, SERANG – Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kota Serang gelar tahlilan dan do’a bersama di Halaman Mesjid Nurul Hikmah Polres Serang Kota. Kegiatan ini merupakan aksi solidaritas atas meninggalnya kader PMII Kendari, Rendi ketika melakukan aksi penolakan RUU KUHP di DPRD Sulawesi Tenggara beberapa waktu lalu.
Ketua Cabang PMII Kota Serang, Abdul Muhit Hariri mengatakan bahwa, dgn meninggalnya sahabat Randi, PMII sangat terpukul dan menyaygkan sekali, kepada oknum aparat yg melakukan tindakan represif.
“Kita sangat berduka, hampir seluruh kader Pmii se-Indonesia bergerak buat menyuarakan sahabat Randi. Inilah arti sahabat buat kita semua” kata Abdul Muhit Hariri di Serang, Senin (30/9/2019) malam.
Gagalnya refirmasi kemananan, sambung Muhit, sebab adanya tindakan oleh oknum kepolisian. Padahal UUD telah memberikan jaminan bagi warga negara yg memberikan pendapatnya di muka umum.
“Maka PMII kota serang mengecam keras segala tindakan refresip oleh aparat kemanan, dan menuntut kepada polda sultra buat mengusut kepada pelaku di lapangan. Kami mau terus menyuarakan sebelum kasus ini terungkap” imbuhnya
Ia juga juga menuntut supaya pihak supaya anggota polri yg melakukan kekerasan kepada mahasiswa di usut tuntas.
Senada dgn itu, Kapolres Serang AKBP Kota Edhi Cahyono mengatakan bahwa, saya selaku kapolres mewakili jajaran mengucapakan bela sungkawa atas gugurnya Randi yg telah memperjuangkan rakyat di sulswasi tenggara.
“Hal ini bukan dari kemauan kita, saya juga dalam hati menuntut pelakunya supaya cepat tertangkap” ujarnya
SOP Polri, imbuh AKBP Kota Edhi Cahyono, tak diperkenankan buat memakai senjata api ketika pengamanan aksi mahasiswa.
“Kalau ada yg memakai itu telah menyalahi prosedur, mahasiswa itu sahabat saya, harus melakukan pendekatan dgn lembut. Bukan dgn ancaman” imbuhnya
Ia berharap sinergitas antara mahasiswa dgn polri semakin erat.