Kritik Menag Soal ‘Good Looking’, Kuasa Hukum Habib Rizieq: Fachrul Lebih Cocok Jadi Menkeu

– Kuasa hukum Habib Rizieq Shihab, Damai Hari Lubis, menanggapi pernyataan kontroversial Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi soal paham radikalisme dibawa masuk oleh orang-orang ‘good looking’.

Menurutnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebaiknya mencopot Fachrul Razi dari jabatan menteri agama.

Damai mengatakan bahwa Fachrul lebih cocok jadi menteri yg berhubungan dgn ekonomi seperti menteri keuangan.

“Karena beliau itu dulu kalau enggak salah pernah menjabat Komisaris di Bank Yudha Bhakti punya ABRI. Atau dapat juga menteri keuangan sebab latar belakangnya dari TNI,” kata Damai, Jumat, 4 September 2020 seperti dikutip dari JPNN.com.

Damai juga menilai bahwa Menag Fachrul memiliki kekhawatiran yg berlebihan terhadap kehidupan yg secara umum dimiliki pesantren atau para santri.

“Padahal para santri yg dari pesantren umumnya ialah penghafal Al-Quran,” ujarnya.

Baca Juga:  Pandemi Corona, Ulama di Arab Saudi Serukan Shalat Idul Fitri di Rumah

Sebelumnya, pernyataan Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi yg menyebut cara masuk kelompok radikalisme ke masjid-masjid yakni lewat orang-orang ‘good looking’ menuai kontroversi di tengah-tengah publik.

Adapun cara itu, kata Fachrul, yakni dgn menempatkan orang yg memiliki paham radikal dgn kemampuan keagamaan dan penampilan yg tampak mumpuni (good looking).

“Caranya masuk mereka gampang, pertama dikirimkan seorang anak yg good looking, penguasaan bahasa Arab-nya bagus, hafiz, mereka mulai masuk,” kata Fachrul dalam webinar bertajuk ‘Strategi Menangkal Radikalisme Pada Aparatur Sipil Negara’ yg tayg di kanal YouTube Kemenpan RB pada Rabu, 2 September 2020.

Menurutnya, orang itupun perlahan-lahan dapat mendapatkan simpati dari para pengurus dan para jemaah masjid.

Salah satu indikatornya, kata Menag, orang tersebut dipercaya menjadi imam hingga diangkat menjadi salah satu pengurus masjid.

Baca Juga:  Soal Kinerja Menag, Legislator PKB: Tidak Satu Pun Programnya Menyentuh Pandemi

Setelah mendapatkan posisi strategis tersebut, lanjut Fachrul, orang itu mulai merekrut sesama rekan-rekannya yg memiliki pemahaman radikal lainnya masuk menjadi pengurus masjid.

“Lalu masuk teman-temannya. Dan masuk ide-idenya yg kita takutkan,” ujarnya.

Selain itu, dalam pernyataannya Fachrul juga menegaskan bahwa masjid-masjid yg berada di lingkup institusi pemerintahan dan BUMN potensial disusupi oleh paham-paham radikal.

Bahkan, ia bercerita sempat mendengarkan ceramah yg berisikan pemahaman radikal ketika sedang ibadah Salat Jumat di salah satu masjid milik kementerian.

“Sehingga saya pernah ingatkan seorang menteri, sebab saya pernah Salat Jumat di masjid itu, saya terkejut, saya WhatsApp ke menteri yg bersangkutan, ‘bu, bahaya sekali, kok Salat Jumat di situ khotbahnya menakutkan banget,” ujar Fachrul Razi.

Oleh sebabnya, ia mewanti-wanti supaya seluruh rumah ibadah khususnya di lingkungan pemerintahan dan BUMN buat mewaspadai gerakan dari kelompok radikal di masjidnya masing-masing.

Baca Juga:  Menag Keluarkan Surat Edaran Soal Idul Fitri, Shalat Ied Ditiadakan

Ia pun meminta supaya seluruh jajaran pengurus masjid di lembaga tersebut wajib diisi oleh pegawai yg bekerja di instansi yg bersangkutan.

“Pengurusnya harus pegawai pemerintah kalau masjidnya di lingkungan pemerintahan. Tak boleh ada masyarakat umum di situ ikut jadi pengurus (masjid),” ujarnya.





Uncategorized

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.