Hal terburuk yang terjadi pada diri da’i adalah : “Jika batinnya bertentangan dengan lahirnya, dan apabila ia gegabah dalam berfatwa tanpa dasar ilmu yang syar’i”
Hal terburuk yang terjadi pada diri da’i adalah : “Jika batinnya bertentangan dengan lahirnya, dan apabila ia gegabah dalam berfatwa tanpa dasar ilmu yang syar’i”
Kepuasan hati dan akal berjalan seiring dan bersamaan. Demikian pula sekelumit perhatian pada hati nurani, nilai-nilai harga diri dan kecenderungan psikologis, dan harapan-harapan masa depannya dapat memantapkan hati dan menenangkan jiwa.
Dalam perjalanannya menuju mesjid, Iring-iringan jenazah melewati seorang badui. Pemandangan ini membuat si badui merenung sejenak.
“Aku akan ikut sholatkan jenazah itu agar bila aku mati nanti orang juga tak segan menyolatkan aku,” pikir si badui. Ia lalu mengikuti iringan jenazah itu memasuki mesjid. Setelah menyolatkan, ia kembali mengurus kerjaannya.
Malam harinya sang imam mimpi bertemu dengan si mayit. Ia tampak sangat bahagia.
“Bagaimana keadaanmu,” tanya sang imam.
“Alhamdulillah, Allah telah mengampuni dosa-dosaku berkat doa si badui.”
Keesokan harinya sang imam mencari si Badui. Setelah bertemu, ia bertanya, “Doa apa yang kau baca sewaktu sholat jenazah kemarin.”
“Aku tidak membaca apa-apa,” kata si Badui.
“Semalam aku mimpi bertemu dengan mayit yang kita sholatkan kemarin. Ia bercerita bahwa Allah telah mengampuni dosa-dosanya berkat doamu.”
“Aku tidak berdoa apa-apa. Aku hanya berkata: Ya Alloh, sekarang ia adalah tamu-Mu. Kalau tamuku, tentu akan kusembelihkan seekor kambing.”