Pada kesempatan ini kami mau mengulas tentang Membahas tentangSejak Dulu Masyarakat Aceh Dikenal Toleran ,
Oase.id- Sebagai provinsi dgn status khusus, Aceh tak mau sekadar dikenal sebagai wilayah yg menerapkan syariat Islam. Nilai-nilai sejarah keacehan membuktikan masyarakat bumi Serambi Mekah itu terbuka dan toleran dgn perbedaan.
Fakta ini poin utama yg mau disodorkan ke pemerintah dalam kegiatan Kenduri Kebangsaan yg digelar di Kompleks Sekolah Sukma Bangsa Desa Cot Keutapang, Kecamatan Jeumpa, Kabupaten Bireuen, Provinsi Aceh. Kegiatan tersebut menjadi momentum kesadaran untuk mengembalikan kejayaan masa lampau Aceh.
“Kita mau mengembalikan kesadaran keacehan ini berbasis historis. Kalau berbasis historis buku apapun yg dibuka pasti menunjukkan orang Aceh itu sangat heterogen, sangat terbuka, sangat toleran,” kata Direktur Eksekutif Yayasan Sukma Ahmad Baedowi, sebagaimana dilansir dari Medcom.id, pada Sabtu, 22 Februari 2020.
Baedowi berharap, Aceh dibangun pusat-pusat studi Islam moderat. Pasalnya, Aceh menjadi gerbang masuk peradaban Islam di nusantara bahkan Asia Tenggara.
Nilai-nilai peradaban dan kearifan lokal masyarakat Aceh didorong semakin menggaung. Hal ini diharapkan sebagai pemantik mengembalikan kejayaan Aceh.
Sejumlah perguruan tinggi di Aceh juga telah berkembang. Butuh dukungan dari pemerintah pusat supaya perguruan tinggi di Aceh dapat bersaing di tingkat internasional.
“Jadi mereka pun mau peralatan yg telah mereka punya riset-riset yg telah mereka lakukan itu lebih dikembangkan lagi tingkatnya menjadi internasional,” ujar Baedowi.
Kenduri Kebangsaan digagas Media Group, Yayasan Sukma, dan Forum Bersama (Forbes) anggota DPR dan DPD RI asal Aceh. Acara ini diinisiasi untuk mempersatukan elemen masyarakat, politik, serta pemerintah, dalam pembangunan dan kebangsaan Aceh.
Selain Presiden Joko Widodo, Kenduri Kebangsaan juga dihadiri Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Siti Nurbaya, serta Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate.
Sementara pimpinan DPR yg hadir ialah Rachmat Gobel dan Aziz Samsuddin, serta Lestari Moerdijat yg mewakili pimpinan MPR. Sebagai penanda Kenduri Kebangsaan ini memiliki makna yg berarti bagi masyarakat Aceh, para menteri yg mendampingi Presiden Jokowi juga mau membawa beragam bantuan awal sebagai stimulan bagi kesinambungan pembangunan Aceh ke depan.
(SBH)
Demikianlah ulasan mengenai Membahas tentangSejak Dulu Masyarakat Aceh Dikenal Toleran . apabila ada pertanyaan dapat dgn menuliskan pada kolom komentar dibawah ini.
terima kasih