Membahas tentang5 Sikap Nabi Menghadapi Wabah dan Penderita Penyakit Menular

Pada kesempatan ini kami mau mengulas tentang Membahas tentang5 Sikap Nabi Menghadapi Wabah dan Penderita Penyakit Menular,

Oase.id- Masyarakat dunia tengah diuji dgn kehadiran wabah korona. Pandemi yg bersumber dari virus Covid-19 menjadikan beberapa negara mendeklarasikan kebijakan lockdown atau larangan keluar dan masuk suatu kawasan demi mengurangi proses penularan wabah.

Saran lain yg dipercaya dapat memperlambat laju persebaran penyakit menular ialah dgn cara menerapkan anjuran social distancing. Yakni, inisiatif pribadi untuk menghindari keramaian dan kerumunan, atau membuat jarak dgn orang yg sedang sakit.

Rasulullah Muhammad Saw juga pernah meneladankan sikap kepada para sahabatnya terhadap pengidap penyakit menular. Berikut ialah 5 langkah yg dilakukan Nabi demi mencegah perkembangan jumlah orang dgn suspect pandemi;

 

Menghindar

Diriwayatkan Bukhari dan Muslim, Rasulullah bersabda;

“Larilah dari orang yg sakit lepra, sebagaimana kamu lari dari singa.”

Nabi menyarankan umatnya untuk membentengi diri dari penyakit menular dgn tak menganggap enteng beberapa faktor dan penyebabnya. Di antaranya ialah dgn menghindari kontak secara langsung dgn penderita penyakit menular.

Dalam hadis, Nabi mencontohkan penyakit kulit berupa lepra yg dapat menular melalui sentuhan kulit.

Baca: Isolasi, Cara Nabi Memerangi Wabah dan Epidemi

 

Tenggang rasa

Anjuran menghindari pengidap penyakit menular bukan berarti menunjukkan bahwa Nabi menyarankan para sahabatnya untuk mengucilkan penderita tersebut. Akan tetapi, langkah yg diimbau Nabi ini justru lebih menitik-beratkan kepada semangat kepedulian dan tenggang rasa.

Hal ini, sesuai dgn hadis riwayat Bukhari bahwa Nabi Saw pernah bersabda;

“Janganlah kamu lama-lama memandang orang-orang yg sedang sakit lepra.”

Hadis ini merupakan penanda bahwa berkontak berlebihan dgn penderita penyakit menular di masa itu dapat memberikan dampak penderitaan pengidap dari sisi psikologis.

 

Tawakal

Berpasrah penuh kepada Allah Swt ialah jalan yg paling dianjurkan Rasulullah Saw. Ihwal penyakit menular, Nabi bersabda;

“Tidak ada penularan, tak ada ramalan jelek, dan tak ada penyusupan kembali (reinkarnasi) ruh orang mati pada burung hantu. (HR. Muslim). 

Dalam Tadrib, Imam Suyuthi mencatat bahwa Ibnu Shalah mengatakan, pada hakikatnya penyakit itu tak dapat menular dgn sendirinya. Akan tetapi Allah-lah yg membuatnya menular.

Sementara, proses penularannya memang diperantarai oleh proses percampuran antara yg sakit dan yg sehat melalui berbagai macam sebab yg berbeda.

 

Masih dari sumber yg sama, Al-Ghazali berpendapat, kesimpulan “ketiadaan penularan” itu merupakan ketentuan tetap dan bersifat umum. Sedangkan perintah menjauhi orang sakit tetap disarankan sebab dalam rangka Syadzudz Dzarai, yakni menutup munculnya kemungkinan bahaya dgn tetap percaya kepada takdir Allah Swt, bukan sebab penularan yg dianggapnya tak ada.

 

Bersabar

Nabi Muhammad Saw juga menganjurkan umatnya untuk bersabar ketika menghadapi wabah penyakit. Pernah ketika menghadapi wabah penyakit Thaun, Rasulullah bersabda;

“Tha'un merupakan azab yg ditimpakan kepada siapa saja yg Allah kehendaki. Kemudian Dia jadikan rahmat kepada kaum Mukminin.” (HR. Bukhari).

Sabar dan tak cepat panik menjadi solusi yg disarankan Rasulullah dalam menghadapi pandemi. Masih dalam hadis yg sama, Nabi melanjutkan;

“Tidaklah seorang hamba yg di situ terdapat wabah penyakit, tetap berada di daerah tersebut dalam keadaan bersabar, meyakini bahwa tak ada musibah kecuali atas takdir yg Allah tetapkan, kecuali ia mendapatkan pahala seperti orang yg mati syahid.”

 

Optimistis

Pesan yg tak kalah penting dari Rasulullah Saw ketika tertimpa musibah wabah ialah tetap membangun prasangka baik, optimistis, berdoa, dan tetap berikhtiar sekuat tenaga.

Rasulullah Saw bersabda;

“Tidaklah Allah SWT menurunkan suatu penyakit, kecuali Dia juga yg menurunkan penawarnya. (HR. Bukhari)

Wabah korona hanya ujian, teguran, sekaligus rahmat dari Allah Swt supaya manusia tetap mengingat kekuasan-Nya yg tiada berbanding. Berprasangka baiklah bahwa dgn kasih sayg-Nya, Allah mau segera mencabut cobaan ini dalam waktu yg tak lama. 

 

Sumber: Disarikan dari hadis-hadis dalam Shahih Bukhari dan Shahih Muslim Bab At-Thib, serta keterangan dalam Tadrib Ar-Rawi fi Syarhi Taqrib An-Nawawi karya Abdurrahman bin Kamaluddin Abu Bakr bin Muhammad Jalaluddin As-Suyuthi.

(SBH)

Demikianlah ulasan mengenai Membahas tentang5 Sikap Nabi Menghadapi Wabah dan Penderita Penyakit Menular . apabila ada pertanyaan dapat dgn menuliskan pada kolom komentar dibawah ini.

terima kasih





Uncategorized

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.