai dan diridhoi Allah swt, yaitu orang yg berjuang di jalan Allah. Seperti orang yg menuntut ilmu, mengajar di lembaga keilmuan, orang yg memakmurkan masjid, dan sesamanya.  Merekalah orang yg mau mendapatkan pertolongan Allah dan hidupnya mau diwarnai dgn kebahagiaan.

 

Keempat, halâwah thâ‘ât, yaitu merasakan manisnya ibadah dan taat kepada Allah swt. Nabi bersabda dalam sebuah hadis yg diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari dalam Shahih al-Bukhari, juz 1 halaman 12:

 

ثَلَاثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ حَلَاوَةَ الْإِيمَانِ أَنْ يَكُوْنَ اللّٰهُ وَرَسُولُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا ، وَأَنْ يُحِبَّ الْمَرْءَ لَا يُحِبُّهُ إِلَّا لِلَّهِ ، وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُودَ فِى الْكُفْرِ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِي النَّارِ

 

Artinya: “Ada tiga orang yg dapat menemukan manisnya keimanan: (1) orang yg lebih mencintai Allah dan Rasul dibanding selainnya, (2) orang yg mencintai seseorang sebab Allah, (3) orang yg membenci buat kembali kepada kekufuran sebagaimana ia benci dimasukkan ke neraka.  

 

Dari sini dapat disimpulkan bahwa anjuran Rasulullah supaya kita menggapai kebahagiaan ialah memperoleh rezeki yg halal, qanaah (menerima) apa yg telah diberikan Allah, mendapat pertolongan Allah dalam ketaatan, dan dapat merasakan nikmatnya keimanan. Semoga kita semua selalu mendapatkan rahmat Allah supaya kita menjadi manusia yg bahagia hidup di dunia dan akhirat. Amin.

 

باَرَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي القُرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيّاكُمْ بِالآياتِ وذِكْرِ الحَكِيْمِ.  إنّهُ تَعاَلَى جَوّادٌ كَرِيْمٌ مَلِكٌ بَرٌّ رَؤُوْفٌ رَحِيْمٌ

 

Khutbah II

 

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِي إلَى رِضْوَانِهِ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا

 

أَمَّا بَعْدُ فَيَا اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّٰهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيّ وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

 

اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ الْاَحْيَآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللّٰهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلَامَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلَاءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلَازِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خَآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عَآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَر

 

Rustam Ibrahim, dosen UIN Raden Mas Said Surakarta


Baca naskah khutbah Jumat lainnya:


 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Khutbah Jumat: empat Resep Hidup Bahagia

Materi khutbah Jumat ini memaparkan bahwa kebahagiaan yg menjadi tujuan hidup manusia dapat terwujud sebab beberapa hal, di antaranya rezeki yg halal, qanaah, taat kepada Allah sekaligus bias merasakan manisnya ketaatan itu.

 

Baca juga: Khutbah Jumat: Membangun Optimisme Menjalani Hidup

Teks khutbah Jumat berikut ini berjudul “Khutbah Jumat: 4 Resep Hidup Bahagia”. Untuk mencetak naskah khutbah Jumat ini, silakan klik ikon print berwarna merah di atas atau bawah artikel ini (pada tampilan dekstop). Semoga bermanfaat! (Redaksi)


Khutbah I

 

الْحَمْدُ لِلّٰهِ الْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ هَدَانَا سُبُلَ السّلَامِ، وَأَفْهَمَنَا بِشَرِيْعَةِ النَّبِيّ الْكَريمِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلٰهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، ذُو الْجَلَالِ وَالْإكْرَامِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسُوْلُهُ، اللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمّدٍ وَعَلَى اٰلِه وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعينَ بِإحْسَانٍ إلَى يَوْمِ الدِّيْنِ

أَمَّا بَعْدُ: فَيَايُّهَا الْإِخْوَانِ، أوْصُيْكُمْ وَ نَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي اْلقُرْاٰنِ اْلكَرِيمْ: أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ: يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَقُوْلُوْا قَوْلًا سَدِيْدًاۙ، يُّصْلِحْ لَكُمْ اَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْۗ وَمَنْ يُّطِعِ اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا. وَقَالَ تَعَالَى: يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقٰىتِهٖ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. صَدَقَ اللهُ العَظِيمُ

Jamaah shalat Jumat hafidzakumullah,

Setelah kita menjalankan shalat fardhu lima waktu, kita terbiasa berdoa:

 

رَبَّنا آتِنَا فِي الدُّنْيا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

 

“Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka.”

 

Pertanyaannya, bagaimana cara menggapai hidup bahagia? Tentu kita mau menjawabnya sesuai dgn tuntunan Allah swt dan Rasulullah Nabi Muhammad saw. Dalam Al-Qur’an surat An-Nahl ayat 97 Allah berfirman:

 

مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِّنْ ذَكَرٍ اَوْ اُنْثٰى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهٗ حَيٰوةً طَيِّبَةًۚ وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ اَجْرَهُمْ بِاَحْسَنِ مَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ

 

Artinya: “Barangsiapa mengerjakan kebabilan, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka pasti mau Kami berikan kepadanya kehidupan yg baik dan mau Kami beri balasan dgn pahala yg lebih baik dari apa yg telah mereka kerjakan” (QS an-Nahl: 97).

 

Imam al-Qurtubi menjelaskan di dalam kitabnya Tafsir al-Qurtubi  juz 10 halaman 174 bahwa terdapat beberapa tanda hidup bahagia:

 

Pertama ialah rezeki yg halal. Rezeki yg halal membuat hidup menjadi bahagia dan berkah, segala urusan menjadi mudah, keluarga penuh sakinah, mawaddah, dan rahmah, putra-putrinya saleh dan salehah, jiwa raga semangat buat ibadah, harta melimpah ruah, dapat digunakan buat haji dan umrah ke Makkah, serta ziarah Nabi Muhammad saw di Madinah, dan meninggal dalam keadaan husnul khatimah. Âmîn.

 

Rezeki yg halal menjadi pertanda seseorang hidup bahagia di dunia ini. Hal ini terbukti bila kita melihat beberapa contoh dalam kehidupan nyata: sebuah keluarga yg serba pas-pasan, membesarkan putra putrinya dgn serba kekurangan, namun dgn harta yg halal, alhmdulillah berkah dan dapat buat mengarungi kehidupan. Walaupun bila dirumuskan dgn matematika manusia, tak mau cukup. Namun matematika Allah dapat mencukupinya. Bagaimana tak, bila sebulan penghasilan kurang dari satu juta, harus menghidupi 5 anaknya, namun dapat cukup. Tidak hanya itu, sebab berkah rezeki halal, anak-anaknya juga menjadi orang yg dapat dibanggakan. Rezeki yg halal merupakan tanda hidup bahagia.

 

Kedua, qanaah, ridha dgn pemberian Allah, dalam bahasa Jawa disebut nerimo ing pandum (menerima terhadap bagian yg diberikan Allah SWT). Seseorang yg memiliki uang banyak, jabatan yg tinggi, harta yg melimpah ruah, namun tak memiliki sifat qanaah, ia mau selalu kurang, serakah, rakus, dan tentunya hidupnya tak bahagia. Nabi Muhammad saw bersabda  dalam hadits Riwayat Imam Muslim dalam Shahih Muslim juz 2 halaman 730:

 

قَدْ أَفْلَحَ مَنْ أَسْلَمَ، وَرُزِقَ كَفَافًا، وَقَنَّعَهُ اللهُ بِمَا آتَاهُ

Artinya: “Sungguh beruntung orang yg masuk Islam, diberi kecukupan rezeki, dan diberikan qanaah oleh Allah atas apa yg diberikan kepadanya.

 

Bagaimana supaya kita dapat qanaah? Nabi bersabda dalam sebuah hadis yg diriwayatkan oleh Imam Muslim:

 

انْظُرُوا إِلَى مَنْ أَسْفَلَ مِنْكُمْ، وَلَا تَنْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَكُمْ، فَهُوَ أَجْدَرُ أَنْ لَا تَزْدَرُوا نِعْمَةَ اللهِ عَلَيْكُمْ

 

Artinya: “Lihatlah orang yg ada di bawah kalian, jangan melihat seseorang yg ada di atas kalian, hal tersebut supaya kalian tak meremehkan nikmat Allah kepada kalian (HR. Muslim).

 

Sebagai contoh, seseorang yg memiliki mobil harus bersyukur sebab masih banyak orang yg naik motor dan tak mampu membeli mobil. Mereka yg naik motor harus bersyukur sebab masih banyak yg naik sepeda dan tak mampu membei motor. Orang yg naik sepeda juga wajib bersyukur, sebab masih ada yg berjalan kaki dan tak mampu membeli sepeda. Begitu juga orang yg berjalan, harus bersyukur sebab masih ada yg tak dapat berjalan, dan begitu seterusnya”. Orang yg memiliki sifat qanaah menunjukkan hidupnya Bahagia dan tak susah.

 

Ketiga, taufiquhu ilath-thâ‘at, yakni mendapatkan pertolongan Allah buat melakukan kebaikan, ibadah, dan taat kepada Allah swt.  Bagaimana supaya kita mendapatkan pertolongan Allah? Allah berfirman dalam Al-Qur’an Surat Muhammad ayat 7:

 

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِنْ تَنْصُرُوا اللّٰهَ يَنْصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ اَقْدَامَكُمْ

 

Artinya: “Hai orang-orang mukmin, bila kamu menolong (agama) Allah, niscaya Allah mau menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.”

 

Menurut Imam Ath-Thabari dalam Tafsir Jamiul Bayan juz 21 halaman 191, Allah mau menolong orang yg beramal sesuai dgn apa yg dicintai dan diridhoi Allah swt, yaitu orang yg berjuang di jalan Allah. Seperti orang yg menuntut ilmu, mengajar di lembaga keilmuan, orang yg memakmurkan masjid, dan sesamanya.  Merekalah orang yg mau mendapatkan pertolongan Allah dan hidupnya mau diwarnai dgn kebahagiaan.

 

Keempat, halâwah thâ‘ât, yaitu merasakan manisnya ibadah dan taat kepada Allah swt. Nabi bersabda dalam sebuah hadis yg diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari dalam Shahih al-Bukhari, juz 1 halaman 12:

 

ثَلَاثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ حَلَاوَةَ الْإِيمَانِ أَنْ يَكُوْنَ اللّٰهُ وَرَسُولُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا ، وَأَنْ يُحِبَّ الْمَرْءَ لَا يُحِبُّهُ إِلَّا لِلَّهِ ، وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُودَ فِى الْكُفْرِ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِي النَّارِ

 

Artinya: “Ada tiga orang yg dapat menemukan manisnya keimanan: (1) orang yg lebih mencintai Allah dan Rasul dibanding selainnya, (2) orang yg mencintai seseorang sebab Allah, (3) orang yg membenci buat kembali kepada kekufuran sebagaimana ia benci dimasukkan ke neraka.  

 

Dari sini dapat disimpulkan bahwa anjuran Rasulullah supaya kita menggapai kebahagiaan ialah memperoleh rezeki yg halal, qanaah (menerima) apa yg telah diberikan Allah, mendapat pertolongan Allah dalam ketaatan, dan dapat merasakan nikmatnya keimanan. Semoga kita semua selalu mendapatkan rahmat Allah supaya kita menjadi manusia yg bahagia hidup di dunia dan akhirat. Amin.

 

باَرَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي القُرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيّاكُمْ بِالآياتِ وذِكْرِ الحَكِيْمِ.  إنّهُ تَعاَلَى جَوّادٌ كَرِيْمٌ مَلِكٌ بَرٌّ رَؤُوْفٌ رَحِيْمٌ

 

Khutbah II

 

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِي إلَى رِضْوَانِهِ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا

 

أَمَّا بَعْدُ فَيَا اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّٰهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيّ وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

 

اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ الْاَحْيَآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللّٰهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلَامَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلَاءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلَازِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خَآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عَآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَر

 

Rustam Ibrahim, dosen UIN Raden Mas Said Surakarta


Baca naskah khutbah Jumat lainnya:


 

Uncategorized

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.