Membahas tentangTeladan Umat Islam: Waktu dan Adab Tidur Malam Nabi Muhammad SAW

Pada kesempatan ini kami mau mengulas tentang Membahas tentangTeladan Umat Islam: Waktu dan Adab Tidur Malam Nabi Muhammad SAW,

Nabi Muhammad ï·º ialah manusia sempurna. Sosok yg jujur dan terpercaya. Beliau memiliki hati mulia dan lembut tutur katanya.

Segala tingkah laku dan sikap yg dicontohkan oleh Nabi ï·º telah sepatutnya menjadi teladan bagi umat muslim. Termasuk perihal adab dan waktu tidur malam bagi Rasulullah ï·º.

Daeng Naja dalam bukunya berjudul “Hidup bersama Rasulullah Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam” menjelaskan bahwa Rasulullah ï·º biasa tidur di awal malam. Kemudian bangun di sepertiga malam terakhir.

Hal tersebut dilandaskan dari sebuah hadis yg dinukil dari istri Nabi Muhammad ï·º, Aisyah RA:

وَعَنْهَا : Ø£ÙŽÙ†ÙŽÙ‘ النَّبِيَّ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – كَانَ يَنَامُ أَوَّلَ اللَّيْلِ ØŒ وَيَقُومُ آخِرَهُ فَيُصَلِّي. مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ

Artinya: “Rasulullah ï·º tidur pada awal malam dan bangun pada penghujung malam. Lalu beliau melakukan salat.” (HR. Muttafaqun 'alaih).

Dalam artian bahwa waktu kebiasaan bagi Nabi Muhammad ï·º untuk tidur malam ialah setelah salat Isya –sekitar pukul 19.45 hingga 20.00–.

Nabi Muhammad ï·º tidur lebih awal dimaksudkan supaya dapat bangun lebih awal. Tujuannya untuk mendirikan salat malam. Hal ini sebagaimana yg diperintahkan oleh Allah SWT dalam surah Al Muzammil ayat 1-7, yg artinya:

“Wahai orang yg berselimut (Muhammad)! Bangunlah (untuk salat) pada malam hari, kecuali sebagian kecil, (yaitu) separuhnya atau kurang sedikit dari itu, atau lebih dari (seperdua) itu, dan bacalah Al-Qur'an itu dgn perlahan-lahan. Sesungguhnya Kami mau menurunkan perkataan yg berat kepadamu. Sungguh, bangun malam itu lebih kuat (mengisi jiwa); dan (bacaan pada waktu itu) lebih berkesan. Sesungguhnya pada siang hari engkau sangat sibuk dgn urusan-urusan yg panjang.”

Selain itu, tidur setelah salat Isya dianggap sebagai waktu yg tepat dalam menutup amal di malam hari. Kemudian, membuat kita lebih mudah bangun untuk melaksanakan salat malam dan bermunajat kepada Allah SWT.

Dalam banyak hadis juga telah disebutkan bahwa Rasulullah ï·º sangat menghindari banyak aktivitas setelah salat Isya. Salah satunya dalam hadis dari Abdullah Mas'ud RA, ia berkata:

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ قَالَ جَدَبَ لَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ السَّمَرَ بَعْدَ الْعِشَاءِ يَعْنِي زَجَرَنَا

Artinya: “Rasulullah ï·º melarang kami berbincang-bincang setelah Isya, yakni melarang dgn peringatan kepada kami.” (HR. Ibnu Majah)

Berdasarkan hadis tersebut dapat dipahami bahwa obrolan yg tak disukai oleh Rasulullah ï·º ialah obrolan mubah. Obrolan yg tak ada kebaikan bagi orang yg mengucapkannya. Adapun beberapa kegiatan yg dibolehkan, di antaranya tilawah, menerima tamu, membahas kaum muslimin, dan menuntut ilmu.

Terkait hal ini, terdapat hadis lain yg menjelaskannya. Yaitu sebagai berikut bunyinya:

لاَ سَمَرَ إِلاَّ لِمُصَلٍّ أَوْ مُسَافِرٍ

Artinya: “Tidak ada obrolan (setelah salat Isya) kecuali bagi orang yg sedang salat atau orang yg bepergian.” (HR. At-Tirmidzi)

Dalam tidurnya Nabi Muhammad ï·º juga memiliki adab. Nabi Muhammad ï·º tidur dalam posisi memejamkan mata. Namun demikian, hatinya tetap terjaga. Contoh adab lain dari Nabi Muhammad ï·º ialah tidur dgn menghadap ke sebelah kanan. Tidak sekadar langsung tidur, tetapi sambil berzikir kepada Allah hingga kedua matanya terpejam dan tertidur.

Demikianlah ulasan mengenai Membahas tentangTeladan Umat Islam: Waktu dan Adab Tidur Malam Nabi Muhammad SAW . apabila ada pertanyaan dapat dgn menuliskan pada kolom komentar dibawah ini.

terima kasih





Uncategorized

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.