Ulasan Denny Siregar Soal Isu Uighur: Itu Propaganda AS Buat Serang NU & Muhammadiyah

– Isu Muslim Uighur belakangan ini kembali mencuat ke publik tanah air usai media barat Wall Street Journal (WSJ) menyerang 2 ormas besar Islam Indonesia dgn tuduhan jahat, propaganda kompak antara kadrun, AS.

Menanggapi isu tersebut, pegiat Medsos
Denny Siregar sempat mengupas masalah itu. Seperti apa ulasan Denny Siregar?

Dikutip dari Arrahmahnews.com, Rabu,
18 Desember 2019, berikut ulasan Denny Siregar.

Jadi begini… Dari semua penjelasan tentang etnis militan Uighur di China,
saya suka penjelasan dari Novi Basuki yg sedang studi doktoral di Universitas
Sun Yat Sen, China. Ia juga alumnus pondok pesantren Nurul Jadid, Probolinggo.

Tulisan dia
dimuat di media online Kumparan tahun 2018, mengupas dgn jelas apa yg
sedang terjadi di China. Benarkah pemerintah China melakukan intimidasi
terhadap muslim disana? Benarkah pemerintah China membuat kamp buat menyiksa
muslim Uighur?

Etnis Uighur
awalnya beragama Budha. Setelah invasi pada abad ke 10 Masehi oleh kerajaan
berbasis Islam di Xinjian Selatan, pelan-pelan terjadi konversi agama disana,
meski masih ada juga etnis Uighur yg beragama Budha.

Baca Juga:  Denny Siregar Bongkar Rekam Jejak Gus Nur: Dia Bukan Anak Kyai

Nah, sebagian
etnis Uighur yg beragama muslim ini, sejak lama mau memisahkan diri dari
China. Mereka ialah kaum separatis, yg semakin lama semakin radikal dan
militan.

Pemerintah
China sendiri, sesuai konstitusi, membebaskan warganya mau beragama apapun.
Yang dilarang ialah mensweeping pemeluk agama lain, mengkafirkan, membenturkan
negara dgn agama sampai merusak ketertiban sosial.

Kalau telah
begini, pemerintah China mau bersikap keras. Kerasnya pemerintah China
terhadap kelompok separatis, yg kemudian membawa nama agama inilah yg
sering dipropagandakan bahwa China kejam terhadap muslim disana.

Padahal ada 30
juta orang muslim disana. Mereka bebas beribadah, bahkan ada 35 ribu masjid
dibangun diseluruh China. Masjid terbesar malah ada di Xinjian, tempat etnis
muslim Uighur. Namanya masjid Id Kah.

Nah, suku
Uighur beda. Mereka mirip kadrun disini. Keras kepala, gampang diprovokasi,
bodoh dan cenderung barbar. Banyak dari mereka yg menjadi pelaku bom bunuh
diri. Bahkan sebagian diantara mereka sempat bergabung dgn teroris ISIS di
Indonesia, pimpinan Santoso, di Poso.

Baca Juga:  Moeldoko: Pemerintah RI Tak Akan Campuri Masalah Uighur

Mereka
melakukan jihad (shengzan) buat orang yg mereka anggap kafir (yijiaoutu).
Siapa yg mereka anggap kafir? Bukan saja agama lain, tapi juga muslim yg
membela pemerintahan China.

Singkatnya,
etnis muslim Uighur ini ialah kelompok separatis, yg bercampur dgn
radikalisme agama. Begitulah, sodara-sodara..

Nah supaya
mereka tak makin radikal, pemerintah China membuat konsep deradikalisasi,
dgn program reedukasi dan vokasi. Program ini kemudian dipropagandakan oleh
kelompok HAM dan media Amerika dgn nama “Kamp Konsentrasi”.

Propaganda
kekerasan China terhadap etnis muslim Uighur ini, sampe ke Indonesia. Dan
kadrun-kadrun seperti ketemu oksigen ketika mendengar berita ini,
berteriak-teriak kesetanan supaya pemerintah Indonesia bertindak keras terhadap
China.

Lucu juga si
kadrun. Mereka teriak anti Amerika, tapi percaya propaganda dari Amerika.
Mungkin kebanyakan minum kencing onta, jadi otaknya split..

China sendiri
sampe mengundang ormas Islam terbesar dari Indonesia, seperti Muhammadiyah dan
NU datang melihat program deradikalisasi mereka.

Undangan
pemerintah China ini kemudian diplintir oleh Amerika lewat koran besar mereka, Wall
Street Journal, bahwa NU dan Muhammadiyah dibayar oleh China supaya diam
masalah Uighur. Tentu saja NU dan Muhammadiyah membantah, wong mereka ke China
sebab mau tabayyun..

Baca Juga:  Kiai Said: Islam di Nusantara Tak Bisa Dipisahkan dari Nasionalisme

Kenapa penting
bagi Amerika melakukan propaganda bahwa China menyiksa muslim disana ? Ini ada
hubungannya dgn perang dagang kedua negara. Amerika sedang membangun
sentimen anti China, dan dianggapnya propaganda membawa agama mau berhasil
menekan China.

Jadi, jangan
termakan oleh propaganda Amerika seperti yg mereka lakukan di Libya, Iran,
Irak, Suriah, Yaman dan banyak negara Timteng lainnya. Urusan Amerika apalagi
kalau bukan konflik yg diharapkan mau menjadi ajang penjualan senjata
mereka, ditukar dgn hasil SDA disebuah negara.

Kecuali
kadrun.

Mereka selalu
sibuk dgn konsep anti-antian tanpa tahu masalah sebenarnya. Anti China, anti
Amerika, anti maksiat, anti kebhinnekaan.

“Kalau Anies
Baswedan memberikan penghargaan kepada diskotek Colloseum, apakah mereka akan
anti juga?”.

Oh, tidak.. Itu
diskotek bersyariah, halal thoyyiban. Karena didalam diskotek hanya menjual air
zam-zam, juga wanita dan lelaki joget terpisah.





Uncategorized

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.