Membahas tentang5 Jenis Wartawan Menurut Mahbub Djunaidi

Pada kesempatan ini kami mau mengulas tentang Membahas tentang5 Jenis Wartawan Menurut Mahbub Djunaidi,

Oase.id- Salah satu tokoh masyhur dalam sejarah pers Indonesia ialah Mahbub Djunaidi. Dia pernah menjabat sebagai Ketua Umum Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) pada periode 1965-1970.

Mahbub juga tercatat pernah memimpin beberapa media massa. Dia dikenal sebagai sosok yg kritis dan gigih menjaga kredibilitas profesi kewartawanan di Indonesia.

Saking kritisnya, Mahbub tak jarang mengeluarkan sindiran untuk teman-teman sejawat. Kritik-kritik tajam Mahbub, salah satunya, termaktub dalam Asal Usul (1996).

Berikut ialah julukan untuk wartawan jenis-jenis tertentu ala Mahbub sesuai dgn tingkah dan sepak terjangnya;

 

Kuli tinta

Mahbub pernah menjuluki kawan seprofesinya sebagai kuli tinta. Kritik ini disasarkan kepada wartawan yg memiliki hubungan terlampau dekat dgn pemerintah atau perusahaan.

“Sebutan kuli tinta biasa dikenakan kepada wartawan yg amat dekat hubungannya dgn Humas, seperti dekatnya menantu dgn mertua, sehingga orang sulit membedakan mana yg wartawan dan mana Humas,” tulis Mahbub dalam kolom berjudul Sebutan.

Menurut Mahbub, wartawan jenis ini mau sungkan mengajukan pertanyaan kritis, serta menelan pernyataan dari narasumbernya secara bulat-bulat.

 

Nyamuk pers

Sebutan selanjutntya ialah Nyamuk Pers. Julukan ini diberikan kepada pewarta yg terlampau idealis dan gemar mengadopsi wacana-wacana besar.

“Nyamuk pers biasanya dialamatkan kepada wartawan yg tak dapat duduk diam, senantiasa dalam keadaan gatal, dan kepmau mengubah dunia dgn sekali kibas, sementara ia sendiri tak mengalami perubahan fisik yg berarti,” tulis Mahbub.

 

Wartawan dgn sebutan ini, dalam kelakar Mahbub, biasanya diejek terlambat lahir 50 tahun. 

 

Ratu dunia

Ratu dunia, kata Mahbub, merupakan sebutan yg paling lumayan, walau kedengaran berlebihan. 

“Sangat boleh jadi, lantaran sebutan inilah rupanya bnayak orang memilih wartawan sebagai profesinya, setelah gagal melamar kerja di kantor douane atau urusan logistik.”

Dunia kewartawanan dianggap oleh orang-orang jenis ini sebagai alternatif dalam meniti karier dan pekerjaan.

 

Baca: Kesaksian KH Saifuddin Zuhri dalam Pembentukan PWI 1946: Wartawan Itu Semut

 

Clickbait 

Jauh sebelum era pemberitaan daring muncul dan menghadirkan problem clickbait, Mahbub telah melancarkan kritik bagi wartawan yg biasa menulis dgn nada provokatif, hiperbolis, dan mengandung umpan klik.

Kritik Mahbub kali ini ditemukan dalam kolom berjudul Dagangan (1993).

“Ada beberapa koran Indonesia yg ngeri saya baca. Soalnya, isinya membuat hati saya deg-gedan, was-was, dan kecut, seakan-akan saya ini hidup di sebuah negeri penuh bandit. Dunia rasanya gelap, seakan-akan sebentar sore saya dapat mati tanpa sebab yg jelas. Malam hari takut digarong, siang hari takut kena muntaber. Pokoknya ngeri! Apa enaknya hidup dicekam rasa macam-macam seperti itu,” papar Mahbub.

Mahbub lebih menyarankan wartawan menulis peristiwa dgn apa adanya berdasarkan fakta. Syukur-syukur, bila dalam tulisannya tersebut memuat misi dalam membangun semangat dan optimisme bagi masyarakat pembaca.

 

Wartawan penakut

Mahbub menyadari, profesi wartawan, apalagi yg kritis sepertinya bukan berarti tanpa risiko.

Mengutip artikel berjudul Mahbub Djunaidi: Jangan Jadi Wartawan Penakut! dari NU Online, Man Suparman pernah menulis pesan Mahbub yg tak menyarankan seseorang menggeluti profesi wartawan bila tak memiliki jiwa yg tangguh dan penuh keberanian.

“Dek, kalau mau kaya, jangan jadi wartawan, jadilah pengusaha. Kalau penakut jangan jadi wartawan, jadilah tukang mie bakso,” ucap Mahbub, seperti yg dikutip dalam artikel tersebut.

Mahbub Djunaidi merupakan tokoh kelahiran 27 Juli 1933 dan mengembuskan napas terakhir di Bandung, Jawa Barat pada 1 Oktober 1995. Selain sebagai wartawan, pendiri Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) ini juga dijuluki “Pendekar Pena” lantaran beberapa karya yg disumbangkannya dalam dunia kesastraan Indonesia.

 

(SBH)

Demikianlah ulasan mengenai Membahas tentang5 Jenis Wartawan Menurut Mahbub Djunaidi . apabila ada pertanyaan dapat dgn menuliskan pada kolom komentar dibawah ini.

terima kasih





Uncategorized

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.