Membahas tentang Mengenal Mandoa Sambareh, Tradisi Masyarakat Pariaman di Bulan Rajab

Pada kesempatan ini kami mau mengulas tentang Membahas tentang Mengenal Mandoa Sambareh, Tradisi Masyarakat Pariaman di Bulan Rajab,

Masyarakat di Indonesia memiliki tradisi yg bermacam-macam bila menyambut momen-momen tertentu, termasuk menyambut bulan Rajab. Bulan Rajab berada pada bulan ketujuh dari 12 bulan dalam kalender Hijriah. Bulan ini sering dikatakan bulan penuh kebaikan dan kemuliaan.

Seperti sabda Rasulullah ﷺ yg artinya, “Sesungguhnya di surga terdapat sungai yg dinamakan Rajab, airnya lebih putih ketimbang susu dan rasanya lebih manis dari madu. Barang siapa puasa sehari pada bulan Rajab, maka ia mau dikaruniai minum dari sungai tersebut”.

Sebagaimana sabda Rasululah ﷺ di atas, puasa merupakan salah satu amalan yg dapat dikerjakan demi mendapat kemuliaan dari Allah Swt pada bulan Rajab. Selain itu, di bulan ini juga banyak tradisi yg hendaknya diketahui. Salah satunya di daerah Pariaman.

Di daerah tersebut, bulan Rajab dinamakan juga sebagai bulan “sambareh”. Sambareh merupakan makanan tradisional yg biasanya dikenal masyarakat sebagai “serabi”.

Sejatinya sambareh ialah makanan yg terbuat dari tepung beras. Sambareh biasanya ditemani dgn campuran kuah yg terbuat dari gula aren (saka) yg dihancurkan lalu diberi air.

Bagi masyarakat Pariaman, sambareh bukan sebagai camilan biasa. Namun, makanan satu ini termasuk dalam bagian dari pelaksanaan tradisi “mandoa sambareh” yg dilaksanakan pada Bulan Rajab.

Menurut sejarah, ajaran ini dikembangkan oleh Syekh Buhanuddin yg dibawa dari Aceh. Keberadaannya dimulai sejak adanya islamisasi di Minangkabau. Bulan Rajab menjadi bulan yg istimewa bagi masyarakat Minangkabau, sehingga disebut juga sebagai bulan Sambareh.

Selain bulan Sambareh, bulan Rajab juga diberi nama lain sebagai “Bulan Kanak-kanak”. Tujuan dari penamaan ini buat menyertakan doa kepada arwah yg telah pergi. Biasanya acara mandoa sambareh ini dipimpin oleh Tuanku. Tuanku ialah sebutan bagi ulama yg telah tamat mengaji di Pondok Pesantren yg ada di Padang Pariaman. 

Mandoa sambareh memiliki buku doa khusus yg dapat dibacakan ketika acara mandoa berlangsung. Bagi masyarakat yg mau melaksanakan acara mandoa sambareh terlebih dahulu menyediakan sambareh di rumahnya.

Selain sambareh, tuan rumah juga menyediakan makanan sebagaimana makanan pada umumnya seperti nasi dan lauk pauk buat disantap setelah acara mandoa.

Setelah menyantap makan tersebut, lalu tuan rumah menyuguhkan sambareh yg telah diisi kuah ke hadapan Tuanku buat dicicipi. Sebelum Tuanku pulang, tuan rumah juga memberi sedekah serta membungkuskan sambareh buat dibawa pulang. Sedekah di sini dipercayai buat tabungan akhirat dan supaya doa kita sampai kepada-Nya.

Inilah rentetan pelaksanaan tradisi mandoa sambareh yg masih berkembang di masyarakat Padang Pariaman hingga sekarang. Karena bulan Rajab ini termasuk bulan yg dimuliakan, sebab itu juga masyarakat Padang Pariaman memiliki tradisi tersendiri. Makanan ini dijadikan simbol dalam tradisi tersebut.

Demikianlah ulasan mengenai Membahas tentang Mengenal Mandoa Sambareh, Tradisi Masyarakat Pariaman di Bulan Rajab . apabila ada pertanyaan dapat dgn menuliskan pada kolom komentar dibawah ini.

terima kasih





Uncategorized

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.