Begini Cara Murabbi Wahabi Agar Dianggap Baik oleh Calon Targetnya

– Aryo Musthofa yg pernah ikut wahabi selama 13 tahun menceritakan pengalamannya kepada ikhwan Mahasiswa Ahlith Thariqoh Al-Mu’tabarah An-Nahdliyyah (Matan) di sela-sela mau dilangsungkannya sidang pleno komisi F Muktamar XII Jamiyyah Ahlith Thoriqoh Al-Mu’tabaroh An-Nahdliyyah (Jatman) di Pendopo Lama Kota Pekalongan, Rabu (17/01/2018) malam itu.

Kita mau tertawa melihat kurikulum mereka yg disebut tarbiyah. Santri mau tertawa sebab sangat simpel. Tidak perlu sampai kitab tebal macam Nihayatuz Zain dan lainnya. “Ngaji mereka itu tak seperti kita utawi iki iku, walah klenger mereka kalau ngaji begitu,” ujar Aryo kepada puluhan kader Matan yg mendengarkan.

Namun, lanjut Aryo, materi-materi buat kader inti tak mau diberikan oleh pimpinan mereka, “misalnya siyasah wal jundiyah (politik dan militer), tak dipublikasi,” terang Aryo.

Menurutnya, yg dipublikasikan oleh salafi wahabi ialah ajaran yg sifatnya umum sehingga orang tak perlu mempertanyakan alirannya apa. “Tingkatan mereka itu bertahap, mulai tamhidy (orang-orang awal), muayyid (mulai yakin dan mantap) dan kader inti,” ucapnya.

Karena itulah, masih kata Aryo, ada materi tarbiyah muayyid, tarbiyah tamhidy hingga dibuatkan khusus aplikasinya. Jadi, para murabbi (bukan Rabi Yahudi) itu telah ada panduan materinya. Para murabbi wahabi ini terkontrol ketika menyampaikan materi kepada kader.

Baca Juga:  Beginilah Kritik Alm. KH Ali Mustafa Yaqub Terhadap Syeikh Al Albani

Kepada ikhwan Matan, Aryo kemudian menunjukkan salah satu aplikasi yg masih aktif buat murobbi tentang materi “risalatul insan” yg berisi kisah-kisah nabi, sahabat, ulama, “dan kadang mengutip Imam Syafi’i, yg baik-baik dikutip,” tandasnya.

Ketika masih gabung di salafi wahabi, Aryo mengaku pernah menyampaikan materi “risalatul insan” kepada seorang kiai. Tujuan materi itu ialah attaqwa, “dan orang yg memiliki taqwa ia mau memiliki izzah (kemuliaan),” tambahnya.

Kalau orang telah dijelaskan supaya beribadah, memiliki taqwa, lalu izzah, yg harus berbuat begini dan begitu, maka ia harus berbuat buat menjadi bagian dari khilafah. Pada tahapan inilah, ada materi tentang khilafah yg dibagi lagi pembahasannya, yakni imaroh (kepemimpinan) dan ri’ayah (kerakyatan).

Materi tentang khilafah itulah yg diberikan kepada kader muayyid, yakni kader-kader yg telah mendapatkan materi ma’rifatul insan pasca risalatul insan. Untuk mengerti tentang tujuan manusia, materi lanjutan yg diberikan ialah, antara lain: manusia dibagi menjadi tiga, 1) jasadiyah (jasmani), 2). fikriyyah (pikiran), 3) arruh(rohani).

Baca Juga:  Salafi Wahhabi Menvonis Sesat & Kafir Imam Abu Hanifah Rahimahullah

Keterangan tentang jasad misalnya, “kita butuh makanan yg halal, nah ibu-ibu yg seneng ini biasanya,” ujar Aryo memberikan contoh. Untuk materi fikriyah, yg dikeluarkan ialah kegunaan ilmu yg bermanfaat buat dunia dan akhirat. Jadi sangat umum sekali materinya.

Jika telah berlanjut pada pembahasan Arruh, para murabbi mau memberikan materi tentang dzikir atau mengingat Allah, yg jangan hanya dijalankan ketika shalat saja. “Ketika telah sampai sini, ghozwul fikri-nya (perang pemikirannya), telah masuk,” papar Aryo kepada kader Matan yg mengikuti obrolan.

Dalam tahapan ini, tugas murabbi ialah membuat penasaran para calon kader muayyid tersebut. Tujuannya supaya datang lagi buat kajian pekan depan.

Dan taktiknya di lapangan ialah mencari dan mendatangi majelis-majelis tak’lim. Dibawakan sarung, gula dan disapa manis dgn salam. “Jika mendengar orang sakit mereka harus yg pertama nengok,” terang Aryo.

Pertama mungkin datang sendirian. Tapi besok dia mungkin membawa istri berserta gula dan hal lain yg dipelukan, lalu mendoakan dgn sholawat “tanpa sayyidina Muhammad”. “Dia mendoakan yg sakit di luar doa yg biasa dipapakai oleh kiai,” lanjut Aryo.

Baca Juga:  Ini Panduan Praktis Bagi Awam Jika Menghadapi Teman Salafi Wahabi

Semua dilakukan supaya mereka dianggap baik oleh yg dijenguk. “Itu dulu yg saya lakukan, kalau perlu taqiyah membawa tasbih, padahal di rumah lemparin lagi tasbihnya,” aku Aryo kepada kader Matan di lokasi Muktamar, disambut tawa.

Ketika telah sembuh, mau didatangi ke rumah. Misal ketika butuh mobil buat keperluan tertentu, mau diusahakan tersedia. “Dia tak ada urusan dgn uang sebab dapat telpon anggota DPR nya, ketua DPC nya, ketua rantingnya,” jelas Aryo.

Source: DutaIslam.com





Uncategorized

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.