Membahas tentangCara Beragama di Media Sosial

Pada kesempatan ini kami mau mengulas tentang Membahas tentangCara Beragama di Media Sosial,

Oase.id- Zaman telah berubah. Akses informasi dapat diterima siapa saja tanpa adanya batasan. Termasuk, bidang agama.

Melalui media sosial, misalnya, seorang pengguna dapat mendapatkan aneka konten dan sajian yg mencerahkan. Akan tetapi, persis sebilah mata pisau, jejaring itu juga dapat menghadirkan dampak negatif, berupa persebaran kabar hoaks maupun fitnah.

Cendekiawan Muslim Profesor M. Quraish Shihab memberikan tips dan trik terhindar dari jeratan kabar palsu, fitnah, adu domba, sekaligus cara memilah informasi keagamaan di media sosial.

Penulis Tafsir Al-Mishbah itu mengatakan, kunci dari semuanya ialah kehati-hatian dan cakap literasi. 

“Kalau Anda bertemu dgn seseorang yg wajar (layak) dipercaya, kemudian dia mengucapkan satu kata yg dapat memberikan interpretasi lain, maka jangan langsung tuduh yg tak-tak. Bertanyalah, atau berprasangka baik,” terang Quraish Shihab dalam program NewsMaker Medcom.id, yg Oase.id kutip pada Sabtu, 22 Februari 2020.

“Kalau menerima berita penting, selidiki. Jika tak penting, abaikan,” tambahnya.

Baca: Mengenal Aneka Tafsir Al-Qur'an Karya Ulama Indonesia dan Ide Penamaan Al-Mishbah

 

Prinsip kehati-hatian ini, menurut Prof Quraish, sejalan dgn firman Allah Swt dalam QS. Al-Hujurat: 6;

“Hai orang-orang yg beriman, bila datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dgn teliti supaya kamu tak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yg menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.”

Sebagai pemahaman ayat lebih lanjut, kata Quraish, metode tabayun juga diperlukan untuk mengecek kredibilitas seseorang itu memang masuk kategori fasik, atau pun tak.

“Karena memang ada orang yg sengaja mencari kesalahan di celah kebenaran yg diucapkan alias dipelintir,” jelas dia.

Demi berlaku baik di media sosial, menurut Prof Quraish, cukup menerapkan 3 tips berikut;

“Kurangi bicara yg tak perlu, hindari telinga dari apa saja yg dapat menimbulkan kesalah-pahaman, dan yg terakhir, hindari jemari dari gampangnya menari-nari (mengetikkan sesuatu) di ponsel,” saran Quraish.

 

Kiat memilih sumber

Perkara hoaks bukan satu-satunya problem yg ditemukan di media sosial. Terlebih di bidang keagamaan, warganet juga dirasa penting untuk teliti terhadap siapa yg menyampaikan syiar itu secara hati-hati.

Quraish Shihab menyarankan, ketika mencari atau menerima wawasan keagamaan di media sosial, hendaknya menempatkan diri sebagai orang yg tengah memiliki keluhan kesehatan.

Baca: Prof Quraish Shihab: Islam Ibarat Bangunan
 

“Bersikaplah seperti sikap kita ketika sakit, yaitu berkunjung ke dokter. Kira-kira, apakah kita mau pilih dokter yg benar-benar pandai? Atau sekadar seseorang bergelar dokter, padahal tak paham dgn bidangnya?” kata Prof Quraish.

Yang perlu dicatat ialah pentingnya menghindari pendapat dari seseorang atau tokoh yg cenderung berpendapat bahwa kebenaran agama ialah tunggal. Sebab menurutnya, Islam sangat memungkinkan menghadirkan pemahaman yg beragam di tengah kondisi umatnya yg memang berbeda-beda.

“Tuhan tak pernah menanyakan 5 tambah 5 sama dgn berapa? Tapi Tuhan lebih bertanya 10 ialah berapa tambah berapa? Bisa jadi begitu,” kata dia.

Untuk itu, latar belakang, prilaku, dan rekam jejak pendakwah menjadi hal utama yg perlu dipertimbangkan. 

“Jangan mencari pengetahuan agama dari orang yg dikenal pembohong. Meskipun dia tak sedang berbohong dalam menyampaikan ayat dan hadis, itu dapat menjadi potensi penyampaian interpretasi yg keliru,” jelas Prof Quraish.

Prof Qurasih baru saja menerima anugerah bintang tanda kehormatan tingkat pertama bidang Ilmu Pengetahuan dan Seni dari Pemerintah Mesir. Penghargaan ini lazim  diberikan kepada tokoh, ulama, dan cendekiawan yg dianggap berjasa dalam melakukan pembaharuan di bidang pemikiran Islam dan menyebarkan pemahaman yg moderat dan toleran.

Penganugerahan diserahkan Perdana Menteri Mesir Musthafa Kamal Madbouli, mewakili Presiden Abdul Fattah Al-Sisi pada pembukaan Konferensi Internasional tentang Pembaharuan Pemikiran Islam di Al-Azhar, Kairo, pada 27 Januari lalu.

 

(SBH)

Demikianlah ulasan mengenai Membahas tentangCara Beragama di Media Sosial . apabila ada pertanyaan dapat dgn menuliskan pada kolom komentar dibawah ini.

terima kasih





Uncategorized

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.