Membahas tentangCerita Bilal Tak Mau Lagi Mengumandangkan Azan

Pada kesempatan ini kami mau mengulas tentang Membahas tentangCerita Bilal Tak Mau Lagi Mengumandangkan Azan,

Oase.id- Selepas Rasulullah Muhammad Saw wafat, kaum muslimin bersepakat untuk berbaiat kepada Abu Bakar As-Shidiq sebagai khalifah. Namun bagi Bilal bin Rabah, pergantian kepemimpinan tersebut tak cukup mengobati rasa kehilangan.

Bilal menangis setiap melintasi sudut kota Madinah yg dianggapnya punya cerita tersendiri bersama Rasulullah. Hingga akhirnya ia berpendapat, selama masih di kota nabi, kepiluan itu tak mau pernah padam.
 
Bilal mantap untuk pamit meninggalkan Madinah. Kepada Khalifah Abu Bakar, ia mengutarakan maksudnya.

“Apa alasanmu, wahai Bilal?” tanya Abu Bakar setelah mendengar penuturan Bilal.
 
“Di sini terlalu banyak kenangan bersama Nabi. Di saat kutatap sesuatu yg pernah Rasulullah sentuh, maka baygan mulia itu turut hadir. Itulah yg membuatku senantiasa bersedih dan menangis,” jawab Bilal.
 
Dengan berat hati, Abu Bakar mengizinkan. Bilal mohon diri, hingga bertahun-tahun kemudian ia menetap di Bidarian, dekat Syam, lalu bergeser ke Homs, Syria. 

Sejak meninggalkan Madinah, Bilal pun selalu menolak saat diminta mengumandangkan azan.

Kerinduan yg begitu berat laksana membuat sahabat Bilal bisu. Terlebih, bila ia harus melantangkan lafaz “Asyhadu anna Muhammadan Rasulullah”. Tak mau ada suara, terkecuali tangis.
 
Hingga di suatu malam, Nabi mendatangi mimpi Bilal. Rasul berkata, “Wahai Bilal, mengapa kau tak pernah mengunjungiku lagi?”
 
Bilal terperanjat dari tidurnya. Ada semacam rasa sesal. Lalu ia lekas mengemasi barang-barang untuk kembali ke Madinah, menziarahi sosok yg begitu dirindukannya.
 
Dan ternyata, Madinah telah kembali berubah. Bilal menjumpai kepemimpinan muslim kini telah beralih ke khalifah Umar ibn Khattab. Ia mendengar Abu Bakar wafat menyusul Rasulullah. Di saat menziarahi makam kedua panutannya itu, Bilal meluapkan tangis yg kian tak terbendung.
 
“Wahai paman muazin Nabi. Kami mau mendengar azanmu lagi sebagaimana di masa kakek,” bisik kedua cucu Rasulullah Saw, Hasan dan Husein saat dikunjungi Bilal.
 
Bilal mendekap keduanya, tanda ia setuju. Dilihatnya lebih dulu menara yg biasa ia jadikan tempat mengumandangkan azan, ia menaikinya, lalu melengkingkan suara merdunya hingga membuat kota nabi mendadak redup, dan senyap.
 
Aktivitas masyarakat terhenti. Muslimin Madinah merasa terjebak dalam kenangan-kenangan indah bersama Rasul. Sebagian dari mereka berlarian keluar rumah, sebagian lagi berkata, “Apakah Rasulullah diutus kembali?”
 
“Asyhadu anna Muhammadan Rasulullah …” kumandang Bilal.
 
Pecahlah tangis seluruh warga Madinah. Termasuk khalifah Umar yg bahkan terdengar paling keras di antara yg lainnya. Ini kali terakhir Bilal menuntaskan azan seusai Rasulullah berpulang. Kumandang azan yg diterjemahkan muslimin sebagai suara kerinduan.
 
Sumber: Disarikan dari salah satu kisah di Al Bidayah Wan Nihayah, karya Al-Hafizh Ibnu Katsir.

(SBH)

Demikianlah ulasan mengenai Membahas tentangCerita Bilal Tak Mau Lagi Mengumandangkan Azan . apabila ada pertanyaan dapat dgn menuliskan pada kolom komentar dibawah ini.

terima kasih





Uncategorized

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.