Membahas tentang6 Agustus 610: Nabi Muhammad Menerima Wahyu Pertama

Pada kesempatan ini kami mau mengulas tentang Membahas tentang6 Agustus 610: Nabi Muhammad Menerima Wahyu Pertama,

Oase.id- Memasuki usia 40 tahun, Nabi Muhammad Saw kian gemar mengasingkan diri. Dengan berbekal roti dari gandum dan air, beliau rutin pergi menuju Gua Hira di Jabal Nur.

Jarak bukit itu kira-kira 2 mil dari Makkah. Guanya tak terlalu besar, panjangnya hanya 4 hasta dgn lebar 1 hasta saja. 

Berbeda dgn rutinitas sebelumnya, telah selama 6 bulan terakhir, Nabi Muhammad mendapati mimpi yg hakiki. Kepadanya datang sebuah cahaya yg terang seperti fajar pagi.

Pada Ramadan tahun ketiga dari pengasingan di Gua Hira, akhirnya, Allah pun berkehendak melimpahkan rahmat-Nya kepada penghuni bumi. Allah Swt memuliakan Nabi Muhammad dgn nubuwah dgn menurunkan Jibril As menyampaikan ayat-ayat Al-Qur'an.

Hari Senin, malam 17 Ramadan atau bertepatan 6 Agustus 610, usia Nabi Muhammad genap 40 tahun 6 bulan 12 hari. Di saat itulah, Nabi Muhammad resmi diangkat menjadi Rasul dan mulai mengemban tugas menyiarkan kebenaran. 

Baca: 8 Juni 632: Rasulullah Muhammad Saw Wafat

Kedatangan Jibril As

Ketika Nabi Muhammad bermenung di Hira, angin mendadak terasa begitu dmau. Hingga muncullah satu sosok yg berada di depan Nabi Muhammad dan berkata, “Bacalah!”

“Aku tak dapat membaca,” kata Nabi.

Malaikat Jibril memegangi tangan dan merangkul Nabi dgn kencang hingga membuat napas terasa sesak. Tak lama, Jibril melepaskan pelukannya, dan kembali menyeru, “Bacalah!”

Nabi tetap menjawab, “Aku tak dapat membaca.”

Jibril mengulangi perbuatannya hingga 3 kali, setelah kembali melepaskan pelukan, sosok yg diutus khusus itu menyampaikan firman Allah Swt;

اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ (1) خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ (2) اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ (3) الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ (4) عَلَّمَ الْإِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ (5)

 

“Bacalah dgn (menyebut) nama Rabbmu Yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Rabbmulah Yang Maha Pemurah. Yang mengajar (manusia) dgn perantaran qolam (pena). Dia mengajar kepada manusia apa yg tak diketahuinya.” (QS. Al-‘Alaq: 1-5).

Rasulullah pun mengulangi bacaannya dgn penuh rasa gemetaran. 

Usai menerima wahyu pertama

Rasulullah merasakan telah mendapat pengalaman yg tak pernah terduga sebelumnya. Menuruni Hira, beliau terus berusaha memalingkan pandangan, serupa kebingungan. 

Nabi benar-benar merasa gentar setelah bertatap dgn Jibril As. Anehnya, ke mana pun ia bergerak, makhluk yg baru saja memperkenalkan diri itu selalu merajai penglihatan.

Tak cuma itu, di sepanjang jalan, bebatuan dan pepohonan pun terdengar mengucapkan salam. Dengan penuh tergesa, Nabi terus menuruni bukit dan pulang.

“Wahai Abal Qasim, dari manakah engkau? Demi Allah, aku telah menyuruh orang untuk mencarimu hingga ke puncak Mekah, namun mereka kembali tanpa membawa hasil apapun,” sapa Siti Khadijah kala menyambut suaminya di muka rumah. 

Baca: Wahyu Pertama dan Dukungan Hangat Sayyidah Khadijah

 

Nabi terdiam, lantas bersabda, “Selimutilah aku! Selimutilah aku! Agar rasa gemetar ini hilang!”

Siti Khadijah segera mengambil selimut dan memakaikannya. Lantas, sosok yg sangat dicintainya itu ia papah menuju kamar. Setelah tampak sedikit tenang, Khadijah berkata, “Sungguh, aku sangat mengkhawatirkan keadaanmu.”
 
Khadijah terus membujuk supaya Nabi berkenan menceritakan hal ihwal yg telah dialami. Tak lama, Nabi pun bangkit dan menuturkan perihal penerimaan wahyu itu secara gamblang dan jelas.
 
Mendengar kabar agung dari Rasulullah saw, Ummul Mukminin itu terus menenangkan dan berkata:
 
“Jangan takut. Bergembiralah! Allah tak mau merendahkanmu. Sesungguhnya engkau menyambung hubungan keluarga, menafkahi kerabat, dan membantu orang-orang tak mampu. Memberikan jamuan kepada tamu serta menolong orang-orang yg tertimpa musibah. Allah tak mau mengizinkan setan mengganggumu, mereka tak mau membuatmu tenggelam dalam khayalan. Tidak dapat diingkari lagi, Allah Swt telah memilih engkau untuk memberi petunjuk kepada kaummu.”

 

Sumber: Disarikan dari kisah Ar-Rakhiq Al-Makhtum karya Syaikh Shafiyyurrahman Al-Mubarakfuri serta Al-Bidayah wan-Nihayah karya Ismail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir Al-Bashri atau masyhur dgn nama Imam Ibnu Katsir.

(SBH)

Demikianlah ulasan mengenai Membahas tentang6 Agustus 610: Nabi Muhammad Menerima Wahyu Pertama . apabila ada pertanyaan dapat dgn menuliskan pada kolom komentar dibawah ini.

terima kasih





Uncategorized

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.