Zakat pertanian merupakan zakat yg secara khusus diberlakukan atas semua jenis tanaman pangan yg menjadi makanan pokok di suatu negeri.
Â
وتختص زكاة النباتات بالأقوات
Â
“Zakat pertanian hanya dikhususkan buat jenis tanaman makanan pokok.â€
Â
Ada dua kelompok tanaman pangan yg dipungut sebagai zakat, yaitu:
- Dari kelompok buah-buahan, meliputi ruthab (kurma) dan ‘inab (anggur).
- Dari kelompok biji-bijiian, meliputi gandum, beras, dan segala jenis tanaman biji-bijian yg dapat dijadikan bahan makanan pokok serta dapat disimpan.
Â
Â
Syarat Wajib Tanaman Dijadikan Objek Zakat
Tidak semua jenis tanaman yg masuk kelompok biji-bijian dan buah-buahan dapat dijadikan objek zakat zuru’ dan tsimar (zakat pertanian). Secara umum, harus terpenuhi syarat dan ketentuan sebagai berikut:
- Tanaman itu tumbuh sebab dibudidayakan oleh manusia
- Harus terdiri dari tanaman yg dapat dijadikan makanan pokok dan dapat disimpan.
- Sudah keras dan siap disimpan (buduw al-shalah) dalam kondisi kering
- Mencapai nishab
Â
Nishab Zakat Pertanian
Kadar nishab zakat pertanian ialah 5 wasaq, berdasarkan sabda Nabi saw:
Â
ليس Ùيما دون خمسة أوسق من التمر صدقة
Â
“Tidak ada zakat buat sesuatu yg kurang dari 5 wasaq kurma.â€
Â
Satu wasaq setara dgn 60 sha’, sementara 1 sha’ sama dgn 4 mud. Berdasarkan kitab Fathul Qadir fi ‘Ajaibil Maqadir karya Mbah Kiai Ma’shum, Kwaron, Diwek Jombang, diketahui pendekatan berat 1 mud, ialah sebagai berikut:
- 1 mud beras putih = 679,79 gram
- 1 sha’ beras putih = 2718,19 gram = 2,72 kg
- 1 nishab beras putih = 815,758 kg
- 1 nishab Kacang Hijau = 780,036 kg
- 1 nishab Kacang Tunggak = 756,697 kg
- 1 nishab Padi = 1631,516 kg = 1,631 Ton Gabah Kering
- 1 nishab Padi Kretek = 1323,132 kg = 1,323 Ton Gabah Kering
(Mbah Kiai Ma’shum, Fathu al-Qadir fi ‘Ajaib al-Maqadir, halaman 20-21).
Â
Besaran Pengeluaran Zakat Pertanian
Penghitungan zakat pertanian juga dipengaruhi oleh jenis pengairan tanaman, yaitu:
- Diambil 5 persen bila memakai irigasi berbayar.
- Diambil 10 persen bila memakai irigasi tadah hujan atau berasal dari saluran irigasi tak berbayar.
Â
Cara Penghitungan Zakat Pertanian
Kasus 1
Seorang petani telah berhasil memanen padi dgn total akhir gabah kering seberat 2 ton. Pengairan padinya menggunakan irigasi berbayar.
Pertanyaan:
- Berapakah zakat yg harus dikeluarkan?
- Bagaimana bila irigasinya berasal dari tadah hujan atau air irigrasi tak berbayar?
Â
Jawab:
Jenis pengairan = irigasi (5%)
Total panenan gabah kering = 2 Ton = 2000 kg, lebih besar dari nishab padi 1,631 ton gabah atau 1,323 ton gabah padi kretek
Zakat yg harus dikeluarkan = Â 5% x 2000 kg gabah kering = 100 kg gabah kering = 1 kuintal
Â
Jika irigasi sawah berasal dari pengairan gratis, maka zakat yg harus dikeluarkan ialah sebesar 10%. Sehingga zakat yg harus dikeluarkan, ialah:Â 10% x 2000 kg gabah kering = 200 kg gabah kering = 2 kuintal
Â
Kasus 2
Seorang petani telah panen padi dgn total akhir beras kering yg didapat ialah seberat 1,5 ton. Pengairan padinya menggunakan irigasi berbayar.
Pertanyaan:
- Berapakah zakat yg harus dikeluarkan?
- Bagaimana bila irigasinya berasal dari tadah hujan atau air irigrasi tak berbayar?
Â
Jawab:
Jenis pengairan = irigasi (5%)
Total panenan dalam bentuk beras putih kering = 1,5 Ton = 1500 kg, lebih besar dari nishab beras putih 815,758 kg beras.
Zakat yg harus dikeluarkan =Â 5% x 1500 kg gabah kering = 75 kg beras = 0,75 kuintal beras
Â
Jika irigasi sawah berasal dari pengairan gratis, maka zakat yg harus dikeluarkan ialah sebesar 10%. Sehingga zakat yg harus dikeluarkan, ialah: 10% x 1500 kg beras = 150 kg beras = 1,5 kuintal beras.
Â
Ustadz Muhammad Syamsudin, Peneliti Bidang Ekonomi Syariah Aswaja NU Center PWNU Jatim
Â
Uncategorized