– Sepeninggal mantan komandan Pasukan Quds Korps Garda Revolusi Islam (IRGC), Iran telah merima surat dari Arab Saudi terkait dgn hubungan Iran-Arab Saudi.
Hal itu diungkapkan Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif dalam sebuah wawancara di sela konferensi keamanan di Munich, Jerman, Sabtu, 15 Februari 2020.
“Usai peristiwa kesyahidan Soleimani, kami menerima sebuah surat dari Saudi ihwal hasratnya buat berdialog dgn Iran,†ujar Zarif, dikutip dari Liputan Islam, Minggu, 16 Februari 2020
Javad mengatakan, Eepublik Islam Iran memandang keamanan para jirannya sebagai bagian dari keamanan Iran sendiri.
“Kami telah memberikan respon positif atas surat mereka, dan kami nyatakan bahwa kami siap, tapi kami kemudian tak mendapat tanggapan dari pihak Saudi,” ujarnya.
Keamanan kawasan Teluk Persia, kata Javad, bergantung kepada semua negara kawasan ini sendiri.
“Mereka hendaknya menyadari bahwa AS dan Israel tak mau dapat memberikan keamanan kepada mereka,” ujarnya.
“Jika negara-negara tetangga memang menghendaki de-eskalasi maka ada banyak jalan buat mewujudkan tujuan ini, tapi hal yg terpenting terkandung dalam hasrat dan kehendak sejati negara-negara ini,†sambungnya.
Pihaknya juga menilai belum ada tanda-tanda positif dari Saudi buat tujuan itu maupun terkait dgn gagasan Presiden Iran Hassan Rouhani buat perdamaian Selat Hormuz.
“Kuwait, Qatar, Oman, dan Irak telah merespon inisiatif ini, tapi Saudi, Emirat, dan Bahrain tak meresponnya… Saudi dan Emirat melakukan upaya-upaya di balik ketegangan di kawasan kami,†ujar Javad Zarif.