Khutbah Jumat: Sikap Saling Menghargai Perbedaan

Naskah khutbah Jumat kali ini mengajak kepada khalayak buat mengingat kembali perihal pentingnya sikap saling menghargai perbedaan.Dengan ini diharapkan kita semua dapat menghargai perbedaan satu sama lain.

Untuk mencetak naskah khutbah Jumat ini, silakan klik ikon print berwarna merah di atas atau bawah artikel ini (pada tampilan dekstop). Semoga bermanfaat! (Redaksi)

Khutbah I

اَلْحَمْدُ للهِ.اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ جَعَلَنَا شُعُوْبًا وَّقَبَائِلَ. أَشْهَدُ اَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ الْمَوْئِلُ وَأَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا وَحَبِيْبَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ جَاءَ بِهِ الرَّسَائِلُ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِهِ وَ اَصْحَابِهِاَجْمَعِيْنَ. اَمَّا بَعْدُ فَيَاأَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ. أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِوَلَا تَسُبُّوا الَّذِيْنَ يَدْعُوْنَ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ فَيَسُبُّوا اللّٰهَ عَدْوًا ۢ بِغَيْرِ عِلْمٍۗ  كَذٰلِكَ زَيَّنَّا لِكُلِّ اُمَّةٍ عَمَلَهُمْۖ ثُمَّ اِلٰى رَبِّهِمْ مَّرْجِعُهُمْ فَيُنَبِّئُهُمْ بِمَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ. صَدَقَ اللهُ الْعَظِيْمُ.

Jamaah Jumat yg berbahagia,

Segala puji milik Allah swt. yg telah menciptakan kita berbangsa-bangsa, bersuku-suku, dan beragam budaya, bahasa, hingga agama. Shalawat dan salam, kita sanjungkan kepada Nabi Muhammad saw., keluarganya, sahabatnya, serta kita semua sebagai umatnya.

Di hari yg penuh berkah ini, khatib mengajak jamaah sekalian, juga terhadap khatib sendiri, buat dapat menumbuhkan ketakwaan kita kepada Allah swt, dgn menjauhi segala macam larangan-Nya, dan melaksanakan perintah-Nya.

Sikap saling menghargai di atas berbagai macam perbedaan yg melekat dalam diri masing-masing ialah salah satu perintah-Nya yg harus kita jalankan dgn sepenuh jiwa. Memang, kita diciptakan dgn beragam perbedaan, mulai dari bangsa, suku, bahasa, hingga agama.

Perbedaan merupakan sebuah keniscayaan yg tak dapat kita hindari. Hal ini memang menyimpan potensi konflik yg cukup besar. Karenanya, negeri ini yg sejak dahulu telah sedemikian plural telah diingatkan supaya tetap menjaga keutuhannya dgn sebuah adagium, Bhinneka Tunggal Ika, meskipun berbeda-beda, tetapi tetap satu jua. Adagium yg dicetuskan oleh Mpu Tantular dalam bukunya yg berjudul Sutasoma itu diputuskan menjadi salah satu dasar Indonesia sebagai suatu negara.

Jamaah Jumat yg berbahagia,

Adagium tersebut dapat kita wujudkan dgn sikap penghargaan terhadap siapa saja, sekali pun berbeda dalam banyak hal. Perbedaan suku, misalnya, tak menghalangi kita buat tetap menjalin sinergi. Meskipun berbeda kebangsaan, jangan sampai menjadi penyebab terputusnya kerja sama. Hatta perbedaan agama juga tak boleh dijadikan sebagai alasan buat tak menjalani kehidupan sosial bersama-sama. Apalagi sampai membenci dan mencaci maki atas nama perbedaan itu.

Sebab, Allah swt melarang perilaku demikian. Hal tersebut ditegaskan-Nya dalam Al-Qur’an Surat Al-An’am ayat 108.

وَلَا تَسُبُّوا الَّذِيْنَ يَدْعُوْنَ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ فَيَسُبُّوا اللّٰهَ عَدْوًا ۢ بِغَيْرِ عِلْمٍۗ  كَذٰلِكَ زَيَّنَّا لِكُلِّ اُمَّةٍ عَمَلَهُمْۖ ثُمَّ اِلٰى رَبِّهِمْ مَّرْجِعُهُمْ فَيُنَبِّئُهُمْ بِمَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ

Artinya: “Janganlah kamu memaki sesembahan yg mereka sembah selain Allah, sebab mereka nanti mau memaki Allah dgn melampaui batas tanpa dasar pengetahuan. Demikianlah, Kami jadikan setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka. Kemudian kepada Tuhan tempat kembali mereka, lalu Dia mau memberitahukan kepada mereka apa yg telah mereka kerjakan.”

Dari ayat tersebut, jelas kita tak boleh buat mencaci maki orang lain hanya sebab berbeda. Berbeda tak berarti kita dibolehkan buat memperlakukan mereka sewenang-wenang. Kita harus tetap menjaga diri pada koridor etika universal.

Lagi pula, perilaku demikian itu kontraproduktif. Pencaci pun tak mendapat untung, sedangkan yg dicaci justru tersakiti sebab ucapan-ucapannya. Menyakiti atau membuat orang lain rugi tentu tak dibenarkan di dalam agama.

Jamaah Jumat yg Allah swt muliakan

Sikap demikian dicontohkan secara langsung oleh Sunan Kudus. Untuk menjaga perasaan saudara-saudara beragama Hindu yg menganggap suci sapi, maka umat Muslim tak berkurban hewan tersebut. Sunan Kudus menggantinya dgn kerbau.

Kebijakan ini semata buat menghormati kepercayaan mereka. Dengan begitu, mereka tetap menjalani hidup nyaman berdampingan dgn umat Muslim. Inilah sikap toleran yg harus diteladani betul. Sebab, hal tersebut juga sejalan dgn hadis Rasulullah saw.

أَحَبُّ الدِّينِ إلى الله الْحَنِيفِيَّةُ السَّمْحَةُ

Artinya: “Agama yg paling dicintai oleh Allah ialah yg lurus lagi toleran.”

Jamaah Jumat yg berbahagia,

Oleh sebab itu, kita harus dapat menghargai segala macam perbedaan yg mewarnai kehidupan kita. Keseragaman justru tak nikmat buat dipandang, sedangkan pelangi indah sebab berwarna-warni, perbedaan umat ialah sebuah rahmat.

Dengan sikap demikian, insyaallah kita bakal mendapat banyak keuntungan. Selain kehidupan yg nyaman dan aman, penghargaan atas perbedaan juga dapat mewarnai kebahagiaan hidup kita bersama-sama.

Baca Juga: Khutbah Jumat: Bijak Menyikapi Perbedaan Pendapat

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَاِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْاٰيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ اِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَيَا فَوْزَ الْمُسْتَغْفِرِيْنَ وَيَا نَجَاةَ التَّائِبِيْنَ

Khutbah II

اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ أَنْعَمَنَا بِنِعْمَةِ الْاِيْمَانِ وَالْاِسْلَامِ. وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَيْرِ الْأَنَامِ. وَعَلٰى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ الْكِرَامِ. أَشْهَدُ اَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ الْمَلِكُ الْقُدُّوْسُ السَّلَامُ وَأَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا وَحَبِيْبَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَاحِبُ الشَّرَفِ وَالْإِحْتِرَامِ

أَمَّا بَعْدُ. فَيَاأَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى اِنَّ اللهَ وَ مَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يٰأَيُّهَا الَّذِيْنَ أٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَ سَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلٰى أٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ فْي الْعَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

اَللّٰهُمَّ وَارْضَ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ. وَعَنْ اَصْحَابِ نَبِيِّكَ اَجْمَعِيْنَ. وَالتَّابِعِبْنَ وَتَابِعِ التَّابِعِيْنَ وَ تَابِعِهِمْ اِلٰى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ. اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالطَّاعُوْنَ وَالْاَمْرَاضَ وَالْفِتَنَ مَا لَا يَدْفَعُهُ غَيْرُكَ عَنْ بَلَدِنَا هٰذَااِنْدُوْنِيْسِيَّا خَاصَّةً وَعَنْ سَائِرِ بِلَادِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا اٰتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَ فِي الْاٰخِرَةِ حَسَنَةً وَ قِنَا عَذَابَ النَّارِ

عِبَادَ اللهِ اِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ. يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ. وَ اشْكُرُوْهُ عَلٰى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ. وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرُ

Ustadz Syakir NF, alumnus Pondok Buntet Pesantren Cirebon

Konten ini hasil kerja sama NU Online dan Biro Humas, Data, dan Informasi Kementerian Agama RI

Uncategorized

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.