Khutbah Jumat: Jaga Persaudaraan Sesama (Ukhuwah Insaniyah)

Naskah khutbah Jumat kali ini mengajak kepada khalayak buat mengingat kembali perihal pentingnya menumbuhkan rasa persaudaraan sesama manusia.Dengan ini diharapkan, dalam diri kita, tertanam sikap persaudaraan sesama manusia sehingga tercipta kehidupan yg aman dan nyaman.

Teks khutbah Jumat berikut ini berjudul “Khutbah Jumat: Jaga Persaudaraan Sesama (Ukhuwah Insaniyah).” Untuk mencetak naskah khutbah Jumat ini, silakan klik ikon print berwarna merah di atas atau bawah artikel ini (pada tampilan dekstop). Semoga bermanfaat! (Redaksi)

Khutbah I

اَلْحَمْدُ للهِ. اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ خَلَقَ الْاِنْسَانَ فِيْ أَحْسَنِ تَقْوِيْمٍ. أَشْهَدُ اَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ الْعَظِيْمِ الْكَرِيْمِ. وَأَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا وَحَبِيْبَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ كُنِّيَ بِأَبِي الْقَاسِمِ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِهِ وَاَصْحَابِهِاَجْمَعِيْنَ. اَمَّا بَعْدُ فَيَاأَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ. اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ. أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِيٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْاۚ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ.

Jamaah Jumat yg berbahagia,

Allah swt memerintahkan kita buat senantiasa bertakwa kepada-Nya. Bentuk takwa bukan saja bersifat vertikal, antara kita dan Allah swt semata, melainkan juga horizontal, yakni kita dgn makhluk Allah lainnya, khususnya dgn sesama manusia. Ibarat kita titik koordinatnya, dua arah itu harus dijaga keseimbangannya. 

Kita tak dapat menafikan hubungan sesama manusia. Hal ini harus dijaga betul oleh kita sebagai makhluk sosial yg tak dapat hidup sendiri, dan mesti membutuhkan orang lain.

Menjaga hubungan persaudaraan kemanusiaan ini harus dilakukan. Betapa tak, Allah swt sebagai Sang Pencipta telah memuliakan betul kita sebagai makhluk-Nya yg diciptakan terbaik. Apalagi kita yg notabene hanyalah makhluk-Nya.

Allah swt berfirman dalam Al-Qur’an Surat Al-Isra (17) ayat 70.

وَلَقَدْ كَرَّمْنَا بَنِيْٓ اٰدَمَ وَحَمَلْنٰهُمْ فِى الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَرَزَقْنٰهُمْ مِّنَ الطَّيِّبٰتِ وَفَضَّلْنٰهُمْ عَلٰى كَثِيْرٍ مِّمَّنْ خَلَقْنَا تَفْضِيْلًاࣖ

Artinya: “Dan sungguh, Kami telah memuliakan anak cucu Adam, dan Kami angkut mereka di darat dan di laut, dan Kami beri mereka rezeki dari yg baik-baik dan Kami lebihkan mereka di atas banyak makhluk yg Kami ciptakan dgn kelebihan yg sempurna.”

Jamaah Jumat yg berbahagia,

Dalam ayat tersebut, Allah swt dgn jelas menggunakan dua taukid atau penguatan sekaligus buat meyakinkan kita semua bahwa Dia betul-betul memuliakan manusia, yakni menggunakan lam taukid dan qad yg bermakna taukid sebab bertemu dgn kalimat fiil madli. Artinya, Allah swt betul-betul memuliakan makhluk yg telah Ia ciptakan tersebut.

Kemudian, hal tersebut dipertegas dgn berbagai macam pemberian buat menunjang kebutuhan dan memberikan hal yg lebih dibanding makhluk-mahluk lainnya. Betapa Allah begitu memuliakan kita sebagai makhluknya. Tentu tak sepatutnya, kita dgn sesama manusia juga tak saling memuliakan satu sama lain.

Terlebih dalam ayat lain, kita diminta buat saling mengenal mengingat kita diciptakan dgn berbeda-beda. Allah swt. berfirman dalam Al-Qur’an Surat Al-Hujurat (49) ayat 13.

يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْاۚ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ

Artinya: “Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya yg paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yg paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti.”

Jamaah Jumat yg berbahagia,

Di Indonesia, kita mengetahui ada yg bersuku dan berbahasa Sunda, sementara ada juga yg bersuku Jawa dan berbahasa ibu Jawa juga. Ada pula yg bersuku Bugis, Minang, Batak, Dani, Asmat, Dayak, dan masih banyak lagi.

Dalam konteks internasional, kita juga terdiri dari berbagai bangsa. Di Timur Tengah, kita mengenal ada bangsa Arab. Di bagian Barat, ada bangsa Eropa dan Amerika. Bergeser ke arah selatan, ada bangsa India. Sementara di bagian Timur, kita tahu ada bangsa Jepang, China, dan Korea.

Begitu beragamnya kita diciptakan. Berbagai perbedaan itu menyimpan potensi konflik yg cukup besar. Jika tak dikelola dgn baik, tentu saja hal tersebut mau mengkristal dan menimbulkan peristiwa yg kontraproduktif.

Karenanya, kita perlu menekankan satu titik temu di antara berbagai perbedaan yg ada, mulai dari bangsa, suku, agama, hingga bahasanya, yaitu kita ialah manusia. Sudah sepatutnya kita saling bersinergi, menjaga, menghormati, dan memuliakan satu sama lain supaya dapat menjalani hidup dgn penuh damai.

Hal ini dipertegas dgn sebuah hadits yg diriwayatkan Imam Ahmad berikut.

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي حَجَّةِ الْوَدَاعِ : أَلا أُخْبِرُكُمْ بِالْمُؤْمِنِ ؟ الْمُؤْمِنُ مَنْ أَمِنَهُ النَّاسُ عَلَى أَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ ، وَالْمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ النَّاسُ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ ، وَالْمُجَاهِدُ مَنْ جَاهَدَ نَفْسَهُ فِي طَاعَةِ اللَّهِ ، وَالْمُهَاجِرُ مَنْ هَجَرَ الْخَطَايَا وَالذُّنُوبَ

Artinya: “Rasulullah saw ketika haji wada’ bersabda: ‘Maukah kalian kuberitahu pengertian mukmin? Mukmin ialah orang yg memastikan dirinya memberi rasa aman buat jiwa dan harta orang lain, sedangkan muslim ialah orang yg memastikan ucapan dan tindakannya tak menyakiti orang lain. Sementara mujahid ialah orang yg bersungguh-sungguh dalam ketaatan kepada Allah swt., sedangkan orang yg berhijrah (muhajir) ialah orang yg meninggalkan kesalahan dan dosa.”

 

Baca Juga Khutbah Idul Fitri: Momentum Perkuat Trilogi Ukhuwah

Jamaah Jumat yg berbahagia,

Oleh sebab itu, di mimbar ini, khatib mengajak jamaah sekalian, khususnya khatib pribadi, buat dapat menumbuhkan rasa persaudaraan sesama manusia. Dengan tumbuhnya sikap demikian, niscaya kehidupan yg diimpikan bersama, penuh kedamaian, kenyamanan, ketentraman dapat terwujud dgn baik.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَاِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْاٰيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ اِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَيَا فَوْزَ الْمُسْتَغْفِرِيْنَ وَيَا نَجَاةَ التَّائِبِيْنَ

Khutbah II

اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ أَنْعَمَنَا بِنِعْمَةِ الْاِيْمَانِ وَالْاِسْلَامِ. وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَيْرِ الْأَنَامِ. وَعَلٰى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ الْكِرَامِ. أَشْهَدُ اَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ الْمَلِكُ الْقُدُّوْسُ السَّلَامُ وَأَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا وَحَبِيْبَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَاحِبُ الشَّرَفِ وَالْإِحْتِرَامِ.

أَمَّا بَعْدُ. فَيَاأَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى اِنَّ اللهَ وَ مَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يٰأَيُّهَا الَّذِيْنَ أٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَ سَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلٰى أٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ فْي الْعَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

اَللّٰهُمَّ وَارْضَ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ. وَعَنْ اَصْحَابِ نَبِيِّكَ اَجْمَعِيْنَ. وَالتَّابِعِبْنَ وَتَابِعِ التَّابِعِيْنَ وَ تَابِعِهِمْ اِلٰى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ. اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالطَّاعُوْنَ وَالْاَمْرَاضَ وَالْفِتَنَ مَا لَا يَدْفَعُهُ غَيْرُكَ عَنْ بَلَدِنَا هٰذَااِنْدُوْنِيْسِيَّا خَاصَّةً وَعَنْ سَائِرِ بِلَادِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا اٰتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَ فِي الْاٰخِرَةِ حَسَنَةً وَ قِنَا عَذَابَ النَّارِ

عِبَادَ اللهِ اِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ. يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ. وَ اشْكُرُوْهُ عَلٰى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ. وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرُ  

Ustadz M Syakir NF, alumnus Pondok Buntet Pesantren Cirebon

Konten ini hasil kerja sama NU Online dan Biro Humas, Data, dan Informasi Kementerian Agama RI

Uncategorized

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.