Oase.id- Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah mengeluarkan edaran Nomor: 02/EDR/I.0/E/2020 tentang Tuntunan Ibadah dalam Kondisi Darurat Covid-19. Edaran ini menjelaskan skenario penyelenggaraan Ramadan 2020 bila virus korona (Covid-19) belum reda. 

1 Ramadan 1441 Hijriah diperkirakan jatuh pada Jumat, 24 April 2020.
 
Di antara muatan imbauan dalam edaran tersebut ialah kewajiban berpuasa yg tetap berlangsung. Kecuali, bagi orang yg sedang sakit dan kondisi kekebalan tubuhnya tak baik. Mereka yg tak puasa dapat menggantinya sesuai tuntuan syariat, yakni di luar bulan Ramadan.

Edaran tersebut juga mengatur soal pelaksanaan salat Tarawih saat pandemi Covid-19 masih berlangsung. Takmir masjid tak perlu mengadakan salat Tarawih berjemaah di masjid, dan musala. Termasuk kegiatan Ramadan yg lain seperti ceramah, tadarus berjemaah, iktikaf, dan kegiatan berjemaah lainnya.

 

Di samping itu, salat Idulfitri ialah sunnah muakkadah dan merupakan syiar agama yg sangat penting. Salat Idulfitri dan seluruh rangkaiannya, seperti mudik, pawai takbir, halalbihalal tak perlu diselenggarakan, apabila penyebaran Covid-19 belum reda pada awal Syawal 1441 Hijiriah.

 

Apabila berdasarkan ketentuan pihak berwenang Covid-19 dinyatakan telah reda dan dapat dilakukan konsentrasi banyak orang, salat Idulfitri dapat dilaksanakan dgn tetap memperhatikan petunjuk dan ketentuan yg dikeluarkan pihak berwenang mengenai hal itu.

Jumlah pasien positif korona di Indonesia terus melonjak. Ada penambahan 109 kasus menjadi 1.155 orang dinyatakan positif korona per Sabtu, 28 Maret 2020, pukul 12.00 WIB.

 

Pasien yg sembuh dan telah diperbolehkan pulang bertambah 13 kasus. Total telah ada 59 pasien yg sembuh dari covid-19.
 
Sementara itu, jumlah pasien yg meninggal bertambah 15 kasus menjadi 102 orang.

(SBH)

Demikianlah ulasan mengenai Membahas tentangBegini Skenario Muhammadiyah bila Pandemi Korona Berlangsung hingga Ramadan dan Lebaran . apabila ada pertanyaan dapat dgn menuliskan pada kolom komentar dibawah ini.

terima kasih