Membahas tentangHukum, Keutamaan, dan Niat Puasa Sunah Syawal

Pada kesempatan ini kami mau mengulas tentang Membahas tentangHukum, Keutamaan, dan Niat Puasa Sunah Syawal,

Oase.id- Idulfitri bukanlah batas umat Islam menjalankan ibadah puasa. Di bulan Syawal, terdapat pula kesunahan melaksanakan ibadah puasa selama sepekan setelah Lebaran.

Bahkan, Syekh Muhammad Nawawi Al-Bantani dalam Nihayatuz Zain menyebutkan, puasa 6 hari setelah Idulfitri mendapatkan balasan pahala setara puasa sepanjang tahun. Hal itu berdasarkan hadis yg disampaikan Abu Ayub Al-Anshari bahwa Rasulullah Muhammad Saw bersabda;

“Siapa yg berpuasa Ramadhan, lalu mengirmauya dgn enam hari puasa di bulan Syawal, ia seakan puasa setahun penuh.” (HR. Muslim)

Puasa sunah Syawal diutamakan dilakukan sehari setelah 1 Syawal atau Hari Raya Idulfitri. Boleh juga dilakukan secara terpisah-pisah asalkan masih berada di dalam bulan Syawal.

 

Malahan, Syekh Ibrahim Al-Baijuri mengatakan, puasa sunah Syawal tetap dianjurkan bagi yg sempat meninggalkan puasa Ramadan sebab uzur. Artinya, puasa Syawal menjadi waktu qada terbaik untuk menambal kekurangan puasa yg ditinggalkan selama Ramadan.

“Yang jelas, seseorang tetap mendapat keutamaan sunah puasa Syawal dgn cara melakukan puasa qada atau puasa nazar,” tulis Al-Baijuri dalam Hasyiyatul Baijuri ‘ala Syarhil Allamah Ibni Qasim.

Baca: Ucapan Lebaran, Minal Aidin wal Faizin atau Taqabbalallahu Minna wa Minkum?

 

Niat

Berbeda dgn niat puasa Ramadan, cara dan status niat dalam puasa sunah mendapat sorotan beragam dari para ulama.

Syekh Ibnu Hajar Al-Haitami lebih berpendapat bahwa puasa sunah Syawal tak mewajibkan adanya penyebutan secara spesifik nama puasa yg mau dijalankannya di dalam niat. Akan tetapi, banyak ulama lainnya menyebutkan, bahwa pengkhususan dan penyebutan puasa sunah Syawal tetap diperlukan sebab bagian dari komponen niat yg tak dapat dipisahkan. 

Begitu pula tentang waktu membaca niat. Ada ulama yg menyatakan bahwa niat puasa sunah Syawal wajib dibaca di malam hari selayaknya niat puasa Ramadan, ada pula yg berpendapat bahwa niat puasa sunah Syawal boleh dibaca di siang hari ketika belum sempat minum, makan, atau melakukan hal yg membatalkan kemudian diniatkan meneruskannya ke dalam ibadah puasa.

Berikut ialah bacaan niat puasa sunah Syawal;

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma ghadin 'an adaai sunnatisy syawwaali lillahi ta'ala.

“Saya berniat puasa sunah Syawal esok hari sebab Allah Swt.”

Baca: Bacaan Takbir Idulfitri Lengkap dgn Arab, Latin, dan Terjemahannya

 

Sementara bagi yg tak sempat membaca niat di malam hari, boleh melafalkan niat berikut di pagi atau siang hari;

نَوَيْتُ صَوْمَ هَذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma hadzal yaumi 'an adaai sunnatisy syawwaali lillahi ta'ala. 

“Saya berniat puasa sunah Syawwal hari ini sebab Allah Swt.”

 

 

Sumber: Disarikan dari Nihayatuz Zain syarah Qurratul Ain karya Syekh Muhammad Nawawi Al-Jawi Al-Bantani, serta penjelasan dalam Hasyiyatul Baijuri ‘ala Syarhil Allamah Ibni Qasim karya Syekh Ibrahim Al-Baijuri.

(SBH)

Demikianlah ulasan mengenai Membahas tentangHukum, Keutamaan, dan Niat Puasa Sunah Syawal . apabila ada pertanyaan dapat dgn menuliskan pada kolom komentar dibawah ini.

terima kasih





Uncategorized

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.