– Cara Gus Miftah dalam berdakwah yg lebih menekankan silaturahmi dan mempertahankan nilai kultural Jawa, berhasil memukau Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.
Menurut Ganjar, hal itulah yg
sekarang ini diperlukan buat menjelaskan
penjabaran sila pertama Pancasila kepada semua kalangan.
“Kalau
mendengarkan Islam itu, seperti apa sih? Gus Miftah dapat menggunakan cara zaman
sekarang. Ketika ada persoalan, dapat dijelaskan dgn mudah. Tua-muda dapat.
Lalu Islam, waktu masuk ke Tanah Jawa itu, banyak pendekatan-pendekatan budaya.
Jadi, kultural itu jangan sampai hilang,†kata Ganjar Pranowo, dikutip
dari Moeslim Choice, Senin, 4 November 2019.
Ia beranggapan, pendekatan kultural yg dilakukan Gus Miftah tersebut telah terlihat
sejak di pintu masuk menuju areal Ponpes Ora Aji.
Pasukan
Bergada telah bersiap menyambut dan mengiringi Ganjar Pranowo dan tamu undangan
lainnya masuk ke areal masjid.
Selain itu,
juga ada lagu berjudul Milad Ora Aji yg dilantunkan oleh ibu-ibu jemaah saat
membuka acara.
“Seperti lagu
Milad Ora Aji tadi. Pesannya itu sampai. Jadi, kalau mau mengabarkan ke
sedulur-sedulur, itu sampai,†ujar Ganjar.
Pada kesempatan itu, Gus Miftah sempat menuturkan, banyak masyarakat di sekitar Ponpes
Ora Aji yg tak beragama Islam.
“ Meski sempat ada yg menentang ketika Ponpes mau didirikan, tetapi
dgn silaturahmi yg baik justru masyarakat sekitar sekarang dapat menerima
dgn baik,†ujar Ganjar.
“Begitu ada
silaturahmi, jalan terbuka dan dapat saling menerima. Jadinya sekarang seperti
ini, semua suka. Tidak ada yg marah, sebab yg dikabarkan baik,†sambungnya.
Mantan anggota DPR RI ini juga berpesan kepada masyarakat buat tetap menjaga silaturahmi dan
saling menghormati, apapun agama, suku dan golongannya.
“Ketuhanan
Yang Maha Esa itu artinya bertuhan. Semua agama itu baik, bagi para pemeluknya.
Saya titip, silaturahmi itu terus dijaga. Saya datang ke sini ini, ya buat
menjaga silaturahmi,†ujarnya.
– Cara Gus Miftah dalam berdakwah yg lebih menekankan silaturahmi dan mempertahankan nilai kultural Jawa, berhasil memukau Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.
Menurut Ganjar, hal itulah yg
sekarang ini diperlukan buat menjelaskan
penjabaran sila pertama Pancasila kepada semua kalangan.
“Kalau
mendengarkan Islam itu, seperti apa sih? Gus Miftah dapat menggunakan cara zaman
sekarang. Ketika ada persoalan, dapat dijelaskan dgn mudah. Tua-muda dapat.
Lalu Islam, waktu masuk ke Tanah Jawa itu, banyak pendekatan-pendekatan budaya.
Jadi, kultural itu jangan sampai hilang,†kata Ganjar Pranowo, dikutip
dari Moeslim Choice, Senin, 4 November 2019.
Ia beranggapan, pendekatan kultural yg dilakukan Gus Miftah tersebut telah terlihat
sejak di pintu masuk menuju areal Ponpes Ora Aji.
Pasukan
Bergada telah bersiap menyambut dan mengiringi Ganjar Pranowo dan tamu undangan
lainnya masuk ke areal masjid.
Selain itu,
juga ada lagu berjudul Milad Ora Aji yg dilantunkan oleh ibu-ibu jemaah saat
membuka acara.
“Seperti lagu
Milad Ora Aji tadi. Pesannya itu sampai. Jadi, kalau mau mengabarkan ke
sedulur-sedulur, itu sampai,†ujar Ganjar.
Pada kesempatan itu, Gus Miftah sempat menuturkan, banyak masyarakat di sekitar Ponpes
Ora Aji yg tak beragama Islam.
“ Meski sempat ada yg menentang ketika Ponpes mau didirikan, tetapi
dgn silaturahmi yg baik justru masyarakat sekitar sekarang dapat menerima
dgn baik,†ujar Ganjar.
“Begitu ada
silaturahmi, jalan terbuka dan dapat saling menerima. Jadinya sekarang seperti
ini, semua suka. Tidak ada yg marah, sebab yg dikabarkan baik,†sambungnya.
Mantan anggota DPR RI ini juga berpesan kepada masyarakat buat tetap menjaga silaturahmi dan
saling menghormati, apapun agama, suku dan golongannya.
“Ketuhanan
Yang Maha Esa itu artinya bertuhan. Semua agama itu baik, bagi para pemeluknya.
Saya titip, silaturahmi itu terus dijaga. Saya datang ke sini ini, ya buat
menjaga silaturahmi,†ujarnya.