Khutbah Jumat: Mari Jaga Keseimbangan Alam

Naskah khutbah Jumat ini mengingatkan kita tentang pentingnya menjaga keseimbangan alam sebab menjadi salah satu tugas manusia sebagai khalifah di muka bumi ini. Teks khutbah Jumat berikut ini berjudul “Khutbah Jumat: Mari Jaga Keseimbangan Alam“. Untuk mencetak naskah khutbah Jumat ini, silakan klik ikon print berwarna merah di atas atau bawah artikel ini (pada tampilan dekstop). Semoga bermanfaat! (Redaksi)


Khutbah I

اَلْحَمْدُ للهِ حَمْداً يُوَافِي نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَه، يَا رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِي لِجَلَالِ وَجْهِكَ الْكَرِيْمِ وَلِعَظِيْمِ سُلْطَانِك. سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ لَا أُحْصِي ثَنَاءً عَلَيْكَ أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِك. وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَه، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَصَفِيُّهُ وَخَلِيْلُه. خَيْرَ نَبِيٍّ أَرْسَلَه. أَرْسَلَهُ اللهُ إِلَى الْعَالَمِ كُلِّهِ بَشِيرْاً وَنَذِيْراً. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَاةً وَسَلَاماً دَائِمَيْنِ مُتَلَازِمَيْنِ إِلَى يَوْمِ الدِّيْن. أَمَّا بَعْدُ فَإنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ الْقَائِلِ فِي كِتَابِهِ الْقُرْآنِ: ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah.
Mengawali khutbah Jumat di siang hari yg penuh berkah ini, khatib mengajak jamaah sekalian buat senantiasa meningkatkan ketakwaan diri kita, takwa dalam artian melaksanakan segala perintah Allah swt dan menjauhi segala larangan-Nya. Sehingga dgn ketakwaan kita dapat menjadi sebaik-baik hamba di sisi Allah.

Jamaah shalat Jumat yg dimuliakan Allah subhânahu wa ta’âlȃ

Akhir-akhir ini hujan semakin sering kita jumpai. Hampir di setiap harinya hujan turun, dari tingkat curah yg rendah hingga deras bahkan menimbulkan banjir. Berapa sering kita banjir terjadi beberapa pekan ini, baik di daerah yg jauh dari wilayah kita, maupun dekat bahkan pemukiman kita sendiri yg terkena banjir.

Jika kita perhatikan, musibah banjir yg akhir-akhir ini menimpa manusia tak lain akibat dari perbuatan manusia itu sendiri, baik disengaja maupun tak, sadar atau tak sadar. Barangkali banjir yg selama ini melanda kita ialah akibat jangka panjang dari apa yg selama ini kita lakukan kepada alam.

Apa saja perbuatan kita yg merugikan alam dan manusia? Misalnya saja seperti penebangan hutan secara sembarangan tanpa adanya reboisasi setelah itu. Banyak dampak yg ditimbulkan dari penebangan hutan secara liar, apalagi tak dilakukan reboisasi setelahnya, yaitu tanah mau kehilangan nutrisinya sebab ia langsung terkena sinar matahari. Tanah yg kehilangan nutrisinya mau sulit buat ditanami kembali. Selain itu, hutan ialah tempat tinggal flora dan fauna, bila dibabat habis, maka flora dan fauna seiring berjalannya waktu mau habis dan punah. Ditambah, perilaku ini juga mau menimbulkan banjir dan longsor sebab air hujan tak diserap oleh air.

Perbuatan kita yg merugikan alam dan manusia juga ialah membuang sampah sembarangan. Sering kali kita tak peduli terhadap sampah kita sendiri. Setelah makan, minum, membeli produk dan lain-lain, sampah kita buang sembarangan bukan pada tempatnya. Bahkan, sampah terkadang kita buang di kali atau sungai, di mana hal tersebut dapat membuat sungai menjadi tersumbat. Tentunya ketika hujan deras tiba, maka banjir tak dapat dihindari.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah.
Sungguh Allah subhânahu wa ta’âlȃ telah memperingatkan kita semua bahwa kerusakan di muka bumi ini tak lain dan tak bukan disebabkan oleh perbuatan tangan kita sendiri. Alih-alih membangun kemajuan, namun tanpa diimbangi dgn menjaga kelestarian alam, maka imbasnya mau menimbulkan musibah yg kembali kepada manusia lagi.

Allah subhânahu wa ta’âlȃ berfirman dalam surah Ar-Rum Ayat 41:

ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ

Artinya: “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan sebab perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, supaya mereka kembali (ke jalan yg benar).”

Jamaah shalat Jumat yg dirahmati Allah subhânahu wa ta’âlȃ
Menjaga lingkungan merupakan bagian dari kewajiban yg tak boleh ditinggalkan oleh orang-orang Islam. Sebab, dgn adanya lingkungan yg bersih, indah dan damai, ibadah kepada Allah menjadi lebih sempurna.

Syekh Yusuf Qardhawi dalam karyanya, Ri’ȃyah al-Bȋ`ah fȋ Syarȋ’ah al-Islȃm menjelaskan bahwa ada keterkaitan yg sangat besar antara agama dgn lingkungan hidup, di mana agama berkontribusi terhadap pengawalan kelestarian lingkungan hidup. Dengan memelihara lingkungan, maka umat muslim telah menjaga lima tujuan dasar syariat Islam atau maqȃshid al-syarȋ’ah.

Manusia sebagai khalifah di muka bumi harus mampu menjaga keseimbangan ekosistem lingkungan. Hal tersebut secara mendasar merupakan prinsip ditempatkannya manusia di muka bumi ini. Setaknya, ada tiga tujuan besar dari diturunkannya manusia di muka bumi, sebagaimana dijelaskan oleh Imam al-Rȃghib al-Ashfihȃnȋ:

Tujuan pertama: beribadah kepada Allah, sebagaimana disebutkan dalam firman Allah subhânahu wa ta’âlȃ dalam surah Az-Zariyat Ayat 56:

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

Artinya: “Dan aku tak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.”

Tujuan kedua: menjadi khalifah atau pemimpin di muka bumi. sebagaimana disebutkan Al-Quran dalam surah Al-Baqarah ayat 30:

وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً ۖ

Artinya: “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”.

Tujuan ketiga: memakmurkan bumi. Sebagaimana firman Allah dalam Al-Quran surah Hud ayat 61:

هُوَ أَنْشَأَكُمْ مِنَ الْأَرْضِ وَاسْتَعْمَرَكُمْ فِيهَا فَاسْتَغْفِرُوهُ ثُمَّ تُوبُوا إِلَيْهِ ۚ إِنَّ رَبِّي قَرِيبٌ مُجِيبٌ

Artinya: “Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya, sebab itu mohonlah ampunan-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya, Sesungguhnya Tuhanku amat dekat (rahmat-Nya) lagi memperkenankan (doa hamba-Nya)”.

Syekh Yusuf menjelaskan, memakmurkan bumi menjadi sempurna dgn menanam pepohonan, pertanian dan pembangunan serta menjauhi segala hal yg dapat merusak dan membinasakan. Ketiga prinsip ini satu dgn yg lainnya saling berhubungan. Memakmurkan bumi ialah tugas khalifah. Khalifah ditugaskan di bumi buat beribadah kepada Allah. Maka memakmurkan bumi dgn membangun, menjaga dan merawatnya ialah bagian dari ibadah. (Dr. Yusuf al-Qardhȃwȋ, Ri’ȃyah al-Bȋ`ah fȋ Syarȋ’ah al-Islȃmiyah, Kairo: Dȃr el-Syurȗq, cetakan pertama, 2001, hlm. 24)

Jamaah shalat Jumat yg dirahmati Allah subhânahu wa ta’âlȃ
Marilah kita menjaga lingkungan kita dgn tak berbuat sesuatu yg merugikan alam dan manusia. Sebagai khalifah di muka bumi, hendaknya kita dapat menjadi agen penyelamat bumi dari segala tindak kerusakan yg mau berimbas pada kemurkaan Allah subhânahu wa ta’âlȃ.

بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِي اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنْ آيَةِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم

Khutbah II

الْحَمْدُ لِلَّهِ وَ الْحَمْدُ لِلَّهِ  ثُمَّ الْحَمْدُ لِلَّهِ. أَشْهَدُ أنْ لآ إلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ لَا نَبِيّ بعدَهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ القِيَامَةِ

أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يٰأَ يُّها الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ. اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ، اَلْأَحْياءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ والقُرُوْنَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتَنِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا إِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عامَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ اللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلًا وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَاَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ

عٍبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتاءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشاءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ

Amien Nurhakim, Alumnus UIN Jakarta dan Pesantren Luhur Ilmu Hadis Darus-Sunnah, Ciputat


Baca naskah khutbah Jumat lainnya:


 

Uncategorized

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.