Membahas tentang Kisah Tentang Keagungan Bulan Rajab

Pada kesempatan ini kami mau mengulas tentang Membahas tentang Kisah Tentang Keagungan Bulan Rajab,

Rajab merupakan bulan yg memiliki keistimewaan dan salah satu yg diagungkan dalam Islam. Banyak kisah-kisah menarik tentang bulan Rajab yg terjadi di zaman Nabi. Kisah-kisah di bawah ini kiranya dapat menjadi inspirasi dan menambah keimanan kita kepada Allah Swt.

Kisah Perempuan yg Meninggal di Bulan Rajab

Suatu ketika ada seorang perempuan di Baitul Maqdis menjadi seorang ahli ibadah. Bila tiba bulan Rajab, setiap harinya ia membaca Qulhuwallaahu Ahad (Al-Ikhlas) sebanyak 12 kali sebab mengagungkan bulan Rajab. 

Selain itu, ia menukar pakaian besar/mewah dan mengenakan kain buruk. Saat bulan Rajab, ia menderita sakit dan sebelum meninggal sempat berwasiat kepada anaknya, supaya menguburkan kain buruknya itu. Namun oleh anaknya, dibungkus dgn kain-kain mahal, sebab mau dipuji orang.

Anak tersebut kemudian bermimpi. Dalam mimpinya tersebut ada seorang perempuan berkata, “Hai anakku, kenapa engkau tak melaksanakan wasiatku. Sesungguhnya aku tak rela kepadamu.” 

Anak itu ketakutan, lalu dibongkarnya kubur ibunya, namun ternyata tak ada dalam kuburnya. Kebingunganlah anak tersebut, dan menangis keras.

Lalu, terdengarlah suatu panggilan mengatakan, “Tidaklah kamu tahu, bahwa barang siapa mengagungkan bulan Kami, Rajab, maka dia tak Kami biarkan dalam kubur sendirian dan kesepian.”

Puasa di Bulan Rajab dan Pengampunan Dosa

Senada, diriwayatkan dari Abu Bakar ash-Shidiq Radiyallahu anhu (RA), bahwa ia mengatakan “Apabila telah lewat sepertiga malam pada Jum’at pertama dari bulan Rajab, maka tak tinggal para malaikat di langit maupun di bumi, kecuali berhimpun di Ka’bah. Lalu Allah memperhatikan mereka seraya berkata, “Hai malaikat-malaikat-Ku, mintalah kamu apa yg kamu kehendaki.”

Mereka berkata, “Ya Tuhan kami, hajat kami ialah supaya Engkau mengampuni orang yg berpuasa di bulan Rajab.”

Maka Allah Swt berfirman: “Sesungguhnya Aku telah mengampuni mereka.”

Imbuh Aisyah, bahwa ia berkata, Rasul ﷺ bersabda: “Semua manusia kelaparan pada hari kiamat, selain para nabi, keluarga-keluarga mereka dan orang yg berpuasa pada bulan Rajab, Sya’ban dan Ramadan. Sesungguhnya mereka kenyg, tak merasa lapar maupun haus.”

Diceritakan pula dari Tsauban, bahwa suatu ketika pernah menyertai Rasul melewati suatu kuburan, Rasul seketika berhenti dan menangis keras seraya berdoa kepada Allah. Lalu Tsauban bertanya, “Kenapa kah Tuan menangis, ya Rasulullah?”

Jawabnya, “Hai Tsauban, mereka itu di azab dalam kuburan mereka. Lalu aku mendoakan mereka, maka Allah pun meringankan azab mereka.”

Selanjutnya, Rasul bersabda, “Hai Tsauban, sekiranya mereka itu berpuasa satu hari saja pada bulan Rajab, dan tak tidur satu malam di bulan itu, niscaya mereka tak mau di azab dalam kubur mereka.”

Lalu ia bertanya, “Ya Rasulullah, apakah puasa sehari dan salat semalam di bulan itu dapat menolak azab di kubur?”

Jawab Nabi, “Hai Tsauban, demi Allah yg telah membangkitkan aku benar-benar sebagai seorang Nabi, tak seorang Muslim pun, baik laki-laki maupun perempuan, yg berpuasa sehari dan salat semalam di bulan Rajab, yg dgn itu mengmaukan keridaan Allah, kecuali Allah mencatat buatnya ibadah satu tahun, yg dia puasai siangnya dan salati malam-malamnya.”

Hukum Salat Raghaib di Bulan Rajab

Imbuh para ulama, bahwa “Hadis-hadis yg meriwayatkan orang mengenai salat Ragha’ib ialah palsu. Dan yg dituduh membuat ialah Ibnu Jahm. Dan setelah adanya keterangan ini, maka tak perlu diperhatikan sekali pun hadis-hadis itu disebutkan pada beberapa kitab dan risalah. Karena kami tahu, urusan agama dan diperolehnya pahala maupun hukuman ialah syari, disebabkan akal dalam ini tak merdeka. Salat tersebut pada malam ini, tak pernah dilakukan oleh Nabi maupun salah seorang sahabatnya, dan tak pula dianjurkan. Maka dari salat itu takkan diperoleh pahala, bahkan melakukannya ialah sia-sia yg dikhawatirkan memperoleh hukuman.”

Selaras, Al-Mawardi dalam al-Iqna menjelaskan, “Puasa pada bulan Rajab dan bulan Sya’ban ialah mustahab. Adapun terkait salat pada bulan tersebut, maka tak ada riwayat yg pasti mengenai salat tertentu.”

Maka dgn demikian, bagi orang yg memiliki kepatuhan dan ketundukan supaya tak berlebihan kepada apa yg ditekuni, halnya salat Ragha’ib pada malam Jumat pertama bulan Rajab. 

Sebagaimana sabda Nabi yg mengatakan, “Hindarilah olehmu sekalian perkara-perkara baru. Karena setiap perkara baru ialah bid’ah, dan setiap bid’ah ialah sesat. Maka setiap kesesatan ialah dalam neraka.”

Hadis yg lain, bahwa Nabi bersabda: “Seburuk-buruk perkara ialah perkara-perkara baru.”

Konsklusi dari masing-masing kedua hadis ini menunjukkan, bahwa salat Ragha’ib pada malam Jumat pertama bulan Rajab ialah sesat. Karena, tak pernah terjadi di masa para sahabat dan para tabi’in maupun di masa-masa imam-imam mujtahidin, bahkan baru terjadi setelah abad keempat Hijriah Nabi.

Sumber: Disarikan dari keterangan dalam kitab Durratun Nashihin karyaUmar bin Hasan bin Ahmad Asy-Syahir Al-Khaubawiy

Demikianlah ulasan mengenai Membahas tentang Kisah Tentang Keagungan Bulan Rajab . apabila ada pertanyaan dapat dgn menuliskan pada kolom komentar dibawah ini.

terima kasih





Uncategorized

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.