Khutbah Jumat: Hari Santri & Cara Jihad Masa Kini

Materi Khutbah Jumat ini mengulas tentang pentingnya melanjutkan spirit resolusi jihad para ulama dan santri dahulu dalam berjuang buat Indonesia. Penerjemahan dari semangat itu, dalam konteks masa kini, salah satu yg paling cocok ialah jihad di bidang ilmu pengetahuan.
 

Baca juga: Khutbah Jumat: Syukur, Cinta Tanah Air, dan Hari Santri

 

Teks khutbah Jumat berikut ini berjudul “Khutbah Jumat: Hari Santri dan Cara Jihad Masa Kini”. Untuk mencetak naskah khutbah Jumat ini, silakan klik ikon print berwarna merah di atas atau bawah artikel ini (pada tampilan dekstop). Semoga bermanfaat! (Redaksi)


Khutbah I

 

الحَمْدُ لِلّٰهِ الْمَلِكِ الدَّيَّانِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى مُحَمَّدٍ سَيِّدِ وَلَدِ عَدْنَانَ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَتَابِعِيْهِ عَلَى مَرِّ الزَّمَانِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ الْمُنَـزَّهُ عَنِ الْجِسْمِيَّةِ وَالْجِهَةِ وَالزَّمَانِ وَالْمَكَانِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ كَانَ خُلُقُهُ الْقُرْآنَ
أَمَّا بَعْدُ، عِبَادَ الرَّحْمٰنِ، فَإنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ المَنَّانِ، الْقَائِلِ فِي كِتَابِهِ الْقُرْآنِ: يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ ۚ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ

 

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Mengawali khutbah pada siang hari yg penuh keberkahan ini, khatib berwasiat kepada kita semua terutama kepada diri khatib pribadi buat senantiasa berusaha meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah subhanahu wata’ala dgn melakukan semua kewajiban dan meninggalkan seluruh yg diharamkan.

 

Kaum Muslimin jama’ah shalat Jum’at rahimakumullah,

Hari ini, 22 Oktober 2021 ialah Peringatan Hari Santri. Pada tanggal dan bulan yg sama di tahun 1945, Hadratussyekh KH M Hasyim Asy’ari mencetuskan fatwa Resolusi Jihad. Resolusi Jihad itulah yg menggerakkan seluruh elemen bangsa terutama para ulama dan santri buat mempertahankan kemerdekaan dari agresi militer Belanda jilid dua yg membonceng Sekutu. Hingga pada puncaknya terjadilah pertempuran yg luar biasa di Surabaya pada 10 November 1945 yg kemudian diperingati sebagai Hari Pahlawan Nasional.

 

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Pada waktu merebut dan mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia, para ulama dan santri berjihad dgn sinaan (senjata). Setelah kemerdekaan berhasil direbut dan dipertahankan, maka saatnya kini para santri berjihad dgn bayaan (menyebarluaskan ilmu). Marilah kita teladani Kiai Hasyim yg bukan hanya pejuang kemerdekaan tapi juga pejuang ilmu dan keaswajaan. Pondok Pesantren Tebuireng ialah bukti otentik dari jihaad bil bayaan yg beliau lakukan. Bentuk lainnya ialah puluhan karya tulis dalam berbagai bidang keilmuan Islam yg menjelaskan tentang ajaran dan nilai keislaman terutama keaswajaan dan ke-NU-an.

 

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Bertepatan dgn Hari Santri hari ini, dalam khutbah yg singkat ini, khatib mau menguraikan secara singkat beberapa butir pemikiran Kiai Hasyim Asy’ari tentang keaswajaan yg kami rangkum dari berbagi karya tulis beliau. Dengan mengetahui beberapa pemikiran Kiai Hasym, diharapkan kita dapat melanjutkan perjuangan keilmuan dan keaswajaan beliau.

 

Pertama, Kiai Hasyim Asy’ari menegaskan aqidah tanziih,yakni bahwa Allah tak menyerupai sesuatu pun di antara makhluk-Nya, Allah bukan benda dan Mahasuci dari sifat-sifat benda, Allah tak menempati tempat dan arah, serta tak berlaku bagi-Nya peredaran masa.

 

Kedua, beliau menjelaskan kebolehan bertawasul dgn orang-orang shalih seperti para nabi, ahlul bait, dan para wali, baik ketika mereka masih hidup ataupun setelah meninggal, bahkan beliau sendiri sering bertawassul dalam karya-karyanya.

 

Ketiga, beliau juga menegaskan bahwa melakukan perjalanan buat ziarah ke makam Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam ialah termasuk sunnah yg disepakati oleh umat Islam dan perbuatan taat yg sangat agung serta memiliki keutamaan yg sangat dianjurkan. Beliau juga menganjurkan supaya peziarah bertabarruk dgn melihat raudhah dan mimbar Nabi.

 

Keempat, KH Hasyim Asy’ari juga menegaskan kewajiban bermazhab bagi seseorang yg bukan mujtahid mutlak meskipun telah memenuhi sebagian syarat-syarat ijtihad. Mazhab yg dapat diikuti pada dasarnya ialah mazhab siapa pun asalkan pendirinya ialah seorang mujtahid mutlak. Karena memang para ulama mujtahid mutlak bukan hanya pendiri mazhab empat seperti Sufyan ats-Tsauri, Sufyan bin ‘Uyainah, Ishaq ibn Rahawaih dan lainnya. Namun KH Hasyim Asy’ari menegaskan bahwa sekelompok ulama mazhab Syafi’i menyatakan tak boleh bertaklid kepada selain imam mazhab empat sebab beberapa alasan teknis. Oleh sebabnya orang yg keluar dari mazhab empat di zaman sekarang termasuk kelompok ahli bid’ah (mubtadi’ah).

 

Kelima, dalam menyikapi perbedaan pendapat antara empat mazhab dan perbedaan dalam intern mazhab Syafi’i, Kiai Hasyim Asy’ari menegaskan bahwa hal tersebut lumrah. Sudah maklum bahwa ikhtilaf (perbedaan) dalam furu’ telah terjadi di antara para sahabat Rasulullah. Mereka tak pernah saling menyesatkan.

 

Keenam, KH Hasyim Asy’ari juga mengikuti mayoritas ulama yg membagi bid’ah menjadi bid’ah wajib, haram, sunnah, makruh, dan mubah. Beliau menegaskan bahwa menggunakan tasbih, melafalkan niat (membaca ushalli), talqin mayit, sedekah buat mayit, tahlilan, ziarah kubur, dan semacamnya ialah bid’ah yg baik, bukan bid’ah yg sesat.

 

Ketujuh, menurut Kiai Hasyim, para pelaku bid’ah (al-mubtadi’uun) muncul di Indonesia pada sekitar tahun 1330 H. Ahli bid’ah tersebut menurut beliau terbagi menjadi beberapa kelompok sebagai berikut:

  1. Para pengikut Muhammad Abduh, Rasyid Ridla, Muhammad bin Abdul Wahhab an-Najdi (pendiri Wahhabi), Ibnu Taimiyah dan kedua muridnya Ibnul Qayyim dan Ibnu Abdil Hadi
  2. Kelompok Rafidhah, yaitu mereka yg menolak kekhilafahan sayyidina Abu Bakr dan melampaui batas dalam mencintai Sayyidina Ali dan ahlul bait.
  3. Kelompok Ibaahiyyuun, yaitu orang-orang yg meyakini bahwa bila seseorang telah mencapai derajat tinggi dalam ibadah, maka boleh baginya meninggalkan kewajiban dan melakukan perkara haram.
  4. Para Penganut Paham Reinkarnasi
  5. Para Penganut Paham Huluul dan Ittihaad, yaitu kelompok yg meyakini bahwa Allah menempati sebagian makhluk-Nya dan kelompok yg meyakini bahwa Allah bersatu dgn alam.

 

Menurut Kiai Hasyim, lima kelompok di atas bukanlah golongan yg benar sehingga wajib diwaspadai dan dijauhi.

 

Kedelapan, dalam Muqaddimah al-Qaanuun al-Asaasi Li Jam’iyyah Nahdhatil Ulamaa’, setelah menjelaskan tentang pentingnya persaudaraan, persatuan, guyub rukun, bekerja sama dan saling tolong menolong dan bahaya perpecahan, KH Hasyim mengingatkan para ulama mazhab empat mau bahaya golongan-golongan yg menyimpang yg telah berkonsolidasi dalam berbagai perkumpulan dan menyebutkan beberapa hadits dan atsar tentang hal itu. Salah satu hadits yg beliau sebutkan:

 

قَالَ رَسُـوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم :إِذَا ظَهَرَت الفِتَنُ وَالبِدَعُ وَسُبَّ أَصْحَابِيْ فَلْيُظْهِرِ العَالِمُ عِلْمَهُ، فَمَنْ لَمْ يَفْعَلْ ذلِكَ فَعَلَيْهِ لَعْنَةُ اللهِ وَالْمَلاَئِكَةِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِيْنَ (أخرجه الخطيب البغدادي)

 

Maknanya: “Jika muncul berbagai fitnah, bid’ah dan para sahabatku dicaci maka hendaklah seorang ulama menampakkan ilmunya (menjelaskan dan menyebarkannya kepada masyarakat), bila ia tak melakukannya maka ia terkena laknat Allah, para malaikat dan manusia seluruhnya” (HR. al-Khathib al-Baghdadi).

 

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Demikian khutbah singkat pada siang hari yg penuh keberkahan ini. Semoga bermanfaat dan membawa barakah bagi kita semua. Amin.

 

أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

 

Khutbah II
 

اَلْحَمْدُ للهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ

            أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ

عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ

 

Ustadz Nur Rohmad, Anggota Tim Aswaja NU Center PWNU Jawa Timur


Baca naskah khutbah lainnya:

 


Konten ini hasil kerja sama NU Online dan Biro Humas, Data, dan Informasi Kementerian Agama RI​​​​​​​


 

Uncategorized

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.