Kiai Said: Islam di Nusantara Tak Bisa Dipisahkan dari Nasionalisme

– PW Lembaga Ta’lif wa Nasyr Nahdlatul Ulama (LTNNU) Jawa Timur dan Universitas Yudharta Pasuruan menggelar The 3rd International Workshop and Training on Islam Nusantara Research Methodology, Rabu hingga Jumat, 25-27 September 2019.

Kegiatan internasional ini dibuka
langsung Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama
(PBNU) Prof. Dr. KH. Said Aqil Siroj.

Dalam sambutannya, Kiai Said
mengatakan, Islam di bumi
Nusantara mempunyai karakter yg tak dapat dipisahkan antara Islam dan
Nasionalisme atau kebangsaan.

“Dengan terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), telah
membuktikan kalangan pesantren dan umat Islam secara luas telah turut
memberikan andil yg besar,” kata Kiai Said, dikutip dari situs Laduni,
Rabu, 25 September 2019.

Baca Juga:  Rebo Wekasan dan Potret Tradisi Islam Nusatara

“Ketika Allah
mengutus Nabi Muhammad 15 abad yg lalu masyarakat Arab memiliki dua ciri.
Dari sisi peradaban Ummiyin, buta huruf. Dari sisi agama, Dholalin Mubin, sesat
yg sesesatnya,” sambungnya.

Kiai Said menjelaskan, dgn menukil ayat
kedua dari Surat al-Jum’at. Menurut Kiai Said, bagaimana Nabi Muhammad SAW
mengembangkan masyarakat Arab melalui empat tahapan.

“Mengenalkan mereka dgn bacaan Al-Qur’an, membentuk character building/tazkiyatun
nafs, menguasai ilmu pengetahuan, dan memiliki kearifan dalam berinteraksi
sosial,” ujarnya.

Maka dgn
berbekal empat hal ini, lanjut Kiai Said, Nabi Muhammad SAW mampu mengubah masyarakat Arab yg awalnya jahiliyah
menjadi pusat peradaban Islam.

Berangkat dari hal tersebut, Kiai Said
memotivasi santri-mahasiswa Yudharta buat
terus mengembangkan diri, mampu membaca Al-Qur’an dgn baik, memiliki himmah
dan azimah, menguasai Ilmu pengetahuan
utamanya yg bersumber dari Al-Qur’an, Hadits, Ijma’, dan Qiyas, serta
memiliki kearifan dalam bersikap.

Baca Juga:  Posko Induk GP Ansor Salurkan Bantuan Logistik ke Pulau Karampuang, Sulbar

“Betapa
kita harus bersyukur hidup di Indonesia sebab relasi antara agama dan negara
telah selesai. KH. Hasyim Asy’ari, KH. Wahab Hasbullah dan pendiri NU lainnya
ialah ulama yg juga nasionalis. Ulama yg juga berpegang bahwa mencintai negara
ialah sebagian dari iman,” jelasnya.





Uncategorized

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.