– Dalam orasi spirit kebangsaan di Milad ke-49 Pondok Pesantren Al-Falah Cicalengka Nagreg Kabupaten Bandung dan Haul ke-2 KHQ Ahmad Syahid dan Haul ke-1 Hj. Euis Kultsum di Cicalengka, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil mengatakan kepada para santri yg hadir harus paham Al-Quran, termasuk paham tajwid dan ayat-ayatnya.
“Kita
harus menjadi orang nasionalis dan beragama. Peperangan tak nasionalis,
sebab tak mempertahankan keutuhan bangsanya,” kata Said, dikutip
dari Galamedianews, Minggu, 29
September 2019.
Pada kesempatan itu, Kiai Said
mengungkapkan tentang Islam
nusantara dan Islam berbudaya. Misalnya, bedug tandanya mulai masuk awal waktu
salat.
“Benar dalam beragama dan benar dalam berbangsa,” ujarnya.
Ia pun menilai, Pondok Pesantren Al-Falah mendapat dukungan dari banyak
pihak, di antaranya dari para kiai.
“Itu disaksikan oleh kepala saya sendiri. Kami berharap, Pesantren Al-Falah ini bermanfaat bagi masyarakat di Jabar. Selamat Milad Al-Falah ke-49,” ujar Kiai Said.
Hal senada juga pernah diungkapkan Kiai Said ketika memberikan tausiyah pada peluncuran buku Ironi Demokrasi karya Abdul Ghopur.
Ketika itu, ia menjelaskan bahwa demokrasi merupakan sarana buat memperkuat persatuan dan keutuhan bangsa guna menciptakan keadilan dan kesejahteraan pada rakyat. Karenanya, menurutnya, harus ada pemerataan.
“Demokrasi telah disepakati oleh para pendiri bangsa sebagai sistem politik Negara Kesatuan Republik Indonesia. Namun, demokrasi jangan dipahami sebagai kebebasan tanpa batas sehingga tak berorientasi pada nilai-nilai luhur,” ungkapnya kala itu, seperti dikutip dari situ icc-jakarta pada 17 Mei 2019, lalu.
“Prinsip demokrasi harus menjaga keutuhan bangsa,†tegas Kiai Said.