– Belum lama ini, protes yg begitu deras mengalir dari publik terkait disertasi kontroversial mahasiswa doktoral Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta. Hal itu menjadi perhatian berbagai kalangan, tak terkecuali Pengurus Cabang (PC) Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Kabupaten Cirebon, Jawa Barat.
Sekretaris PC ISNU Kabupaten Cirebon Masyhari mengatakan, terlepas
dari setuju atau tidaknya tentang kesimpulan disertasi tersebut, banyak orang
yg langsung menyikapinya dgn penuh emosional. Padahal, mereka belum
membaca secara utuh disertasi itu.
“Kita gampang terpengaruh hanya sebab pemberitaan
sekilas, tanpa mau membaca secara utuh dari objek yg diberitakan. Ini
menunjukkan bahwa budaya literasi kita sangat lemah,” kata Masyhari, dikutip
dari situs resmi NU, Rabu, 4 September 2019.
Hal tersebut disampaikan Masyhari ketika roadshow PC ISNU
Kabupaten Cirebon di Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Buntet Pesantren,
Selasa, 3 September 2019, kemarin.
Pada kesempatan itu, ia juga mengajak segenap civitas
akademika di kampus ini buat ikut membantu PC ISNU Kabupaten Cirebon dalam
penguatan budaya literasi di kawasan setempat.
“Tidak semata kampus
itu, ISNU juga tengah mengajak perguruan tinggi lain buat turut bergabung.
Bahklan dalam waktu dekat mau menggelar muktamar pemikiran buat tujuan
tersebut,†ujarnya.
“Kita mau gandeng 13 perguruan tinggi se-Kabupaten
Cirebon dalam kegiatan muktamar pemikiran yg
akan digelar 2020 nanti. Kegiatan ini sengaja mau kita lakukan dgn
tujuan memperkuat budaya literasi di Kabupaten Cirebon,” tambahnya.
Tak hanya memperkuat
budaya literasi, hal itu juga dilakukan buat menggagas budaya desa sehat.
Di tempat yg sama, Ketua PC ISNU Kabupaten Cirebon, H
Abdul Muiz Syaerozie juga turut mengajak civitas akademika kampus setempat
buat ikut terlibat dalam kegiatan desa sehat.
“Kami mau bikin pilot projek desa sehat jasmani dan
rohani. Keterlibatan Akper dalam kegiatan ini sangat penting,” ujar Kang
Muiz, sapaan akrabnya.