Pada kesempatan ini kami mau mengulas tentang Membahas tentangYuk! Patuhi Imbauan Social Distancing, Ini Manfaatnya Secara Psikologis,
Oase.id- Ditetapkannya Covid-19 sebagai pandemi oleh organisasi kesehatan dunia (WHO), semakin menegaskan pentingnya setiap negara menemukan dan menjalankan strategi demi menekan angka persebaran virus korona.
Salah satu cara yg diimbau Pemerintah Indonesia ialah social distancing alias jarak sosial. Strategi ini didukung dgn kebijakan work from home (WFH) atau kerja dari rumah (KDR) yg diberlakukan di berbagai daerah, terutama yg telah memiliki pasien terjangkit.
Hashtag #dirumahaja dijadikan cara mengkampanyekan upaya pemerintah ini. Kegiatan belajar formal dipindahkan ke rumah dgn memanfaatkan berbagai platform belajar online. Pengkondisian ini memaksa kita untuk menjaga jarak dgn orang lain dan lebih banyak menghabiskan waktu di ruang yg lebih terbatas.
Beberapa orang yg mengaku introvert, mungkin dapat menikmati pengkondisian ini. Sementara beberapa lainnya yg merasa ekstrovert mulai merasa jenuh, bosan, dan rindu keramaian.
Social distancing, tampaknya memang mudah dilakukan. Kita hanya perlu duduk manis di rumah.
Untuk beberapa golongan remaja, apalagi yg termasuk kaum “rebahan”, kesempatan ini dapat jadi merupakan waktu yg ditunggu-tunggu.
Namun, kenyataannya, realisasi social distancing dapat jadi lebih berat ketimbang apa yg dibaygkan.
Apalagi bagi tipikal remaja aktif yg jadwal kegiatan dan mobilisasinya sangat tinggi. Dengan gampangnya, kebebasan di rumah dapat memunculkan rasa bosan, kesepian, atau bahkan tertekan.
Lantas, apakah social distancing memiliki dampak positif seraca psikologis?
Jawabannya, jelas ada, dong. Tapi, pertama tama, kita perlu kembalikan kepada niat dan cara menikmatinya. Meskipun jarak dan batasan ini ialah imbauan pemerintah, mau lebih baik bila kita memiliki tekad dan dorongan dari dalam diri saat melakukannya.
Baca: 7 Langkah Menjaga Kesehatan Jiwa di Tengah Cobaan Wabah Korona
Berikut beberapa dampak positif secara psikologis dari social distancing;
Ambil alih hidup
Kita mendapat kesempatan untuk mengambil alih hidup kita kembali. Tidak sedikit dari kita yg menyerahkan skenario hidupnya pada jadwal yg ada.
Entah siapa yg membuatnya, selalu ada jadwal yg mengiringi hari seseorang. Dengan adanya social distancing, kita memiliki sedikit keluangan untuk menyusun skenario kehidupan secara mandiri.
Melalui social distancing, kita tak lagi terpaku pada jadwal yg rigid. Seseorang dapat mencoba hal-hal baru dan tak terburu-buru menyelesaikan sesuatu.
Mindful
Kita dapat lebih mindful dalam setiap aktivitas yg dijalani. Jeda dan jarak yg menyertai social distancing memberi peluang pada kita untuk menjalani segala sesuatu dgn penuh kesadaran dan perhatian.
Jika sebelumnya kepadatan tugas dan interaksi mendorong kita untuk mengaktivasi auto pilot mode untuk menghadapi semuanya, kini kita dapat menikmati setiap momen ke momen lainnya.
Contohnya, kita dapat benar benar menikmati alunan musik yg kita dengar, rasa makanan yg kita konsumsi, dan mensyukuri beberapa kemampuan diri yg selama ini kita anggap biasa aja
Menjaga pikiran
Social Distancing identik dgn kondisi solitude (kesendirian). Penelitian yg dilakukan Daphne M. Davis menunjukkan adanya efek deaktivasi perasaan positif dan negatif ketika seseorang berada dalam kesendirian.
Dengan kata lain, kesendirian dapat mengurangi kemungkinan kita merasakan perasaan negatif. Pun demikian terkait perasaan positif.
Tapi jangan khawatir dulu, sebab ternyata, perasaan positif tetap dapat terjaga bila kita merawat pikiran positif saat menyendiri.
Baca: Menyimpulkan Penyakit dari Internet alias Self-diagnosis, Bahayakah?
Rileks dan antistres
Apabila dilakukan atas kemauan sendiri, menyendiri (yg juga bagian dari social distancing) dapat mengarahkan kita pada kondisi rileks dan penurunan stres.
Situasi saat ini yg juga dibumbui dgn berbagai pemberitaan, asumsi publik, dan sebagainya, tentu dapat menjadi tekanan bagi kita. Utamanya, ketika kita sulit memfilter informasi dgn baik.
Adanya jeda untuk menyendiri dapat mempermudah kita untuk melakukan relaksasi dan membatasi sendiri jumlah informasi yg mau diterima hari ini.
Mengurangi kecemasan
Kembali pada tujuan awal yaitu pencegahan, menerapkan social distancing dapat mengurangi tingkat kecemasan mau kemungkinan terpapar virus. Kecemasan yg berlebihan memiliki hubungan yg tak terputus dgn overthinking (memikirkan sesuatu secara berlebihan).
Salah satu upaya untuk melepas diri dari jeratan lingkaran tak terputus ini ialah dgn mengecek realita yg dapat membantah pikiran-pikiran negatif tersebut. Dengan melakukan social distancing, kita memiliki realita untuk membantah pikiran dan kecemasan-kecemasan itu.
(SBH)
Demikianlah ulasan mengenai Membahas tentangYuk! Patuhi Imbauan Social Distancing, Ini Manfaatnya Secara Psikologis . apabila ada pertanyaan dapat dgn menuliskan pada kolom komentar dibawah ini.
terima kasih