Khutbah Jumat: Membangun Optimisme Menjalani Hidup

Khutbah I

 

اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ أَمَرَناَ أَنْ نُصْلِحَ مَعِيْشَتَنَا لِنَيْلِ الرِّضَا وَالسَّعَادَةِ، وَنَقُوْمَ بِالْوَاجِبَاتِ فِيْ عِبَادَتِهِ وَتَقْوَاهْ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ مَنْ لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى أَشْرَفِ الْأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ، أَمّا بَعْدُ 

فَيَا عِبَادَ الله، اُوْصِيْنِي نَفْسِي بِتَقْوَى الله، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْم، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. يَا أَيُّهَا الّذين آمنوا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ 

 

Hadirin jamaah Jumat hafidhakumullah, 

 

Kami berwasiat kepada pribadi kami sendiri, juga kepada para hadirin sekalian, marilah kita tingkatkan takwa kita kepada Allah subhânahu wa ta’âlâ dgn selalu menjalankan perintah-perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-larangan-Nya. 

 

Hadirin… 

 

Di tengah krisis multidimensi yg menimpa bangsa kita ini, mulai dari krisis moral, krisis ideologi, krisis ekonomi, dan lain sebagainya, marilah renungkan firman Allah berikut ini:

 

وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ، الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ، أُولَئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِنْ رَبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ 

 

Artinya: “Dan sungguh kami uji kalian dgn sedikit rasa ketakutan, lapar, kekurangan harta benda, jiwa, buah buahan. Dan berilah kabar gembira orang orang yg sabar. Yaitu orang-orang yg ditimpa musibah, mereka mengatakan ‘Sesungguhnya kami milik Allah, dan sesungguhnya kami mau kembali kepada-Nya. Mereka itulah orang yg mau mendapatkan rahmat dari Tuhannya dan mereka itulah orang-orang mendapatkan hidayah.” (QS Al-Baqarah: 155-157) 

 

Hadirin jamaah Jumat hafidhakumullah, 

 

Dari ayat tadi dapat kita telaah bahwa kehidupan manusia itu selalu berubah-ubah. Roda kehidupan selalu berputar, terkadang kita jumpai kemudahan dalam segala bidang, dan pada lain waktu, kita temukan kesulitan hidup. Di satu saat kita dapat bersedih, di saat lain kita dapat tiba-tiba menjadi gembira. Semua dinamika ini dinamakan sebagai ujian dari Allah subhânahu wa ta’âlâ agar iman kita dapat menjadi tebal, kedekatan kita kepada Allah mau selalu bertambah. 

 

Dalam kitab matan al-Kharidah al-Bahiyyah, Syekh Ahmad Dardir mendendangkan sebuah syair:

 

وَكُنْ عَلَى آلَائِهِ شَكُوْرًا، وَكُنْ عَلَى بَلاَئِهِ صَبُوْرًا

 

Artinya: “Dan bersyukurlah atas nikmat-nikmat Allah, dan bersabarlah atas cobaan-cobaan-Nya.”

 

Qasidah ini menjelaskan tentang tugas kita, supaya pandai-pandai bersyukur atas karunia Allah. Anugerah yg diberikan tak membuat kita lena tentang bagaimana cara menggunakan nikmat tersebut secara baik dan benar. Begitu pula sebaliknya. Pada waktu kita dikasih cobaan oleh Allah, tugas kita ialah bersabar. Kita harus selalu ber-husnudhan kepada Allah. Kita perlu yakin, Allah mau memberikan kemudahan kepada kita, mungkin saja nanti atau di kemudian hari. 

 

Allah berfirman: 

 

فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا ، إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا 

 

Artinya: Sesungguhnya bersama kesulitan, ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan, ada kemudahan.” (QS As-Syarh: 5-6)

 

Di ayat ini, Allah mengulangi tentang kebersamaan antara kesulitan pasti mau ada kemudahan, itu pasti. Bahkan Allah mengulangi sampai dua kali. Kita tak boleh meragukan firman Allah ini. 

 

Dalam sebuah hadits qudsi, sebagaimana yg diriwayatkan oleh Ibnu Abbas radliyallâhu anh, Allah berfirman:

 

خَلَقْتُ عُسْرًا وَاحِدًا وَخَلَقْتُ سَيْرَيْنِ

 

Artinya: “Allah bersabda, Aku ciptakan kesulitan satu, tetapi di situ pula aku ciptakan dua kemudahan.” 

 

Hadirin,

 

Sekarang ini, di antara kita mungkin sedang bertani, namun gagal panen. Atau panen sukses tapi harganya tak sesuai harapan. Yang menjadi pelajar, nilai yg diperoleh kurang sesuai harapan. Yang kerja kantor, ada masalah di kantornya. Yang berdagang ditipu orang. Hal tersebut dapat saja menimpa kita. Di saat-saat demikian, kita tetap harus menata hati buat memosisikan Allah pada dugaan yg selalu baik. 

 

Kata Allah dalam hadits qudsi menyebutkan:

 

أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِيْ بِيْ

 

Artinya: “Aku itu berada pada posisi dugaan hamba-Ku kepada-KU.” 

 

Maksudnya, bila kita meyakini Allah tak mau dapat menyelesaikan masalah kita, masalah kita pun tak mau kelar. Apabila kita yakin bahwa Allah dapat menyelesaikan urusan kita yg menurut ukuran kita itu sangat rumit, Allah pun mau menyelesaikan problem tersebut dgn skenarionya yg indah.

 

Maka yg patut kita panjatkan kepada Allah bukan kalimat “Ya Allah, masalahku sungguh besar.” Bukan. Namun, dgn kalimat “Masalah! Allah-ku maha paling besar.” Seberapa besar masalah kita, Allah lebih agung ketimbang masalah kita. 

 

Hadirin,

 

Perihal kesulitan, dari Ibnu Mas’ud menyebutkan:

 

وَالَّذِيْ نَفْسِيْ بِيَدِهِ لَوْ كَانَ الْعُسْرُ فِيْ حُجْرٍ لَطَلَبَهُ الْيُسْرُ حَتَى يَدْخُلَ عَلَيْهِ وَلَنْ يَغْلِبَ عُسْرٌ يُسْرًا

 

Artinya: “Demi Allah, seandainya kesulitan, keterpurukan, kegagalan itu berada dalam suatu lubang, pasti kemudahan mau mencarinya hingga dapat merangsek masuk. Dan kesulitan tak mau dapat mengalahkan kemudahan. Dalam arti, kemudahan pasti mau menang.”

 

Hadirin hafidhakumullâh,

 

Solusi terbaik menghadapi hidup ialah optimism. 

 

اَلْيَقِيْنُ اَلْعِلْمُ كُلُّهْ

 

Artinya: “Optimisme merupakan sumber keilmuan, apa saja.”

 

Mari kita bangun optimisme, sembari sambil membenahi kekurangan-kekurangan yg ada pada diri kita, kita evaluasi sikap kita, kinerja kita, dgn tetap mengutamakan doa, munajat kepada Allah subhânahu wa ta’âlâ yg rajin, shalat malam, supaya masalah kita diselesaikan oleh Allah dgn cara-Nya yg indah, insyaallah kita mau diberikan jalan keluar dari aneka krisis tersebut. 

 

Rasulullah shallalâhu alaihi wa sallam bersabda :

 

أَفْضَلُ الْعِبَادَةِ إِنْتِظَارُ الْفَرَجِ

 

Artinya: “Sebaik-baik ibadah ialah menanti kegembiraan.”

 

Yang dimaksud Rasulullah shallalâhu alaihi wa sallam kira-kira ialah optimisme menyambut datangnya kebahagiaan itu merupakan ibadah yg agung. Bagaimana kalau tak agung apabila semua umat muslim di muka bumi ini berputus asa, tak ada yg mau berusaha. Padahal putus asa merupakan suatu hal yg harus kita hindari. Lawan kata putus asa ialah optimisme, keyakinan yg tangguh.

 

Pesan Nabi Ya’qub kepada anak-anaknya yg disebutkan dalam al-Quran: 

 

وَلَا تَيْأَسُوا مِنْ رَوْحِ اللَّهِ إِنَّهُ لَا يَيْأَسُ مِنْ رَوْحِ اللَّهِ إِلَّا الْقَوْمُ الْكَافِرُونَ 

 

Artinya: “Janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya yg berputus asa dari rahmat Allah, hanyalah orang-orang kafir.” (QS Yusuf: 87)

 

Dengan demikian, ada beberapa pelajaran yg perlu kita petik dari khutbah kali ini: Pertama, semua orang mau dipenuhi rasa bila tak sedang bahagia, maka dia sedang berduka. Jika bahagia, sikapnya harus bersyukur, bila berduka harus bersabar. 

 

Kedua, berdoa  atau memohon kepada Allah dgn penuh optimisme itu sangat penting. 

 

وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ  

 

Artinya: Jika hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku sangat dekat. Aku kabulkan permohonan orang yg berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Hendaklah mereka itu memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku, supaya mereka memperoleh kebenaran. (QS Al-Baqarah: 186) 

 

Dalam cerita Nabi Yunus saat dia ditelan oleh ikan, berkat doa yg ia panjatkan, Allah kemudian mengabulkan. Dzin Nun atau yg terkenal dgn nama Nabi Yunus pun akhirnya dapat keluar dari perut ikan. Sabda Rasulullah yg diriwayatkan oleh Said bin Abi Waqash ialah:  

 

دَعْوَةُ ذِي النُّوْنِ إِذَا دَعَا رَبَّهُ وَهُوَ فِيْ بَطْنِ الْحُوْتِ: لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَك َإِنِّيْ كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِيْنَ.  لَمْ يَدْعُ بِهَا رَجُلٌ مُسْلِمٌ فِيْ شَىْءٍ قَطُّ إِلاَّ اسْتُجِيْبَ لَهُ

 

Artinya: “Doa Nabi Yunus ketika berada di perut ikan yg besar ialah ‘Lâ ilâha illâ anta, subhânaka innî kuntu minadh dhâlimîn.’ Tidak ada seorang muslim satu pun yg berdoa memakai kalimat itu kecuali dikabulkan doanya.”

 

Ketiga, pentingnya berhusnudhan kepada Allah ta’âlâ. Berprasangka baik merupakan kunci kebahagiaan 

 

Keempat, bagi orang yg sedang dirundung duka, penuh cobaan hidup, hendaknya memperbanyak doa: 

 

لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَك َإِنِّيْ كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِيْنَ  

لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ العَظِيْمُ الحَلِيْمُ

لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ رَبُّ العَرْشِ العَظِيْمُ 

لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ رَبُّ السَّمَوَاتِ وَرَبُّ الْأَرْضِ رَبُّ العَرْشِ العَظِيْمُ

 

Atau

 

يَا حَيُّ يَا قَيُّوْمُ بِرَحْمَتِكَ أَسْتَغِيْثُ

 

Atau

 

الله الله رَبِّي لَا أُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا

 

Semoga kita tergolong orang-orang yg diberikan anugerah dapat mensyukuri aneka macam nikmat Allah. Andai saja kita diberi cobaan, semoga kita dianugerahi sabar dan optimisme serta pribadi yg selalu dekat kepada Allah baik dalam keadaan suka maupun duka. 

 

بارك الله لى ولكم فى القرأن العظيم، وجعلني واياكم بما فيه من الآيات والذكر الحكيم. إنه هو البر التواب الرؤوف الرحيم. أعوذ بالله من الشيطن الرجيم، بسم الله الرحمن الرحيم، وَالْعَصْرِ (1) إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ (2) إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ (3) ـ 

وقل رب اغفر وارحم وأنت ارحم الراحمين

 

Khutbah II

 

الحمد للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا

 

أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوا اللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

 

اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِيْ الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِيْ اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ

 

 

(KH. Ahmad Wazir Ali)

 

 





Uncategorized

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.