Membahas tentang Bulan Rajab, Kisah Diturunkannya Perintah Salat lima Waktu

Pada kesempatan ini kami mau mengulas tentang Membahas tentang Bulan Rajab, Kisah Diturunkannya Perintah Salat lima Waktu,

Sudah sekitar satu minggu umat Islam menjalani bulan Rajab. Bulan yg disebut sebagai bulan Allah SWT. Ada beberapa peristiwa yg terjadi pada bulan ini, salah satunya ialah Isra Mi'raj.

Isra Mi'raj terjadi pada tanggal 27 Rajab, sebelum Rasulullah ﷺ hijrah ke Madinah. Dalam Isra, Nabi Muhammad diberangkatkan oleh Allah Swt dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa dan Mi'raj, Nabi Muhammad dinaikkan ke langit sampai ke Sidratul Muntaha, yaitu tempat tertinggi (langit ke tujuh).

Kisah Diturunkannya perintah salat 5 waktu

Pada peristiwa perjalanan Nabi Muhammad ﷺ dalam menjemput perintah salat dari Allah Swt, Nabi Musa bertanya tentang jumlah waktu salat yg diwajibkan. Lalu beliau menjawab bahwa Allah memerintahkan salat 50 kali sehari semalam.

Mendengar jawaban Nabi Muhammad ﷺ, Nabi Musa meminta Rasulullah buat kembali lagi kepada Allah Swt buat meminta keringanan. Karena menurutnya umat Nabi Muhammad ﷺ juga tak mau sanggup melaksanakan 50 kali sehari semalam seperti Bani Israil.

Setelah Rasulullah kembali dan bertemu lagi dgn Nabi Musa, pertanyaan yg sama muncul. Kali ini Rasulullah membawa perintah salat 10 kali. Mendengar itu Nabi Musa memerintahkan Rasulullah buat kembali lagi meminta keringanan kepada Allah Swt. Pada akhirnya Rasulullah membawa perintah salat 5 waktu sehari semalam.

Meskipun Nabi Musa masih memerintahkan Rasulullah buat kembali meminta keringanan, tetapi Rasulullah menolaknya sebab rasa malu terhadap Allah. Seperti sabda Rasulullah:

“Aku telah berulang kali kembali kepada Tuhanku dan memohon kepada-Nya sampai aku merasa malu. Aku tak mau melakukannya lagi.” (HR Bukhari dan Muslim)

Dan perintah salat 5 waktu pada ketika Rasulullah ﷺ melakukan Isra Mi'raj tertulis dalam salah satu hadis HR. Bukhari yg berbunyi:

هِيَ خَمْسٌ، وَهِيَ خَمْسُونَ، لاَ يُبَدَّلُ القَوْلُ لَدَيَّ”. قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: “فَرَجَعْتُ إِلَى مُوسَى، فَقَالَ: رَاجِعْ رَبَّكَ. فَقُلْتُ: اسْتَحْيَيْتُ مِنْ رَبِّي

Artinya: “Lima waktu itu setara dgn lima puluh waktu. Tak mau lagi berubah keputusan-Ku.” Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Aku kembali bertemu dgn Musa. Ia menyarankan, 'Kembalilah menemui Rabbmu'. Kujawab, 'Aku malu pada Rabbku'.” (HR Bukhari).

Dari dua dalil di atas telah terlihat bahwa Allah dan Rasul-Nya sangat mempertimbangkan sekali bila mau memerintahkan sesuatu kepada umat-Nya. Hal ini demi tak memberatkan dan mudah dalam melaksanakannya.

Semoga melalui kisah ini, sebagai umat Muslim dapat taat dalam menjalani perintah-Nya.

Demikianlah ulasan mengenai Membahas tentang Bulan Rajab, Kisah Diturunkannya Perintah Salat lima Waktu . apabila ada pertanyaan dapat dgn menuliskan pada kolom komentar dibawah ini.

terima kasih





Uncategorized

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.