Sikapi Kasus Penganiayaan Ninoy Karundeng, PBNU: Selesaikan dgn Dialog

– Ninoy Karundeng, wartawan yg disebut ‘buzzer Jokowi’ sontak membuat heboh media sosial dan menjadi perbincangan hangat publik lantaran dirinya mengaku telah diculik dan dianiaya oleh sekelompok orang ketika aksi demonstrasi pada September 2019, lalu.

Kasus ini pun menuai tanggapan dari
sejumlah pihak, tak terkecuali Pengurus Besar
Nahdlatul Ulama (PBNU).

Sekjen PBNU
Helmy Faishal Zaini menegaskan pihaknya mengutuk keras segala bentuk tindak
kekerasan yg dilakukan oleh siapapun.

“Saya
kira PBNU dalam hal ini mengutuk segala tindak kekerasan yg dilakukan
siapapun,” kata Helmy di kantor PBNU, dikutip dari CNN Indonesia,
Rabu, 9 Oktober 2019.

Menurutnya, penyelesaian masalah tersebut harus dilakukan dgn tenang. Ia
mengingatkan kembali bahwa Indonesia ialah bangsa yg beradab, sehingga
diperlukan dialog dalam menyelesaikan masalah.

Baca Juga:  Ratusan WNA Peserta Jemaah Tabligh di Jakarta Tak Bisa Pulang ke Negaranya

“Mari
kita duduk bersama buat menyelesaikan masalah ini dgn dialog,” ujarnya.

Diketahui, Ninoy Karundeng berdasarkan
pengakuannya mengatakan telah dianiaya
sejumlah orang ketika sedang melintas menggunakan sepeda motor di wilayah
Pejompongan, Tanah Abang, Jakarta Pusat.

Saat itu ia
sedang berhenti buat mengambil gambar pedemo tengah mengangkut rekannya yg
terkena gas air mata dgn telepon genggamnya.

Para pedemo
disebut Ninoy langsung mendekatinya dan merampas telepon genggamnya. Ia
kemudian diseret dan dikeroyok setelah pedemo melihat sejumlah tulisan Ninoy.

Ninoy mengaku
baru dipulangkan dua hari setelahnya. Menurut kesaksian seorang relawan Jokowi,
Jack Boyd Lapian, penganiayaan terhadap Ninoy dilakukan di Masjid Al-Falah.





Uncategorized

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.