Materi khutbah Jumat mengajak kepada seluruh jamaah buat bersama-sama memajukan pendidikan di Indonesia. Keteladanan guru menjadi kunci penting keberhasilan belajar peserta didik. Namun, tentu saja perbaikan bukan hanya menyasar pada pengajar, tapi juga pelajar, dan para orang tua, lembaga pendidikan, dan sistem pendidikan secara umum.
Teks khutbah Jumat berikut ini berjudul “Khutbah Jumat: Hari Guru Nasional, Mari Menjadi Guru yg Teladan”. Untuk mencetak naskah khutbah Jumat ini, silakan klik ikon print berwarna merah di atas atau bawah artikel ini (pada tampilan dekstop). Semoga bermanfaat! (Redaksi)
Khutbah I
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ حَمْدًا يُوَافِي نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَه، يَا رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِي لِجَلَالِ وَجْهِكَ الْكَرِيْمِ وَلِعَظِيْمِ سُلْطَانِك. سُبْحَانَكَ اللّٰهُمَّ لَا أُحْصِي ثَنَاءً عَلَيْكَ أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِكَ. وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَصَفِيُّهُ وَخَلِيْلُهُ. خَيْرَ نَبِيٍّ أَرْسَلَهُ. أَرْسَلَهُ اللهُ إِلَى الْعَالَمِ كُلِّهِ بَشِيْرًا وَنَذِيْرًا. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَاةً وَسَلَامًا دَائِمَيْنِ مُتَلَازِمَيْنِ إِلَى يَوْمِ الدِّيْن. أَمَّا بَعْدُ فَإنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ الْقَائِلِ فِي كِتَابِهِ الْقُرْآنِ: شَهِدَ اللَّهُ أَنَّهُ لَا إِلٰهَ إِلَّا هُوَ وَالْمَلَائِكَةُ وَأُولُو الْعِلْمِ قَائِمًا بِالْقِسْطِۚ لَا إِلٰهَ إِلَّا هُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Di hari yg mulia ini, khatib menyeru kepada jamaah sekalian buat senantiasa menjaga dan meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah dgn semaksimal mungkin, takwa dalam artian menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Dengan ketakwaan, amal ibadah yg kita lakukan dapat diterima di sisi Allah subhanahu wa ta’ala.
Jamaah yg dirahmati Allah subhanahu wa ta’ala,
Setiap tanggal 25 November kita baru saja memperingati hari guru nasional. Peringatan ini bertujuan buat mengenang, menghargai dan mengapresiasi jasa para guru di Indonesia. Tema hari guru nasional 2021 ialah “Bergerak dgn Hati, Pulihkan Pendidikan”. Melihat tema ini, maka kita sebagai warga Indonesia memiliki tugas buat memulihkan kualitas pendidikan Indonesia, tentunya bukan hanya murid saja yg dituntut buat diperbaiki, namun semua elemen pendidikan, yaitu guru, murid, dan orang tua murid.
Terkait guru, Islam ialah agama yg memposisikan seorang guru di tempat yg mulia. Guru merupakan orang yg berilmu, yg patut dicontoh oleh murid-muridnya. Oleh sebab itu, seorang guru haruslah senantiasa menjaga perilaku dan etikanya supaya dapat menjadi contoh bagi murid-muridnya. Guru ialah seorang yg berilmu, sedang orang yg beriman dan berilmu mau Allah tinggikan derajatnya. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman dalam Al-Quran surah al-Mujialah ayat 11:
يَرْفَعِ اللّٰهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ
Artinya: “Allah mau meninggikan orang-orang yg beriman di antaramu dan orang-orang yg diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat” (QS al-Mujialah: 11).
Jamaah yg dimuliakan Allah subahanahu wa ta’ala
Menjadi guru yg teladan merupakan sebuah keharusan, baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Mengenai keteladanan seorang guru, terdapat kisah antara Imam Syafi’i dan guru dari anak-anak Khalifah Harun Arrasyid. Kisah ini tertulis dalam kitab Miatu Qishhah wa Qishhah min Hayati Imam al-Syafi’i karya Syekh Shiddiq al-Minsyawi.
Suatu hari Imam al-Syafi’i mengunjungi Amirul Mukminin Harun Arrasyid. Beliau meminta izin buat masuk ke rumahnya. Sampai di sana, Imam Syafi’i ditemani pembantu Harun Arrasyid buat menemui Abu ‘Abdul Shamad, guru yg mengajari anak-anak Khalifah Harun.
Si pembantu berkata kepada Imam Syafi’i, “Wahai Imam, ini ialah anak-anak Khalifah Harun dan itu ialah guru mereka, barangkali engkau berkenan memberikan nasihat kepada mereka.”
Imam Syafi’i pun dgn senang hati memberikan nasihat berharga kepada Abdul Shamad:
“Hal pertama yg perlu diperhatikan dalam mendidik seorang murid ialah memperbaiki dirimu terlebih dahulu. Sungguh, pandangan mereka tertuju kepadamu. Mereka mau mengikuti kamu dalam memandang baik buruknya sesuatu. Maka ajarilah mereka Al-Quran. Jangan kamu paksa mereka sehingga mereka jadi bosan buat belajar, jangan juga kamu terlalu lalai sehingga mereka meninggalkan pelajaran. Kemudian ajarilah mereka syair dan hadis supaya jiwa mereka menjadi baik dan mulia. Dan janganlah kamu bawa mereka dari satu pelajaran ke pelajaran lainnya, sebelum mereka benar-benar menguasai pelajaran tersebut. Sebab, banyaknya pembicaraan yg masuk ke pendengaran, dapat membuat sesat pemahaman”
(Muhammad Shiddiq al-Minsyawi, 100 Qishshah wa Qishshah min Hayat al-Syafi’i, Kairo: Qataf Linnasyr wa al-Tawzī’, 2015, hal. 18)
Jamaah salat Jumat yg dirahmati Allah subahanu wa ta’ala
Dari nasihat Imam Syafi’i tersebut, banyak poin-poin penting yg dapat dijadikan pedoman bagi seorang guru. Yaitu, hendaknya seorang guru menjadi teladan bagi seorang murid, teladan dalam arti guru turut dalam mencontohkan perbuatan-perbuatan baik, tak hanya menyuruh murid buat melakukannya.
Misalnya, di sekolah ada peraturan buat melaksanakan salat sunah duha berjamaah, maka selayaknya guru-guru di sekolah tersebut ikut dalam pelaksanaannya, sehingga para murid antusias dalam kegiatan salat duha berjamaah. Misal lainnya ialah dalam menanamkan minat baca, seorang guru harus memulai dari dirinya terlebih dahulu, barulah kemudian menganjurkan kepada murid-muridnya. Termasuk dalam hal kerapihan dan kebersihan.
Poin selanjutnya ialah, ajarilah Al-Quran dan hadis kepada para murid, juga ajarkan mereka ilmu-ilmu kebahasaan. Terakhir, ketika mengajarkan materi kepada anak, guru harus menggunakan cara efektif sehingga murid tak bosan, jangan juga berpindah-pindah dari satu materi ke materi lainnya sebelum dia benar-benar memahaminya.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah.
Demikianlah nasihat Imam Syafi’i kepada guru. Guru ialah profesi yg mulia, mereka bertugas menyebarkan ilmu kepada murid-muridnya, mengajarkan etika dan norma yg baik sekaligus menjadi contoh dan panutan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
فَضْلُ الْعَالِمِ عَلَى الْعَابِدِ كَفَضْلِي عَلَى أَدْنَاكُمْ ثُمَّ قَالَ رَسُولُ اللّٰهِ صلَّى اللّٰهُ عليْهِ وسلَّمَ إنَّ اللّٰهَ وَمَلَائِكتَهُ وأَهلَ السَّماوَاتِ وَالأَرْضِ حَتَّى النَّمْلةَ فِي جُحْرِهَا وَحَتَّى الحُوْتَ لِيُصَلُّونَ عَلى مُعَلِّمِ النَّاسِ الخيرَ
Artinya: Keutamaan seorang yg berilmu atas ahli ibadah ialah seperti keutamaanku atas orang yg paling rendah di antara kalian. Sungguh Allah, malaikat, penduduk langit, dan bumi, bahkan semut di sarangnya, juga ikan paus, mereka semua mendoakan orang yg mengajarkan manusia kepada kebaikan.
بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِي اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنْ آيَةِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِي هٰذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم
Khutbah II
الْحَمْدُ لِلّٰهِ وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ، ثُمَّ الْحَمْدُ لِلّٰهِ. أَشْهَدُ أنْ لآ إلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ لَا نَبِيّ بعدَهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ القِيَامَةِ.
أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يٰأَيُّها الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ. اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ، اَلْأَحْياءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ والقُرُوْنَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتَنِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا إِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عامَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ
اللّٰهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلًا وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَاَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
عٍبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتاءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشاءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَر
Amien Nurhakim, Musyrif Pesantren Luhur Ilmu Hadits Darus-Sunnah dan Mahasiswa Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Baca naskah khutbah Jumat lainnya:
- Khutbah Jumat: Hati-hati Mengambil Ilmu Agama dari Internet
- Khutbah Jumat: 9 Jenis Bertutur Kata menurut Al-Qur’an
- Khutbah Jumat: Berbuat Baik kepada Tetangga
- Khutbah Jumat Singkat: Mari Mudahkan Urusan Orang Lain
Khutbah Jumat: Hari Guru Nasional, Mari Jadi Guru Teladan!
Materi khutbah Jumat mengajak kepada seluruh jamaah buat bersama-sama memajukan pendidikan di Indonesia. Keteladanan guru menjadi kunci penting keberhasilan belajar peserta didik. Namun, tentu saja perbaikan bukan hanya menyasar pada pengajar, tapi juga pelajar, dan para orang tua, lembaga pendidikan, dan sistem pendidikan secara umum.
Â
Teks khutbah Jumat berikut ini berjudul “Khutbah Jumat: Hari Guru Nasional, Mari Menjadi Guru yg Teladan”. Untuk mencetak naskah khutbah Jumat ini, silakan klik ikon print berwarna merah di atas atau bawah artikel ini (pada tampilan dekstop). Semoga bermanfaat! (Redaksi)
Khutbah I
Â
اَلْØÙŽÙ…ْد٠لÙلّٰه٠ØÙŽÙ…ْدًا ÙŠÙوَاÙÙÙŠ Ù†ÙØ¹ÙŽÙ…ÙŽÙ‡Ù ÙˆÙŽÙŠÙكَاÙÙØ¦Ù مَزÙيْدَه، يَا رَبَّنَا Ù„ÙŽÙƒÙŽ الْØÙŽÙ…ْد٠كَمَا يَنْبَغÙÙŠ Ù„ÙØ¬ÙŽÙ„َال٠وَجْهÙÙƒÙŽ الْكَرÙÙŠÙ’Ù…Ù ÙˆÙŽÙ„ÙØ¹ÙŽØ¸Ùيْم٠سÙلْطَانÙÙƒ. Ø³ÙØ¨Ù’ØÙŽØ§Ù†ÙŽÙƒÙŽ Ø§Ù„Ù„Ù‘Ù°Ù‡Ùمَّ لَا Ø£ÙØÙ’ØµÙÙŠ ثَنَاءً عَلَيْكَ أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى Ù†ÙŽÙْسÙÙƒÙŽ. وَأَشْهَد٠أَنْ لَا Ø¥Ùلٰهَ Ø¥Ùلَّا الله ÙˆÙŽØÙ’دَه٠لَا شَرÙيْكَ Ù„ÙŽÙ‡ÙØŒ وَأَشْهَد٠أَنَّ Ù…ÙØÙŽÙ…Ù‘ÙŽØ¯Ù‹Ø§ عَبْدÙه٠وَرَسÙوْلÙه٠وَصَÙÙيّÙه٠وَخَلÙيْلÙÙ‡Ù. خَيْرَ نَبÙيّ٠أَرْسَلَهÙ. أَرْسَلَه٠الله٠إÙÙ„ÙŽÙ‰ الْعَالَم٠كÙلّÙه٠بَشÙيْرًا وَنَذÙيْرًا. اَللّٰهÙمَّ صَلّ٠وَسَلّÙمْ وَبَارÙكْ عَلَى Ø³ÙŽÙŠÙ‘ÙØ¯Ùنَا Ù…ÙØÙŽÙ…Ù‘ÙŽØ¯Ù ÙˆÙŽØ¹ÙŽÙ„ÙŽÙ‰ Ø¢Ù„Ù Ø³ÙŽÙŠÙ‘ÙØ¯Ùنَا Ù…ÙØÙŽÙ…Ù‘ÙŽØ¯Ù ØµÙŽÙ„ÙŽØ§Ø©Ù‹ وَسَلَامًا دَائÙÙ…ÙŽÙŠÙ’Ù†Ù Ù…ÙØªÙŽÙ„َازÙمَيْن٠إÙÙ„ÙŽÙ‰ يَوْم٠الدّÙيْن. أَمَّا بَعْد٠ÙَإنÙّي Ø£ÙوْصÙيْكÙمْ ÙˆÙŽÙ†ÙŽÙْسÙÙŠ Ø¨ÙØªÙŽÙ‚ْوَى الله٠الْقَائÙÙ„Ù ÙÙÙŠ ÙƒÙØªÙŽØ§Ø¨ÙÙ‡Ù Ø§Ù„Ù’Ù‚ÙØ±Ù’آنÙ: Ø´ÙŽÙ‡ÙØ¯ÙŽ Ø§Ù„Ù„Ù‘ÙŽÙ‡Ù Ø£ÙŽÙ†Ù‘ÙŽÙ‡Ù Ù„ÙŽØ§ Ø¥Ùلٰهَ Ø¥Ùلَّا Ù‡ÙÙˆÙŽ وَالْمَلَائÙكَة٠وَأÙولÙÙˆ الْعÙلْم٠قَائÙمًا Ø¨ÙØ§Ù„Ù’Ù‚ÙØ³Ù’Ø·ÙÛš لَا Ø¥Ùلٰهَ Ø¥Ùلَّا Ù‡ÙÙˆÙŽ الْعَزÙيز٠الْØÙŽÙƒÙيمÙ
Â
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Di hari yg mulia ini, khatib menyeru kepada jamaah sekalian buat senantiasa menjaga dan meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah dgn semaksimal mungkin, takwa dalam artian menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Dengan ketakwaan, amal ibadah yg kita lakukan dapat diterima di sisi Allah subhanahu wa ta’ala.
Â
Jamaah yg dirahmati Allah subhanahu wa ta’ala,
Setiap tanggal 25 November kita baru saja memperingati hari guru nasional. Peringatan ini bertujuan buat mengenang, menghargai dan mengapresiasi jasa para guru di Indonesia. Tema hari guru nasional 2021 ialah “Bergerak dgn Hati, Pulihkan Pendidikanâ€. Melihat tema ini, maka kita sebagai warga Indonesia memiliki tugas buat memulihkan kualitas pendidikan Indonesia, tentunya bukan hanya murid saja yg dituntut buat diperbaiki, namun semua elemen pendidikan, yaitu guru, murid, dan orang tua murid.
Â
Terkait guru, Islam ialah agama yg memposisikan seorang guru di tempat yg mulia. Guru merupakan orang yg berilmu, yg patut dicontoh oleh murid-muridnya. Oleh sebab itu, seorang guru haruslah senantiasa menjaga perilaku dan etikanya supaya dapat menjadi contoh bagi murid-muridnya. Guru ialah seorang yg berilmu, sedang orang yg beriman dan berilmu mau Allah tinggikan derajatnya. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman dalam Al-Quran surah al-Mujialah ayat 11:
Â
يَرْÙَع٠اللّٰه٠الَّذÙينَ آمَنÙوا Ù…ÙنْكÙمْ وَالَّذÙينَ Ø£ÙوتÙوا الْعÙلْمَ دَرَجَاتÙ
Â
Artinya: “Allah mau meninggikan orang-orang yg beriman di antaramu dan orang-orang yg diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat†(QS al-Mujialah: 11).
Â
Jamaah yg dimuliakan Allah subahanahu wa ta’ala
Menjadi guru yg teladan merupakan sebuah keharusan, baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Mengenai keteladanan seorang guru, terdapat kisah antara Imam Syafi’i dan guru dari anak-anak Khalifah Harun Arrasyid. Kisah ini tertulis dalam kitab Miatu Qishhah wa Qishhah min Hayati Imam al-Syafi’i karya Syekh Shiddiq al-Minsyawi.
Â
Suatu hari Imam al-Syafi’i mengunjungi Amirul Mukminin Harun Arrasyid. Beliau meminta izin buat masuk ke rumahnya. Sampai di sana, Imam Syafi’i ditemani pembantu Harun Arrasyid buat menemui Abu ‘Abdul Shamad, guru yg mengajari anak-anak Khalifah Harun.
Â
Si pembantu berkata kepada Imam Syafi’i, “Wahai Imam, ini ialah anak-anak Khalifah Harun dan itu ialah guru mereka, barangkali engkau berkenan memberikan nasihat kepada mereka.â€
Â
Imam Syafi’i pun dgn senang hati memberikan nasihat berharga kepada Abdul Shamad:
Â
“Hal pertama yg perlu diperhatikan dalam mendidik seorang murid ialah memperbaiki dirimu terlebih dahulu. Sungguh, pandangan mereka tertuju kepadamu. Mereka mau mengikuti kamu dalam memandang baik buruknya sesuatu. Maka ajarilah mereka Al-Quran. Jangan kamu paksa mereka sehingga mereka jadi bosan buat belajar, jangan juga kamu terlalu lalai sehingga mereka meninggalkan pelajaran. Kemudian ajarilah mereka syair dan hadis supaya jiwa mereka menjadi baik dan mulia. Dan janganlah kamu bawa mereka dari satu pelajaran ke pelajaran lainnya, sebelum mereka benar-benar menguasai pelajaran tersebut. Sebab, banyaknya pembicaraan yg masuk ke pendengaran, dapat membuat sesat pemahamanâ€
(Muhammad Shiddiq al-Minsyawi, 100 Qishshah wa Qishshah min Hayat al-Syafi’i, Kairo: Qataf Linnasyr wa al-Tawzī’, 2015, hal. 18)
Â
Jamaah salat Jumat yg dirahmati Allah subahanu wa ta’ala
Dari nasihat Imam Syafi’i tersebut, banyak poin-poin penting yg dapat dijadikan pedoman bagi seorang guru. Yaitu, hendaknya seorang guru menjadi teladan bagi seorang murid, teladan dalam arti guru turut dalam mencontohkan perbuatan-perbuatan baik, tak hanya menyuruh murid buat melakukannya.
Â
Misalnya, di sekolah ada peraturan buat melaksanakan salat sunah duha berjamaah, maka selayaknya guru-guru di sekolah tersebut ikut dalam pelaksanaannya, sehingga para murid antusias dalam kegiatan salat duha berjamaah. Misal lainnya ialah dalam menanamkan minat baca, seorang guru harus memulai dari dirinya terlebih dahulu, barulah kemudian menganjurkan kepada murid-muridnya. Termasuk dalam hal kerapihan dan kebersihan.
Â
Poin selanjutnya ialah, ajarilah Al-Quran dan hadis kepada para murid, juga ajarkan mereka ilmu-ilmu kebahasaan. Terakhir, ketika mengajarkan materi kepada anak, guru harus menggunakan cara efektif sehingga murid tak bosan, jangan juga berpindah-pindah dari satu materi ke materi lainnya sebelum dia benar-benar memahaminya.
Â
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah.
Demikianlah nasihat Imam Syafi’i kepada guru. Guru ialah profesi yg mulia, mereka bertugas menyebarkan ilmu kepada murid-muridnya, mengajarkan etika dan norma yg baik sekaligus menjadi contoh dan panutan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
Â
Ùَضْل٠الْعَالÙم٠عَلَى Ø§Ù„Ù’Ø¹ÙŽØ§Ø¨ÙØ¯Ù ÙƒÙŽÙَضْلÙÙŠ عَلَى أَدْنَاكÙمْ Ø«Ùمَّ قَالَ رَسÙول٠اللّٰه٠صلَّى اللّٰه٠عليْه٠وسلَّمَ إنَّ اللّٰهَ وَمَلَائÙكتَه٠وأَهلَ السَّماوَات٠وَالأَرْض٠ØÙŽØªÙ‘ÙŽÙ‰ النَّمْلةَ ÙÙÙŠ Ø¬ÙØÙ’Ø±Ùهَا ÙˆÙŽØÙŽØªÙ‘ÙŽÙ‰ الØÙوْتَ Ù„ÙÙŠÙØµÙŽÙ„Ù‘Ùونَ عَلى Ù…ÙØ¹ÙŽÙ„Ù‘Ùم٠النَّاس٠الخيرَ
Â
Artinya: Keutamaan seorang yg berilmu atas ahli ibadah ialah seperti keutamaanku atas orang yg paling rendah di antara kalian. Sungguh Allah, malaikat, penduduk langit, dan bumi, bahkan semut di sarangnya, juga ikan paus, mereka semua mendoakan orang yg mengajarkan manusia kepada kebaikan.
Â
بَارَكَ الله Ù„ÙÙŠ ÙˆÙŽÙ„ÙŽÙƒÙمْ ÙÙÙŠ Ø§Ù’Ù„Ù‚ÙØ±Ù’آن٠اْلعَظÙيْم٠وَنَÙَعَنÙÙŠ ÙˆÙŽØ¥ÙيَّاكÙمْ بÙمَا ÙÙيْه٠مÙنْ آيَة٠وَذÙكْر٠الْØÙŽÙƒÙيْمÙ. Ø£ÙŽÙ‚Ùوْل٠قَوْلÙÙŠ هٰذَا ÙَأسْتَغْÙÙØ±Ù اللهَ العَظÙيْمَ Ø¥Ùنَّه٠هÙÙˆÙŽ الغَÙÙوْر٠الرَّØÙيْم
Â
Khutbah II
Â
الْØÙŽÙ…ْد٠لÙلّٰه٠وَالْØÙŽÙ…ْد٠لÙÙ„Ù‘Ù°Ù‡ÙØŒ Ø«Ùمَّ الْØÙŽÙ…ْد٠لÙلّٰهÙ. أَشْهَد٠أنْ لآ إلَهَ Ø¥Ùلَّا الله٠وَØÙ’دَه٠لَا شَرÙيكَ Ù„ÙŽÙ‡ÙØŒ وَأَشْهَد٠أنَّ سَيÙّدَنَا Ù…ÙØÙŽÙ…ÙŽÙ‘Ø¯Ù‹Ø§ عَبْدÙه٠وَرَسÙوْلÙه٠الَّذÙيْ لَا نَبÙيّ بعدَهÙ. اَللَّهÙÙ…ÙŽÙ‘ صَلÙÙ‘ وَسَلÙّمْ عَلَى نَبÙÙŠÙّنَا Ù…ÙØÙŽÙ…ÙŽÙ‘Ø¯Ù ÙˆÙŽØ¹ÙŽÙ„ÙŽÙ‰ Ø£ÙŽÙ„Ùه٠وَأَصْØÙŽØ§Ø¨Ùه٠وَمَنْ ØªÙŽØ¨ÙØ¹ÙŽÙ‡Ùمْ Ø¨ÙØ¥ÙØÙ’سَان٠إÙÙ„ÙŽÙ‰ يَوْم٠القÙيَامَةÙ.
Â
أَمَّا Ø¨ÙŽØ¹Ù’Ø¯ÙØŒ Ùَيَا أَيّÙهَا النَّاس٠أÙوْصÙيْكÙمْ ÙˆÙŽÙ†ÙŽÙْسÙيْ Ø¨ÙØªÙŽÙ‚ْوَى الله٠Ùَقَدْ Ùَازَ Ø§Ù„Ù’Ù…ÙØªÙ‘ÙŽÙ‚Ùوْنَ. Ùَقَالَ الله٠تَعَالَى: Ø¥Ùنَّ اللهَ وَمَلَائÙÙƒÙŽØªÙŽÙ‡Ù ÙŠÙØµÙŽÙ„Ù‘Ùوْنَ عَلَى النَّبÙÙŠÙ‘ÙØŒ يٰأَيّÙها الَّذÙيْنَ آمَنÙوْا صَلّÙوْا عَلَيْه٠وَسَلّÙÙ…Ùوْا تَسْلÙيْمًا. اَللَّهÙÙ…ÙŽÙ‘ صَلÙÙ‘ عَلَى سَيÙّدَنَا Ù…ÙØÙŽÙ…ÙŽÙ‘Ø¯Ù ÙˆÙŽØ¹ÙŽÙ„ÙŽÙ‰ أَل٠سَيÙّدَنَا Ù…ÙØÙŽÙ…ÙŽÙ‘Ø¯Ù. اللهÙمَّ اغْÙÙØ±Ù’ Ù„ÙÙ„Ù’Ù…ÙØ¤Ù’Ù…ÙÙ†Ùيْنَ ÙˆÙŽØ§Ù’Ù„Ù…ÙØ¤Ù’Ù…ÙÙ†ÙŽØ§ØªÙ ÙˆÙŽØ§Ù’Ù„Ù…ÙØ³Ù’Ù„ÙÙ…Ùيْنَ ÙˆÙŽØ§Ù’Ù„Ù…ÙØ³Ù’Ù„ÙÙ…ÙŽØ§ØªÙØŒ اَلْأَØÙ’ياء٠مÙنْهÙمْ وَاْلاَمْوَاتÙ. اللهÙمَّ ادْÙَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ ÙˆØ§Ù„Ù‚ÙØ±Ùوْنَ وَالزَّلاَزÙÙ„ÙŽ ÙˆÙŽØ§Ù’Ù„Ù…ÙØÙŽÙ†ÙŽ وَسÙوْءَ اْلÙÙØªÙŽÙ†Ù ÙˆÙŽØ§Ù’Ù„Ù…ÙØÙŽÙ†ÙŽ مَا ظَهَرَ Ù…Ùنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدÙنَا Ø¥ÙنْدÙونÙيْسÙيَّا خآصَّةً ÙˆÙŽØ³ÙŽØ§Ø¦ÙØ±Ù اْلبÙÙ„Ù’Ø¯ÙŽØ§Ù†Ù Ø§Ù’Ù„Ù…ÙØ³Ù’Ù„ÙÙ…Ùيْنَ عامَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمÙيْنَ
Â
اللّٰهÙمَّ أَرÙنَا الْØÙŽÙ‚Ù‘ÙŽ ØÙŽÙ‚ًّا وَارْزÙقْنَا Ø§ØªÙ‘ÙØ¨ÙŽØ§Ø¹ÙŽÙ‡Ù وَأَرÙنَا الْبَاطÙÙ„ÙŽ بَاطÙلًا وَارْزÙقْنَا اجْتÙنَابَهÙ. رَبَّنَا آتÙناَ ÙÙÙ‰ الدّÙنْيَا ØÙŽØ³ÙŽÙ†ÙŽØ©Ù‹ ÙˆÙŽÙÙÙ‰ Ø§Ù’Ù„Ø¢Ø®ÙØ±ÙŽØ©Ù ØÙŽØ³ÙŽÙ†ÙŽØ©Ù‹ ÙˆÙŽÙ‚Ùنَا عَذَابَ النَّارÙ. وَاَلْØÙŽÙ…ْد٠لÙلّٰه٠رَبّ٠الْعٰلَمÙيْنَ
Â
Ø¹ÙØ¨ÙŽØ§Ø¯ÙŽ Ø§Ù„Ù„Ù‡ÙØŒ Ø¥Ùنَّ اللهَ ÙŠÙŽØ£Ù’Ù…ÙØ±Ù Ø¨ÙØ§Ù’Ù„Ø¹ÙŽØ¯Ù’Ù„Ù ÙˆÙŽØ§Ù’Ù„Ø¥ÙØÙ’Ø³ÙŽØ§Ù†Ù ÙˆÙŽØ¥Ùيْتاء٠ذÙÙŠ Ø§Ù’Ù„Ù‚ÙØ±Ù’بىَ وَيَنْهَى عَن٠اْلÙÙŽØÙ’شاء٠وَاْلمÙÙ†Ù’ÙƒÙŽØ±Ù ÙˆÙŽØ§Ù’Ù„Ø¨ÙŽØºÙ’ÙŠÙ ÙŠÙŽØ¹ÙØ¸ÙÙƒÙمْ لَعَلَّكÙمْ تَذَكَّرÙوْنَ، ÙˆÙŽØ§Ø°Ù’ÙƒÙØ±Ùوا اللهَ اْلعَظÙيْمَ ÙŠÙŽØ°Ù’ÙƒÙØ±Ù’ÙƒÙمْ، ÙˆÙŽØ§Ø´Ù’ÙƒÙØ±Ùوْه٠عَلىَ Ù†ÙØ¹ÙŽÙ…ÙÙ‡Ù ÙŠÙŽØ²ÙØ¯Ù’ÙƒÙمْ، وَلَذÙكْر٠الله٠أَكْبَر
Â
Â
Amien Nurhakim, Musyrif Pesantren Luhur Ilmu Hadits Darus-Sunnah dan Mahasiswa Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Baca naskah khutbah Jumat lainnya:
- Khutbah Jumat: Hati-hati Mengambil Ilmu Agama dari Internet
- Khutbah Jumat: 9 Jenis Bertutur Kata menurut Al-Qur’an
- Khutbah Jumat: Berbuat Baik kepada Tetangga
- Khutbah Jumat Singkat: Mari Mudahkan Urusan Orang Lain
Â
Uncategorized