Tujuan Memperingati Maulid Nabi Muhammad

Maulid (hari kelahiran pada 571 M) Nabi Muhammad saw diperingati setiap bulan Rabiul Awwal yg umumnya diisi dgn zikir, shalawat, dan pembacaan buku rawi (buku sejarah kehidupan Nabi Muhammad saw). Bahkan, oleh sebagian orang seperti masyarakat Jakarta, maulid Nabi Muhammad saw diperingati sampai dua-tiga bulan setelah Rabiul Awwal.

Maulid Nabi Muhammad saw diperingati dgn berbagai motif. Sebagian orang memperingatinya sebagai bentuk cinta kepada Rasulullah saw. tetapi sebagian lainnya memperingati maulid nabi sebagai bentuk syukur kepada Allah atas kelahiran nabi agung, yaitu manusia sempurna yg layak diteladani.

وأما مجرد فعل البر وما ذكر معه من غير نية أصلا فإنه لا يكاد يتصور ولو تصور ولم يكن عبادة ولا ثواب فيه إذ لا عمل إلا بنية ولا نية هنا إلا الشكر لله تعالى على ولادة هذا النبي صلى الله عليه وسلم في هذا الشهر الشريف

Artinya, “Perbuatan baik dan ibadah lainnya tanpa niat sama sekali hampir-hampir sulit dibaygkan. Kalau pun ya, maka ia tak bernilai ibadah. Tidak ada pahala di dalamnya sebab tak ada amal tanpa niat. Sedangkan niat di sini (peringatan maulid) tak lain ialah ekspresi syukur kepada Allah swt atas kelahiran Nabi Muhammad saw pada bulan mulia ini,”(As-Suyuthi, Husnul Maqshid fi Amalil Mawlid, [Beirut, Darul Kutub Al-Ilmiyyah: tanpa tahun], halaman 62).

Maulid nabi layak diperingati oleh umat Islam baik sebagai bentuk cinta rasul atau sebagai rasa syukur kepada Allah. Peringatan maulid nabi sebaiknya diisi dgn ibadah yg dapat mendekatkan diri kepada Allah sebagaimana isyarat Rasulullah saw terhadap sahabatnya perihal puasa hari Senin.

ذَاكَ يَوْمٌ وُلِدْتُ فِيهِ, وَبُعِثْتُ فِيهِ, أَوْ أُنْزِلَ عَلَيَّ فِيهِ

Artinya, “Itu (puasa Senin) hari aku dilahirkan, aku diutus, atau hari wahyu diturunkan kepadaku,” (HR Muslim).

 

Baca juga: Hikmah di Balik Maulid Hari Senin Rabiul Awwal

Imam Ibnu Hajar Al-Asqalani, seperti dikutip As-Suyuthi, mengatakan bahwa peringatan maulid sebagai bentuk syukur kepada Allah dapat ditarik dari hadits Nabi Muhammad saw riwayat Bukhari dan Muslim perihal puasa Asyura (10 Muharram) yg dilakukan umat Yahudi.

Ketika tiba di Madinah, Rasulullah saw menemukan Yahudi Madinah mengamalkan puasa Asyura. Ketika ditanya, mereka menjawab, “Ini (10 Muharram) ialah hari Allah menenggelamkan Firaun dan menyelamatkan Musa. Kami berpuasa hari ini sebagai bentuk syukur kepada Allah.” “Kami lebih layak memuasakannya ketimbang kalian,” jawab Rasulullah saw.

Al-Asqalani menyimpulkan bahwa syukur kepada Allah dilakukan sebab nikmat yg Allah berikan atau sebab mudharat yg Allah hindarkan. Sedangkan kelahiran Nabi Muhammad saw (maulid) merupakan nikmat terbesar di alam raya ini.

والشكر لله تعالى يحصل بأنواع العبادات كالسجود والصيام والصدقة والتلاوة وأي نعمة أعظم من النعمة ببروز هذا النبي صلى الله عليه وسلم الذي هو نبي الرحمة في ذلك اليوم

Artinya, “Syukur kepada Allah swt terwujud dgn pelbagai jenis ibadah, misalnya sujud (shalat sunnah), puasa, sedekah, dan membaca Al-Qur’an. Adakah nikmat yg lebih besar pada hari ini dari kelahiran Nabi Muhammad saw, nabi kasih sayg,” (As-Suyuthi: 63).

 

Baca juga: Peringatan Maulid Nabi dari Masa Rasulullah hingga Sekarang

Masyarakat Indonesia memperingati maulid nabi dgn cara yg khas. Sebagai bentuk syukur kepada Allah, mereka memperingati maulid nabi dgn mengimpun kebaikan yg dapat mereka lakukan seperti zikir, shalawat, sedekah makanan, baca Al-Qur’an, pembacaan riwayat Nabi Muhammad saw, dan biasanya ceramah agama. Wallahu a’lam.

 

Alhafiz Kurniawan, Redaktur Keislaman NU Online

 

Uncategorized

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.