Peran Mahar dalam Pembelajaran Ilmu Hikmah

Mahar Ilmu HikmahMempelajari ilmu hikmah bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan seperti ilmu-ilmu pengetahuan lain. Namun juga tidak sesulit yang dibayangkan sehingga sangat sukar untuk memilikinya. Asal para pembelajar ilmu hikmah bersunguh-sungguh dan berusaha keras untuk melakukannya. Butuh pengorbanan, perjuangan, dan keikhlasan hati untuk mendapatkannya sehingga benar-benar mampu menguasai sepenuhnya.

Pada zaman dulu, orang belajar ilmu hikmah pergi kepada seorang guru yang diyakini memiliki kemampuan spiritual tinggi. Mereka mencari seseorang yang mampu membimbingnya dalam mendalami ilmu agama, ilmu bela diri, sekaligus ilmu hikmah. Ada juga orang yang hanya ingin mencari ilmu hikmah saja.

Untuk bertemu dengan seorang guru ilmu hikmah dibutuhkan waktu dan tenaga yang keberadaan sang guru jauh dari tempat tinggalnya dengan ditempuh berjalan kaki. Bahkan terkadang belum mengetahui siapa guru yang nanti akan membimbingnya. Namun, keinginan untuk memperoleh ilmu yang diharapkan sangat kuat sehingga mereka benar-benar tetap bersi kukuh mencari guru hikmah meski belum mengetahui orang yang tepat untuk dijadikan seorang guru.

Pengorbanan dan perjuangan yang dilakukan oleh orang-orang terdahulu itulah merupakan sebuah harga yang harus dibayarkan agar mereka mendapatkan sesuatu yang ingin dicapainya. Selain itu, keikhlasan dalam mengamalkan berbagai ilmu dari seorang guru haruslah diprioritaskan. Tanpa keihklasan yang kuat tentu saja akan sulit untuk menguasai ilmu hikmah yang dipelajari.

Di zaman modern seperti ini tentulah berbeda pada zaman dulu yang masih secara tradisional dalam mencari ilmu hikmah. Entah berkaitan dengan jarak, tenaga, waktu, dan sebagainya. Meski saat ini merupakan era globalisasi, namun masih banyak orang yang mencari ilmu hikmah karena setiap orang memiliki maksud dan tujuan tertentu. Dan keinginana yang diharapkan dapat terwujud, maka dia mempelajari ilmu atau amalan hikmah sekaligus mengharap keberkahan dari ilmu yang dipelajarinya itu.

Mahar dalam Ilmu Hikmah

Dalam mempelajari ilmu hikmah, ijazah yang diberikan oleh seorang guru kepada murid tentunya diganti dengan sejumlah mahar. Hal ini bukanlah sesuatu yang asing di telinga para ahli hikmah. Mahar merupakan sejumlah biaya sebagai ganti pengijazahan dalam memberikan ilmu hikmah kepada seorang murid.

Ini menjadi hal penting agar proses dalam mempelajari suatu ilmu hikmah memperoleh keberkahan yang melimpah dari seorang guru. Tentu saja pemberian mahar harus disertai dengan keikhlasan yang semata-mata hanya untuk mencari ridho Allah karena sebagai wujud penghargaan kepada pemberi ilmu.

Namun, bukan berarti orang zaman dulu memperoleh ijazah dari sang guru tanpa sebuah mahar. Setiap pengijazahan tetap menggunakan mahar karena itu sebuah syarat agar ilmu yang dipelajari kelak berhasil dan memberikan hikmah luar biasa.

Secara sekilas pencari ilmu hikmah pada zaman memang dulu tidak menggunakan mahar. Padahal dalam arti kata yang lain, mahar merupakan suatu pemberian. Bentuk pengorbanan dan perjuangan untuk menemui sang guru yang begitu susahnya bahkan ditempuh dengan jalan kaki yang terkadang belum diketahui siapa sang gurunya merupakan mahar yang diberikan sebagai usaha untuk memperoleh suatu ilmu dari sang guru.

Hal itu sangat berbeda pada masa sekarang yang semuanya serba modern. Mempelajari ilmu hikmah pun tidak perlu mencari seorang guru yang jaraknya begitu jauh dan belum diketahui sang guru hikmah itu sendiri. Banyak sekali guru hikmah yang kini mengajarkan keilmuannya di beberapa media.

Namun, sikap selektif untuk mencari dan memperoleh guru ilmu hikmah yang tepat merupakan suatu hal yang tidak mudah. Maka dari itu, setiap orang harus cermat dalam mencari dan menentukan guru ilmu hikmah yang sekiranya sesuai dengan kondisi dirinya.

Ilmu adalah hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Sesuai dengan Hadits nabi yang berbunyi “Man arodaddunya fa’alaihi bil’ilmi, wa man arodal akhiroh fa ‘alaihi bil ’ilmi. Wa man arodahuma fa’alaihi bil ‘ilmi.”

Artinya adalah “Barang siapa menginginkan dunia, maka dengan ilmu. Barang siapa yang menginginkan akhirat, maka dengan ilmu. Barang siapa yang menginginkan dunia dan akhirat, maka dengan ilmu.” Hal ini jelas bahwa kedudukan ilmu sangatlah penting dalam kehidupan umat Islam yang menginginkan kebehagiaan baik di dunia maupun akhirat.

Setiap ilmu baik ilmu pengetahuan, ilmu sains, ilmu agama, dan sebagainya memerlukan sebuah penghargaan dalam bentuk yang beraneka macam. Demikian juga dengan ilmu hikmah yang tentu harus mendapatkan penghargaan.

Sebagai pengganti jasa karena telah mengajarkan suatu keilmuan, setidaknya mahar itulah sebagai pengganti jasa seorang guru yag telah membimbing sehingga menguasai suatu keilmuan. Hal itu tentu sama halnya dengan seorang guru yang mengajar muridnya di sekolah, atau guru les privat, seorang dokter, atau profesi lain yang membutuhkan jasa yang digunakannya.

Pernah suatu ketika salah seorang Abu Sa’id Al Khudri ra, berkata, ”Rasulullah SAW telah mengutus kami pada suatu peperangan 30 pengendara. Maka turunlah kami di suatu kaum orang Arab. Lalu kami minta mereka untuk menjadikan kami tamu mereka, tetapi mereka menolak. Kemudian ketua suku mereka disengat Kalajengking. Kemudian mereka berkata, ‘Apakah pada kamu ada seseorang yang bisa menjampi (berdoa meminta kesembuhan) dari sengatan kelajengking? Maka aku katakan. “Ya, aku. Akan tetapi, aku tidak melakukannya sehingga kalian memberikan kami sesuatu.”

Mereka menjawab, “Kami akan berikan kalian 30 kambing.” Abu Sa’id berkata, “maka aku baca Alhamdulillahi Robbil ‘Alamin (surat Al-Fatihah 7x) atas sengatan tersebut.” Maka ketika kami menahan diri sehingga mendatangi Nabi SAW. Maka kami sebutkan demikian itu kepada beliau. Lalu Nabi menjawab, “Dari mana kamu mengetahui bahwa Al-Fatihah itu adalah sebuah doa? Bagi-bagilah kambing itu dan buatlah untukku bersamamu.”

Ada juga seorang sahabat Nabi berkata, “Aku telah mengambil upah atas kitab Allah sehingga kami tiba di madinah. Lalu sahabat yang lain berkata kepada Rasulullah, Dia telah mengambil upah melalui Al-Quran. Nabi pun berkata, sesungguhnya yang paling berhak kalian ambil upah adalah kitab Allah.” (HR, Imam Ahmad, Bukhori, Bayhaqi dari Ibnu Abbas)

Dari penjelasan tersebut dijelaskan bahwa seseorang pada masa Rasulullah telah meminta sebuah upah (mahar) kepada seseorang yang telah memberikan suatu jasa kepadanya. Nabi pun tidak melarang dan bahkan membolehkannya.

Jadi, mahar merupakan sebuah bentuk penghargaan yang diberikan oleh seorang murid kepada gurunya yang telah berjasa mengajarkan ilmu-ilmu hikmah yang dimilikinya. Dengan demikian, harapannya setiap murid mampu menghargai setiap usaha dari gurunya.





Pentingnya Ijazah dalam Ilmu Hikmah

ilmu hikmahDalam kamus bahasa Indonesia ijazah diartikan sebagai izin yang diberikan oleh seorang guru kepada muridnya untuk mengajarkan ilmu yang diperoleh si murid dari gurunya. Ada juga yang berpendapat bahwa ijazah merupakan pernyataan pemberian ilmu atau wewenang dari seorang guru kepada murid.

Definisi lain mengatakan bahwa Ijazah adalah suatu tindakan berisyarat pemberian hak/izin suatu amalan dan ilmu spiritual dari seorang yang ahli (Guru) kepada seorang Murid. Ada yang lebih mengkhususkan lagi pengertian Ijazah yaitu pemberian hak suatu amalan dan penanaman benih suatu ilmu dari ruh seorang guru ke dalam ruh seorang murid tanpa terikat di dalam suatu tindakan kewajiban dan khidmat.

Secara singkat ijazah merupakan izin seorang guru kepada murid untuk melakukan sebuah amalan. Dalam sebagian pandangan kaum sufi, pemberian ijazah kepada murid hukumnya adalah wajib karena orang yang mempelajari ilmu hikmah berkaitan erat dengan spiritual yang berhubungan dengan hal-hal ghaib.

Maka dari itu, izin dari seorang guru yang berupa ijazah kepada muridnya sangatlah diperlukan agar mendapatkan bimbingan dan arahan dari seorang guru agar kelak tidak tersesat oleh tipu daya setan maupun jin kafir.

Kisah Tentang Ijazah

Sebuah cerita cukup menarik yang perlu kita simak. Seorang yang bernama Abu Nahar mengamalkan berbagai amalan dan wirid-wirid bersumber dari suatu kitab, tanpa mendapat ijazah dari seorang guru. Abu Nahar melakukan amalan selama 20 tahun lamanya.

Dalam melakukan amalan, dia merasa mengalami peristiwa-peristiwa ghaib. Misalnya dia selalu dijaga oleh 7 malaikat penjaga asma’, memperoleh bimbingan khusus secara ghaib dari seorang waliyullah (kekasih Allah), bertemu dengan khodam penjaga surah Al-Fatihah dan Al-Ikhlas.

Suatu hari Abu Nahar bertemu dengan Syaikh Aqil Al–Munbaj kemudian bertanya kepadanya, ”Wahai Abu Nahar, amalan apa yang kau lakuka selama 20 tahun ini?” Abu Nahar menjawab, “Aku mengamalkan surah Al–Fatihah dan Al–Ikhlas beserta doanya yang aku dapatkan dari Kitab Nuuan.”

Lalu Syaikh Aqil menengadahkan kepalanya ke arah langit dan berkata, “Janganlah sekali–kali kamu tertipu daya oleh setan seperti ia telah mengeluarkan kedua ibu bapakmu (Adam dan Hawa) dari surga, ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada kedua auratnya. Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka (Q.S. Al – A’raf : 27).”

Seketika itu pula Abu Nahar terjatuh tak sadarkan diri. Syaikh Aqil lalu mengusap wajahnya, memukul dadanya dan mengatakan sesuatu yang tidak bisa dipahami oleh orang – orang sekitarnya dan lalu pergi meninggalkannya.

Ketika sadar, beberapa orang menghampiri Abu Nahar dan bertanya kepadanya, “Wahai Abu Nahar, apa yang dilakukan oleh Syaikh Aqil tadi kepadamu?” Abu Nahar pun menjawab, “Ketika Syaikh Aqil menatap langit, sesungguhnya aku melihat para malaikat turun membawa cahaya.”

Lalu Syaikh Aqil mengambilnya dan memasukkannya ke dalam pikiranku. Maka terlihatlah olehku apa yang ada di ujung barat hingga ujung timur. Lalu ia memukul keluar apa yang setan tanam di dalam hatiku dan menggantinya dengan benih–benih mahabbah.

Kemudian Syaikh Aqil berkata kepadaku, “Wahai Abu Nahar, janganlah engkau mencari cinta Allah dengan ada tujuan maksud, karena setiap langkah nafsu pasti diikuti oleh setan. Sesungguhnya batas perbedaan antara yang haq dan yang batil adalah segaris benang tipis, dan apa yang engkau peroleh selama ini adalah sesuatu yang batil. Dan janganlah mempelajari sesuatu amalan tanpa adanya perhatian (bimbingan) dari seorang Syaikh (Guru).”

Dari kisah tersebut bahwa jelas ijazah sangatlah penting diberikan oleh guru kepada muridnya dalam mengamalkan sebuah amalan ilmu hikmah. Sebuah ilmu spiritual yang tidak bisa begitu saja langsung dipelajari melalui sumber literatur, tetapi harus dengan ijazah dari seorang guru yang benar-benar mengetahuinya. Dengan adanya guru, tentu seorang murid akan dibimbing dan diarahkan sehingga ilmu yang dipelajarinya akan menajdi berkah dan jauh dari tipu daya setan.

Peran Ijazah

Ijazah sangat berperan dalam belajar ilmu hikmah. Tanpa izin atau ijazah yang diberikan seorang guru, akan menjadi sia-sia kelimuan yang dipelajarinya. Menjadi suatu keistimewaan dan kebanggan tersendiri ketika seseorang diberikan sebuah amalan yang memiliki fungsi atau hikmah tertentu sehingga memperoleh manfaat yang diharapkannya.

Melakukan beberapa amalan tanpa ijazah akan berdampak buruk terhadap pengamalnya. Ada beberapa risiko yang akan dialami oleh para pelaku amalan tanpa izin seorang guru. Hal ini karena tidak ada suatu bimbingan seorang guru spiritual. Beberapa risiko suatu amalan tanpa adanya ijazah di antaranya adalah kegilaan, mudah emosi, rawan kerasukan, dan kurangnya berkah dari ilmu yang dipelajari.

Dengan demikian, ijazah memiliki peran dan fungsi yang sangat vital dalam melakoni sebuah amalan ilmu hikmah yang merupakan sebagai nur ilahiah. Di samping itu, ijazah mempunyai fungsi yang sangat istimewa. Beberapa fungsi ijazah adalah untuk menyambungkan garis silsilah keguruan, mendapat keberkahan dalam mengamalkan ilmu yang akan diamalkan, terjaga dari gangguan jin yang menyamar menjadi khodam ilmu yang akan diamalkan, mendapat keramat atau energi besar dari Guru sebelumnya, dan mendapat maqom atau derajat amalan yang mirip dengan Guru guru sebelumnya

Syaikh Abu Thalib Al–Makki mengatakan bahwa setiap ilmu spiritual pastilah mempunyai kedudukannya sendiri di sisi Allah SWT. Maka dari itu, untuk bisa menguasai ilmu spiritual dengan sempurna, dibutuhkan bantuan seseorang yang sudah sampai derajat maqamnya pada ilmu tersebut.

Dalam hal ini, ijazah seorang guru yang telah sampai pada derajat keilmuan dibutuhkan agar si murid mampu menguasai ilmunya secara sempurna. Namun jika tidak memperoleh suatu Ijazah dari seorang guru yang menjadi ahli dalam ilmu spiritual tersebut, maka pastilah si murid akan sangat kesulitan untuk menguasai ilmunya, akan tersesat di jalan setan, bahkan berbahaya pada kelangsungan hidupnya sehingga mengakibatkan ketidakberkahan dalam hidupnya.





Bagaimana Cara Menguasai Ilmu Hikmah

Ilmu HikmahPada dasarnya ilmu hikmah adalah sebuah anugerah yang diberikan Allah kepada hamba yang dikehendakinya. Zaman dulu, ilmu ini sangatlah lekat dalam dunia pesantren dan dunia perguruan silat. Banyak sekali orang mempelajarinya dengan tujuan untuk memperoleh keselamatan dan ketenangan batin karena sebenarnya ilmu hikmah merupakan sebuah sarana untuk memperoleh kedamaian hati dan ketenangan pikiran.

Meski demikian, di zaman yang serba modern seperti ini ilmu hikmah masih diperlukan oleh banyak orang untuk memperoleh maksud tertentu. Hingga saat ini, masih banyak orang yang ingin memiliki ilmu hikmah karena beberapa kepentingan dan tujuan tertentu. Yang jelas, orang yang mempelajari ilmu ini hendaknya digunakan untuk jalan kebaikan dan sebagai pedoman untuk mencari ridho dan keberkahan dari Allah SWT.

Dalam mempelajari ilmu hikmah bukanlah suatu hal yang tidak diberlakukan syarat apa pun. Karena ilmu hikmah merupakan berhubungan dengan nur ilahiah, justru ilmu hikmah memiliki syarat-syarat khusus yang harus ditempuh. Apalagi untuk mampu menguasainya, diperlukan usaha yang suci untuk ditempuh.

Selanjutnya, apa saja syarat-syarat khusus untuk dapat mempelajari sekaligus menguasai ilmu hikmah? Berikut ini bentuk pemaparan dalam memiliki ilmu hikmah.

  1. Beragama Islam

Karena ilmu hikmah merupakan sebuah kajian ilmu spiritual yang berkembang di masyarakat Islam, maka untuk mempelajari ilmu ini adalah orang yang beragama Islam. Mengetahui ajaran agama, rukun iman dan rukun islam, melakukan kewajiban seorang hamba Allah, tahu akan hukum-hukum syariat agama Islam berupa hal yang halal, haram, subhat, sunah, mubah, makruh, dan wajib.

Selain beragama Islam, usia pun memengaruhi karena faktor psikologis dan kesiapan mental seseorang karena ilmu ini berkaitan dengan batin seseorang. Usia minimal untuk mempelajari ilmu hikmah adalah 17 tahun. Karena pada usia tersebut secara mental dan akil baligh seseorang sudah memenuhi.

Lantas, bagaimana orang yang bukan beragama non-Islam? Tentunya bagi orang yang beragama selain Islam dapat memanfaatkan media berbagai minyak hikmah sesuai dengan kebutuhan yang tidak merusak akidah pemeluk agama lain. Penggunaan minyak hikmah dengan berbagai manfaat secara umum tidak menggunakan bacaan-bacaan atau doa yang bersumber dari agama Islam sehingga aman untuk digunakan bagi pemeluk agama lain.

  1. Restu Seorang Guru

Sangat tidak diperkenankan mempelajari ilmu hikmah secara individu tanpa bimbingan seorang guru yang membimbingnya. Saat ini banyak sekali media yang menawarkan berbagai ajaran ilmu hikmah melalui berbagai sarana, di antaranya buku-buku yang beredar di pasaran, artikel-artikel di internet yang belum tentu bisa dipertanggungjawabkan, media massa (koran, majalah, dan bulletin), dan referensi lain.

Bukanlah suatu hal kesalahan jika Anda mempelajari dari berbagai media. Namun, perlu diingat bahwa belajar ilmu hikmah merupakan ilmu tingkat tinggi berkaitan dengan kebatinan sehingga perlu bimbingan dari seorang guru yang benar-benar berkompeten di bidangnya, yaitu guru hikmah.

Seorang guru pun tidak serta merta langsung memberikan izin kepada santri atau muridnya yang berkeinginan mempelajari ilmu hikmah. Guru harus benar-benar mengatahui betul siapa yang akan diajarkan dan diturunkan ilmunya nanti. Apakah dia benar-benar tepat dan layak untuk diberi ilmu ataukah tidak. Dengan demikian, restu seorang guru sangat diperlukan untuk mempelajari bahkan mengausai ilmu hikmah.

Karena amalan-amalan ilmu hikmah harus melalui ijazah, baiat, atau semacam izin yang nantinya benar-benar memperoleh berkah dari ilmu yang dipelajarinya tersebut. Apabila seorang guru memberikan restu berarti orang tersebut benar-benar siap untuk menerima ilmu hikmah atas bimbingan dari seorang guru tersebut.

Selain itu, seorang murid atau santri yang mempelajari ilmu hikmah dari gurunya harus benar-benar bersedia mengikuti ajaran yang diperintahkan dari seorang guru. Istilah “Sami’na Wa Ato’na” yaitu selalu menuruti, melakukan, dan mengikuti perintah apa yang diucapkan oleh sang guru merupakan kunci keberhasilan dalam mempelajari ilmu hikmah. Tentu saja ucapan atau perintah dari sang guru mengarah pada kebaikan.

  1. Yakin

Syarat yang tak kalah pending sebagai landasan tercapainya ilmu hikmah adalah yakin. Tanamkan keyakinan pada diri terhadap Allah yang memiliki segala ilmu, yakin terhadap ilmu yang dipelajari, dan yakin kepada guru yang membimbing.

Ketika seseorang memiliki keyakinan yang luar biasa bahwa dia mampu untuk menguasai dan memiliki lmu hikmah, maka orang tersebut akan cepat menguasai ilmu yang sedang dipelajarinya itu.

  1. Mantap dan Memiliki Kemauan Keras

Keyakinan yang lahir dalam diri seseorang sangat berpengaruh terhadap kemantapan hati untuk bertindak. Maka dari itu, mantap harus ditumbuhkan untuk mempelajari ilmu ini. Ketika sedikit saja ragu, maka imu hikmah yang dipelajari akan susah untuk diperoleh dengan baik, apalagi menguasainya.

Mantap saja tidak cukup, harus disertai kemauan keras yang ditanamkan dalam hati agar usaha yang dilakukan bena-benar maksimal. Hal inilah yang dapat mempercepat proses dalam menguasai ilmu hikmah. Seseorang ketika bersungguh-sungguh dan pasrah terhadap segala hal yang sedang dan telah dilakukannya, inysa Allah semua hal yang diinginkan akan terwujud.

  1. Berani

Ilmu hikmah erat sekali berkaitan dengan dunia metafisika, spiritual, dan supranatural. Maka dari itu, jangan heran ketika orang yang mempelajari ilmu hikmah akan mampu menembus dunia ghaib sehingga mampu melihat bahkan berkomunikasi dengan makhluk ghaib karena dapat menembus ruang dan waktu.

Keberanian haruslah dimunculkan agar dia memiliki mentalitas yang tangguh karena seseorang yang sudah masuk ke dunia ilmu ghaib sudah tentu akan mengalami peristiwa-peristiwa ghaib, pemandangan-pemandangan ghaib, suara aneh, gejala aneh, maupun makhluk halus yang hadir menjumpainya.

  1. Istikomah Melakukan Amalan

Amalan tidak akan ada artinya jika hanya dilakukan sekilas, sekejap, dan hanya sekadarnya saja tanpa diimbangi dengan keajegan dalam melakoninya. Para ahli ilmu hikmah mengatakan bahwa Al-Istikomah khoirun min alfi karomah yang berarti istikomah atau keajegan lebih mulia daripada seribu karomah. Dari pernyataan itu jelas bahwa istikomah adalah hal yang istimewa.

Ketika seseorang melakukan amalan meskipun memiliki hikmah dan keistimewaan luar biasa, akan menajdi percuma jika hanya dilakukan sekali, dua kali, tiga kali saja. Hal itu sangat berpengaruh pada kurangnya fadhilah atau manfaat yang akan diterimanya kelak. Sebaliknya, jika amalan biasa tetapi dilakukan dengan langgeng, maka akan memberikan keutamaan yang luar biasa.

Istikomah dalam melakukan amalan yang diberikan oleh seorang guru menjadi suatu keharusan agar kelak memperoleh hikmah-hikmah luar biasa yang mungkin justru tidak terduga-duga. Hal inilah yang sering dialami oleh para ahli hikmah ketika mereka sedang dalam keadaan darurat dan membutuhkan pertolongan.

  1. Menghindari Makanan yang Haram

Apabila seseorang ingin memiliki ilmu hikmah, maka dia harus menjaga setiap makanan dan minuman yang dikonsumsi. Artinya, makanan maupun minuman yang masuk dalam perut haruslah yang halal, baik dari segi dzat atau cara dalam mendapatkan makanan itu.

Ilmu hikmah sangat erat kaitannya dengan kebersihan hati dan rohani. Maka dari itu, apabila makanan haram yang masuk ke dalam tubuh, maka makanan itu akan merusak jiwa seseorang sehingga menajdi kotor. Makanan haram di sini tidak hanya dlihat dari segi jenisnya saja seperti daging babi, anjing, bangkai hewan, tetapi juga dari cara mendapatkannya.

Sebungkus nasi dan segelas susu akan menjadi haram jika cara memperolehnya dengan cara mencuri. Inilah yang dimaksud dengan cara mendapatkan makanan yang haram meski nasi dan susu dikategorikan hahal.

Sesuatu yang masuk ke dalam tubuh akan memengaruhi kebersihan hati dan kesucian jiwa. Makanan dan miniman yang haram akan merusak segala amal kita. Dalam melakukan riyadhoh nantinya pun tidak akan mampu sungguh-sungguh, tidak khusyu’, berdoa maupun melakukan amalan tidak sungguh-sungguh, dan tidak mampu pasrah serta tawakal kepada Allah.

  1. Menghindari Dosa Besar

Hal yang harus dihindari untuk dapat menguasai ilmu hikmah yaitu dengan menjauhi dosa besar. Di zaman modern seperti ini tentunya banyak sekali godaaan untuk melakukan berbagai macam dosa. Meski dosa kecil tetapi jika tidak segera dihapus akan menjadi besar. Maka dari itu bersihkan diri sesegera mungkin dari dosa-dosa kecil yang masih melekat.

Namun, ada juga kategori dosa besar yang harus dihindari dan benar-benar harus dijauhi. Biasanya dalam bahasa Jawa dikenal dengan istilah ma lima, yaitu : Main, Madon, Minum, Maling dan Madat, yang artinya berjudi, zina, mabuk-mabukkan, mencuri dan penyalahgunaan narkotika. Kelima dosa besar ini adalah sumber runtuhnya kemurnian jiwa seseorang sehingga kekuatan ilmunya dapat runtuh meski ia telah menguasai ilmu hikmah.

Salah satu perbuatan dosa besar tersebut apabila dilanggar, maka ruh akan menjadi kotor sehingga akan tertutup segala pintu doa yang dipanjatkan kecuali dia mau bertaubat. Bahkan orang itu dipadang hina di mata Allah. Tentu saja Allah tidak akan berkenan memberikan keberkahan di dalam hidupnya sehingga tidak mungkin mampu mempelajari ilmu hikmah karena jiwanya sudah dikotori oleh perbuatan maksiat.

  1. Sabar, Tabah, dan Ikhlas

Mempelajari ilmu hikmah, terlebih untuk menguasainya bukanlah hal yang sangat mudah untuk memilikinya. Karena ilmu hikmah merupakan sebuah ilmu spiritual yang berhubungan dengan batin, maka ilmu ini sangat berbeda dengan ilmu sains atau ilmu pengetahuan yang dapat dipelajari dan dihafal dengan sekejap.

Sikap sabar, tabah, dan ikhlas harus dimunculkan dalam diri seseorang yang sungguh-sungguh dalam mempelajarinya. Cepat tidaknya untuk dapat menguasai ilmu hikmah bergantung pada kepribadian individu dalam melatih kesabaran dan keikhlasan dalam proses mempelajarinya.

Kesabaran dan ketabahan diukur dari kesiapan menerima dan kesungguhan hati untuk tetap menerima apa saja yang diperintahkan guru. Sedangkan keikhlasan berkaitan dengan kerelaan untuk melakukan pengorbanan apa pun untuk melakukan segala macam riyadhoh atau laku batin yang dijalani. Maka dari itu, untuk mempelajari ilmu hikmah diperlukan hati yang suci dan benar-benar hanya mencari ridho dan keberkahan Allah dari ilmu yang dipelajarinya itu.

Beberapa syarat di atas adalah hal yang perlu diperhatikan agar seseorang berhasil mempelajari sekaligus menguasai ilmu hikmah yang ingin dicapainya. Para pemilik ilmu hikmah harus tetap menjaga kebersihan hati, tawadhu’, selalu merendah, dan tidak menyombongkan diri agar memiliki karomah luar biasa dari Allah. Selalu bersikap waspada dan hati-hati dalam bertutur, bertindak, dan melakukan amalan.





Sejarah Datangnya Ilmu Hikmah

>

ilmu hikmahSeperti yang kita ketahui bahwa ilmu hikmah merupakan sebuah ilmu spiritual yang berupa amalan-amalan hikmah dalam bentuk doa, wirid, dan ayat-ayat suci untuk memberikan ketenangan batin, mendekatkan diri kepada Ilahi, sebagai media untuk membantu menyelesaikan berbagai persoalan hidup, dan sebagainya. Amalan ini tentunya bersumber dari Al-Quran dan Al-Hadits yang merupakan sumber hukum Islam.

Banyak yang bertanya sebenarnya dari manakah datangnya ilmu hikmah? Apakah ilmu hikmah diperoleh secara langsung dari Allah SWT yang berupa sebuah illham atau wahyu? Apakah didapatkan dari seorang guru, bermeditasi di tempat-tempat yang dipercaya dapat memberikan daya supranatural atau spiritualitas? Tidak ada yang tahu pasti dari mana sejarah datangnya ilmu hikmah ini. Hanya saja ada beberapa orang pilihan yang memiliki keistimewaan sehingga diberi amanah oleh Allah.

Secara prinsip, ilmu hikmah diperoleh oleh orang-orang khusus yang dianugerahi oleh Allah kepada hamba-Nya, yaitu manusia yang dikasihi dan yang dianggap mampu mempunyainya. Memiliki hati yang bersih dan suci serta selalu mendekatkan diri kepada-Nya. Hanya orang-orang tertentu yang diberi karunia untuk memiliki ilmu hikmah. Orang-orang yang memilikinya merupakan kekasih Allah, di antaranya para nabi, rasul, kholifah, waliyullah, dan orang-orang saleh yang memiliki kemurnian hati.

Jadi, tidak semua orang mampu memiliki ilmu hikmah secara langsung dari Allah SWT. Selain itu, orang-orang pilihan yang memiliki dan menguasai ilmu hikmah harus mampu dan siap menerima ilmu yang diberikan Allah kepadanya. Anugerah yang diberikan oleh Allah itu dapat diperoleh dari-Nya secara langsung melalui pengalaman-pengalaman spiritual yang telah dialaminya atau kejadian-kejadian yang pernah diketahui dan dijumpainya.

Salah satu pemilik ilmu hikmah adalah waliyullah (kekasih Allah). Di alam semesta ini, tidak sedikit wali yang diperintahkan Allah sebagai wakil untuk menuntun umat manusia agar menuju jalan kebenaran. Pengertian wliyullah dalam hal ini adalah orang yang memiliki kedekatan hubungan dengan Allah yang mampu membaca tanda-tanda dari setiap peristiwa. Maka dari itu, mereka dikasihi dan dipercaya Allah memiliki kemampuan ilmu hikmah untuk dapat digunakan dalam hal kebajikan.

Perlu diketahui bahwa dalam beberapa kurun waktu tertentu Allah menciptakan wali sebagai wakilnya untuk menjaga keseimbangan alam. Namun, keberadaannya memang tidak banyak diketahui oleh banyak orang. Hanya beberapa orang saja yang mampu mengetahui dan menjumpainya karena telah memiliki kepekaan dan spiritual tinggi.

Ilmu hikmah bisa juga dapat diperoleh melalui belajar dari para guru atau kiyai yang telah menguasainya. Tentunya para guru atau kiyai tersebut belajar dari para gurunya dan sanadnya sampai kepada nabi. Maka dari itu, bukan hal yang mustahil setiap orang memiliki potensi untuk memiliki ilmu hikmah bergantung pada kesiapan dan kesungguhannya untuk mempelajari, memiliki, dan menguasai ilmu hikmah.

Orang yang mampu memiliki ilmu hikmah harus mempunyai kesucian hati dan keikhlasan dalam mempelajari serta mengamalkannya. Selain itu, pemilik ilmu hikmah harus terjaga dari sikap tercela atau perilaku-perilaku negatif yang bersifat merugikan. Selalu mengedepankan kebijaksanaan dan kearifan dalam setiap berpikir sekaligus bertindak.





Ilmu Hikmah Merupakan Tataran Ilmu Tingkat Tinggi

Ilmu HikmahIlmu yang terbentang di jagad raya ini sangatlah luas dan beragam. Tentu saja suatu keilmuan jika dikaji manusia tidak akan pernah ada habisnya. Dalam hal ini adalah suatu ilmu yang diberikan oleh Allah kepada manusia sebagai kholifah di bumi wajib dipelajari. Adapun ilmu yang dipelajari hendaknya yang bermanfaat dan untuk kesejahteraan semua makhluk.

Suatu tataran ilmu yang merupakan keilmuan tingkat tinggi yaitu ilmu hikmah. Ilmu ini adalah ilmu spiritual untuk mendekatkan diri kepada Alllah sehingga mengenal-Nya lebih dekat. Dengan kedekatan itulah seorang hamba dengan Allah akan memiliki kontak batin sehingga setiap hamba yang sedang membutuhkan pertolongan kepada Allah akan segara memperolehnya.

Ilmu hikmah sangat berbeda dengan ilmu yang lain karena memiliki keistimewaan luar biasa. Dalam mempelajarinya pun tidak sembarangan karena ada tata cara dalam mengamalkan ilmu yang harus direfleksikan melalui berbagai amalan. Seseorang yang belajar ilmu hikmah seyogianya memiliki alasan yang jelas. Hal ini tentu saja harus digunakan untuk kebajikan yang mendatangkan berbagai manfaat.

Alasan dalam mempelajari ilmu hikmah misalnya saja yaitu ada yang hanya sekadar coba-coba karena rasa ingin tahu, ada yang ingin memiliki kesaktian, ada yang ingin menguasai ilmu untuk menembus alam lain, ada juga yang diniatkan sebagai mata pencaharian dengan membuka praktek paranormal, guru spiritual, penasehat spiritual, ahli pengobatan ilmu hikmah, atau profesi lainnya yang berkaitan dengan ilmu hikmah. Tentunya di dalam belajar ilmu hikmah tersebut, seseorang harus mematuhi adab dan tata cara yang meliputi pengijazahan (izin mengamalkan ilmu dari seorang guru) dengan adanya mahar (biaya pengijazahan).

Ilmu hikmah merupakan ilmu tingkat tinggi karena adanya berbagai keilmuan yang berkaitan dengan kebatinan sehingga memiliki kepekaan luar biasa. Seperti ilmu supranatural, parapsikologi, terawangan, kesaktian, mahabbah, kebal, mata batin, pengobatan, ilmu laduni, ilmu gaib, dan sebagainya.

Karena merupakan suatu keilmuan tingkat tinggi, di dalam mendapatkannya pun ada beberapa sebuah ilmu yang menggunakan syarat khusus. Syarat tersebut yaitu dengan dengan melakukan riyadhoh tertentu dengan tujuan untuk melatih, memunculkan, bahkan meningkatkan kepekaan mata batin seseorang.

Pada dasarnya mempelajari ilmu hikmah adalah sebuah sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah. Dengan hubungan dekatnya seorang hamba kepada Allah, tentu saja seseorang yang dekat dengan-Nya akan memperoleh sebuah keistimewaan yang luar biasa. Hikmah-hikmah yang didapatkan merupakan sebuah bonus yang diberikan Allah kepada hamba-Nya karena kedekatan dan kecintaan Allah kepada hamba-hamba-Nya yang berusaha untuk selalu ingat kepada Tuhannya.

Hikmah yang diperoleh seorang hamba sebagai bonus yang diterimanya yaitu akan memperoleh keselamatan baik di dunia maupun akhirat, memiliki kelebihan (mampu membaca pikiran orang lain, memiliki ilmu terawangan, mampu mengobati berbagai penyakit, mengetahui peristiwa sebelum terjadi, dan sebaginya), serta maunah (pertolongan dalam keadaan darurat).

Namun, beragam keistimewaan yang diberikan Allah kepada hamba-Nya tidak semua orang mampu memilikinya. Meskipun banyak yang belajar ilmu hikmah, tentu saja ada syarat-syarat khusus yang harus dipenuhi dalam mempelajari ilmu hikmah. Hanya orang-orang yang bersifat ikhlas, tawadhu’, sabar, sungguh-sungguh, merendah, istikomah, dan selalu berbuat kebaikan saja yang mampu mendapatkannya dan mencapai tingkat kesempurnaan.

Berbagai doa, wirid, dzikir, bacaan, dan amalan-amalan yang dilakukan bukan semata-mata untuk memperoleh ilmu hikmah. Hal itu hanyalah semata sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT untuk memperoleh ridho serta keberkahan yang diberikan Allah kepada hamba-Nya. Ketika Allah telah memberikan ridho, tentu saja segala pertolongan (maunah), kemudahan, keberkahan, dan segala kebaikan akan dicurahkan kepada hamba-Nya yang benar-benar bertakwa.





Tentang Ilmu Hikmah

Apa Itu Ilmu Hikmah?

Imu HikmahIstilah hikmah sebenarnya berasal dari bahasa Arab yaitu dari kata Al-hikmah yang berarti kebijaksanaan, pendapat atau pikiran yang bagus, pengetahuan, filsafat, kenabian, keadilan, peribahasa (kata-kata bijak), serta Al-Quranul Karim. Selain itu, ada beberapa definisi lain dari para ulama’ yang menjelaskan hikmah itu sendiri.

Seorang ulama yang bernama Imam Al-Jurjani rahimahullah dalam kitabnya memberikan makna Al-Hikmah secara bahasa artinya ilmu yang disertai amal (perbuatan), atau perkataan logis dan bersih dari kesia-siaan. Adapun orang yang ahli di dalam ilmu hikmah bisanya disebut dengan istilah Al-Hakim, bentuk jamaknya (plural) adalah Al-Hukama’ yang memiliki arti orang-orang mengamalkan ilmunya di jalan kebenaran hanya semata-mata karena Allah .

Selain itu, ada yang mengatakan bahwa Al-hikmah bermakna kumpulan keutamaan dan kemuliaan yang mampu membuat pemiliknya menempatkan sesuatu pada tempatnya (proporsional/adil). Tambahan lain mengenai definisi tentang arti dari Al-Hikmah adalah suatu ungkapan dari perbuatan seseorang, dilakukan pada waktu dan tata cara yang tepat.

Secara prinsip, ilmu hikmah merupakan suatu ilmu spiritual yang mempelajari amalan-amalan berupa doa-doa, ayat suci Al-Quran, asma’, hizib atau kalimat-kalimat dengan mengunakan bahasa atau tulisan arab yang dibarengi dengan riyadhoh atau laku tirakat (laku batin) sebagai upaya mendekatkan diri kepada Allah agar memperoleh ketenangan dan kebersihan jiwa.

Dengan mempelajari ilmu hikmah, sebagai hamba Allah diharapkan dapat beribadah kepada-Nya sesuai dengan ajaran dan kaidah agama dengan menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi larangan. Oleh karena itu, harapannya mampu memberikan manfaat dan kemaslahatan bagi umat manusia.

Selanjutnya ada beberapa definisi ilmu hikmah yang dikemukakan oleh para ulama. Menurut Imam Mujahid, ilmu hikmah memiliki makna kebenaran dalam perkataan dan perbuatan. Antara ucapan dan tindakan harus sesuai dan selaras sehingga dapat dipertanggungjawabkan baik di dunia maupun akhirat. Sedangkan Ibnu Zaid memberikan arti bahwa ilmu hikmah yaitu sebagai orang cendekia dalam memahami agama.

Malik bin Anas mengartikan ilmu hikmah adalah pengetahuan dan pemahaman yang mendalam terhadap agama Allah, lalu mengikuti ajarannya sesuai dengan syariat Islam. Sama halnya dengan Ibnul Qasim yang mengatakan bahwa ilmu hikmah merupakan sesuatu untuk memahami ajaran agama Allah lalu mengikutinya dan mengamalkannya. Adapun Imam Ibrahim An-Nakho’i mengatakan bahwa ilmu hikmah yakni memahami apa yang dikandung al-Qur’an.

Adapun Imam As-Suddiy memaknai Al-Hikmah identik dengan An-Nubuwwah (kenabian). Artinya, pemerolehan hikmah dialami pada masa nabi dan rasul. Bebeda dengan Ar-rabi’ bin Anas yang menyebutkan bahwa ilmu hikmah merupakan perasaan takut kepada Allah. Dan Hasan Al-Bashri memaknai sifat wara’, artinya sikap untuk selalu berhati­-hati dalam masalah halal, haram, atau subhat sehingga dalam memperoleh keberkahan sangat dituhukan kecermatan.

Dalam Kitab Tafsir At-Thaban: 1/ 557, Imam At-Thabari rahimahullah mengatakan bahwa makna hikmah yang tepat adalah ilmu tentang hukum-hukum Allah yang tidak bisa dipahaminya kecuali melalui penjelasan Rasulullah.

Al-hikmah berasal dari kata Al­-Hukmu yang bermakna penjelasan antara yang haq dan yang bathil. Seperti kalimat Al-Jilsah berasal dari kata Al-Julus. Kalau dikatakan bahwa si Fulan itu orang yang Hakim, berarti dia itu orang yang benar dalam perkataan dan perbuatan.”

Pada dasarnya, ilmu hikmah bukanlah semacam ilmu ghaib yang menggunakan bantuan jin, setan, atau makhluk halus lain yang digunakan untuk hanya dipamerkan, dipertunjukkan, dipertontonkan banyak orang sebagai wujud kesombongan atau keangkuhan bahwa dirinya memiliki ilmu yang tidak dimiliki kebanyakan orang. Justru sebaliknya. Para pengamal ilmu hikmah haruslah bersikap tawadhu’, ikhlas, selalu merendah, dan mendekatkan diri kepada Allah agar memperoleh ketenangan dan ketenteraman batin.

Di dalam Al-Quran Surah Al-Baqarah ayat 269 Allah berfirman, ”Allah menganugerahkan AL- Hikmah kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan barangsiapa yang dianugrahi AL-Hikmah itu, ia benar-benar telah dianugrahi karunia yang Banyak. dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran.”

Berdasarkan ayat tersebut jelas bahwa beberapa hikmah hanya diberikan kepada orang-orang terpilih merupakan anugerah besar yang harus disyukuri dan dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya untuk memperoleh suatu kebaikan yang akan diterimanya kelak.

Sesuai dengan definisi ilmu hikmah bahwa orang yang mengamalkan ilmu hikmah haruslah memiliki sikap, perilaku, dan perkataan yang sesuai dengan Al-Quran dan Al-Hadits. Karena kedua unsur itu merupakan sumber hukum Islam. Memiliki kebijaksanaan dan selalu berhati-hati dalam setiap tindakan harus dimiliki oleh para pelaku atau pengamal ilmu hikmah sehingga hal itu dapat difungsikan sebagai acuan dalam setiap kali mengambil langkah berpikir atau bertindak.

Beberapa manfaat yang terkandung di dalam amalan ilmu hikmah sangatlah besar. Di antaranya dapat digunakan untuk memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat, mengatasi berbagai persoalan hidup seperti rezeki, jodoh, keselamatan, keamanan, kewibawaan, dan sebagainya.

Selian itu, dapat pula untuk memperoleh ketenangan batin, memiliki perilaku akhlakul karimah, mempermudah segala urusan yang sedang dihadapi, dan sebagai wujud mencari ridho Allah sehingga memperoleh keberkahan dalam menjalankan amal ibadah yang diperintahkan-Nya.





Sholawat Khos

Sholawat Khos

Banyak sekali pembahasan tentang sholawat karena jenisnya yang beragam. Sholawat dapat digunakan sebagai sarana untuk memperoleh keberkahan dari Nabi Muhammad Saw dan mendapatkan rahmat dari Allah Swt. Dengan mengamalkan sholawat nabi tersebut, harapannya seseorang akan mendapatkan kebaikan-kebaikan dalam hidupnya bahkan di akherat kelak.

Rasulullah bersabda. “Barang siapa yang mengucapkan sholawat kepadaku satu kali saja, maka Allah akan bersholawat baginya sepuluh kali, dan digugurkan sepuluh kesalahan, serta ditinggikan baginya sepuluh derajat/tingkatan (di surga kelak).

Bacalah sholawat karena bacaan sholawatmu akan menjadi penebus dosa-dosamu dan akan menjadi kesucian untukmu. Siapa yang membaca sholawat untukku (satu kali, maka Allah akan memberikan rahmat dan kasih sayang-Nya 10 kali lipat.”

“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bersholawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bersholawatlah kamu untuk nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” (QS. Al Ahazab 56)

Berdasarkan kedua dalil tersebut, Hadits dan Quran yang agung, sangat jelas keistimewaan dari sholawat. Orang yang senantiasa bersholawat kepada nabi kelak akan mendapatkan syafaat, pertolongan, ampunan, dan pahala yang berlipat ganda dari Allah. Sholawat nabi diajarkan oleh para wali, ulama, kiyai, dan ustadz sebagai sarana dzikir dan wirid sehingga mampu mendatangkan segala hajat dan mengatasi berbagai persoalan hidup.

Sholawat dalam pandangan Ibnu Hajar berarti mengagungkan Nabi Muhammad SAW. Sementara Ibnu Abbas menyatakan bahwa sholawat adalah mendoakan keberkahan kepada beliau. Mengapa Nabi Muhammad perlu kita doakan? Bukankah beliau tanpa kita doakan sudah pasti masuk surga?

Memang benar bahwa Nabi Muhammad pasti masuk surga. Akan tetapi, sebagai wujud rasa terima kasih dan kecintaan kita kepada kepada beliau hingga akhirnya kita menjadi seorang muslim, menjadi mukmin, menjadi lebih baik setelah sekian lama terjebak dalam kesesatan yang nyata di masa jahiliyah.

Seperti yang telah kita ketahui bahwa sholawat merupakan aktivitas berdoa dengan memohon suatu keberkahan kepada baginda Rasullah. Adapun istilah khos berasal dari bahasa arab yang berarti khusus.

Jadi, sholawat khos bisa diartikan sebagai sholawat khusus yang digunakan untuk memohon kepada Allah agar segala hajatnya tercapai. Sholawat khos mempunyai fadhilah khusus atau keistimewaan.

Allah akan mengutus para malaikat-Nya untuk mendoakan orang yang bersholawat kepada Nabi Muhammad SAW. Dalam beberapa hadist Rasullullah SAW banyak ditemukan berbagai keterangan tentang utamanya bersholawat. Di antaranya:

Setiap do’a itu terdindingi, sampai dibacakan shalawat atas Nabi “. (HR. Ad-Dailami). Hadits tersebut menjelaskan bahwa doa akan terkabulkan dan akan sampai kepada Allah jika di dalamnya dibacakan sholawat kepada Nabi Muhammad terlebih dulu.

Banyak sekali sholawat yang mungkin saja telah Anda ketahui. Meskipun beragam sholawat nabi yang dapat Anda peroleh dari beberapa literatur bahkan dari para kiyai atau ustadaz, tetap diperlukan seorang guru hikmah untuk membimbing Anda dalam mengamalkannya agar memperoleh berkah bahkan karomah dari para Nabi.

Dengan demikian, disarankan untuk mengamalkan sholawat khusus sesuai hajat yang diinginkan dengan manfaatnya yang sesuai pengamalnya. Terlebih lagi shalawat khos di situs ini merupakan shalawat khusus yang berbeda tata cara pengamalannya dengan yang diajarkan oleh para guru ilmu hikmah lainnya.

Inilah yang membedakan shalawat khos ini memiliki keberkahan luar biasa dan insya Allah memliki khasiat yang bisa Anda rasakan secara nyata dalam mengubah kehidupan Anda menjadi lebih baik.

Banyak sekali orang-orang yang telah mengamalkan shalawat khos yang saya ijazahkan kepada mereka. Alhamdulillah, berkat ketulusan, keyakinan, keikhlasan, dan keistikomahan yang mereka jalankan, mereka menuai hasil dan berbuah manis. Banyak sekali yang mengalami perubahan hidup menjadi lebih baik dan lebih mulia dari sebelumnya.

Beragamnya sholawat yang diajarkan oleh para alim ulama’, tentu saja ada beberapa sholawat pilihan yang dapat digunakan sebagai sarana pengabul hajat. Di dalam situs ini, saya telah memilih sholawat-sholawat istimewa yang memiliki hikmah luar biasa dan telah terbukti fadhilahnya oleh orang-orang yang berulangkali mengamalkannya.

Anda dapat memilih sholawat yang sekiranya sesuai dengan kondisi Anda saat ini. tentu saja aya akan mengajarkan tata cara pengamalannya sesuai dengan akidah serta syariat Islam agar Anda memperoleh keberkahan di dalamnya.


Sholawat Fatih (Ketenangan Hati dan Pikiran)

Sholawat Fatih (Ketenangan Hati dan Pikiran)

Rp.370.000,00


Sholawat Mudah Jodoh

Sholawat Mudah Jodoh

Rp.390.000,00


Sholawat Pembuka Pintu Ilmu

Sholawat Pembuka Pintu Ilmu

Rp.300.000,00


Sholawat Badawiyah (Kemudahan Urusan)

Sholawat Badawiyah (Kemudahan Urusan)

Rp.360.000,00


Sholawat Kamaliyah (Menajamkan Daya Ingat)

Sholawat Kamaliyah (Menajamkan Daya Ingat)

Rp.370.000,00


Sholawat Kubro (Keberkahan Hidup)

Sholawat Kubro (Keberkahan Hidup)

Rp.380.000,00


Sholawat Nariyah (Kelancaran Rezeki)

Sholawat Nariyah (Kelancaran Rezeki)

Rp.360.000,00


Sholawat Munjiyat (Keselamatan)

Sholawat Munjiyat (Keselamatan)

Rp.250.000,00


Sholawat Mudah Menghafal Al-Qur’an

Sholawat Mudah Menghafal Al-Qur’an

Rp.270.000,00


Sholawat Mahabbah (Percintaan)

Sholawat Mahabbah (Percintaan)

Rp.370.000,00


Sholawat Menolak & Mengobati Sihir, Santet, dan Pelet

Sholawat Menolak & Mengobati Sihir, Santet, dan Pelet

Rp.300.000,00

 





Belajar Ilmu Hikmah secara tradisional

Apakah Anda ingin mempunyai ilmu hikmah yang dapat Anda gunakan untuk kebaikan diri sendiri atau bahkan membantu orang lain? Anda bisa mempelajarinya sekaligus menguasainya dengan mudah sesuai dengan apa yang akan saya ajarkan kepada Anda.

Sebenarnya, ilmu hikmah merupakan suatu amalan-amalan spiritual yang berisi doa-doa, ayat suci Al-Qur’an, Asmak, atau hizib yang berbahasa arab dengan tujuan untuk bertaqorrub (mendekatkan diri) kepada Allah SWT. Dengan memiliki ilmu hikmah, setidaknya Anda dapat menggunakannya untuk menciptakan kebahagiaan dan meraih keberkahan hakiki dalam hidup Anda.

Secara prinsip, belajar ilmu hikmah sebenarnya memerlukan riyadhoh khusus yang bisa dikategorikan cukup memberatkan bagi para pembelajarnya pada masa lalu. Namun, hal itu tidaklah berlaku dalam belajar ilmu hikmah yang akan saya ajarkan kepada Anda. Pada zaman dulu memang orang mempelajari ilmu hikmah dengan melakukan tirakat cukup berat agar memiliki dan menguasainya dengan baik. Namun, seiring berjalannya waktu, di era globalisasi seperti ini, belajar ilmu hikmah tidaklah sesulit yang Anda bayangkan.

Akan tetapi, dalam belajar ilmu hikmah bukan berarti Anda tidak membutuhkan seorang pembimbing. Justru dalam mempelajarinya, Anda perlu pembimbing yang tepat agar dapat mengarahkan Anda dengan baik dalam mempelajari suatu ilmu hikmah sesuai dengan tujuan yang Anda harapakan.

Memang, saat ini banyak sekali guru ilmu hikmah yang mengajarkan berbagai ilmu atau amalan hikmah. Kesalahan dalam memilih guru pembimbing dalam belajar ilmu hikmah akan berakibat fatal bagi kehidupan Anda. Dengan demikian, selektiflah dalam memilih guru pembimbing agar kelak Anda dapat mempelajari ilmu hikmah dengan mudah dan tetap merasakan hikmah luar biasa.

Dalam hal ini, saya akan mengajarkan Anda beberapa ilmu hikmah dengan sangat mudah tanpa ada tirakat khusus yang memberatkan serta dapat Anda rasakan manfaatnya.

Pada dasarnya, ilmu hikmah dapat dipelajari melalui amalan-amalan berupa wirid, dzikir, tabarruk, membersihkan hati, riyadoh, laku batin, atau tirakat tertentu sesuai dengan ajaran para guru hikmah. Saya akan membimbing Anda untuk dapat menguasai ilmu hikmah dengan tata cara yang saya sebutkan di atas dengan sangat mudah dan tidak menyulitkan dalam mengamalkannya. Meskipun ada beberapa riyadhoh atau tata laku batin yang akan Anda lakukan, tentu saja hal itu tidaklah memberatkan. Justru sangat mudah Anda kerjakan.

Namun, ilmu hikmah ini hanya dapat digunakan untuk tujuan yang positif. Jika Anda menggunakan tujuan yang tidak sesuai dengan syariat Islam, saya tidak bertanggung jawab atas tindakan Anda.

Banyak sekali macam ilmu hikmah yang dapat Anda pelajari dalam website ini. Setiap ilmu hikmah mempunyai karakteristik dan faedah tertentu. Karena beragamanya ilmu hikmah, Anda dapat memilihnya sesuai dengan kriteria yang menurut Anda cocok. Apabila Anda bingung, Anda dapat berkonsultasi terlebih dulu. Saya akan memberikan saran yang terbaik sesuai dengan kebutuhan Anda.


Ilmu laduni

Ilmu laduni

Rp.700.000,00


Ilmu Hikmah Nurun Nubuwah (Mendapatkan Kekayaan)

Ilmu Hikmah Nurun Nubuwah (Mendapatkan Kekayaan)

Rp.350.000,00


Ilmu Hikmah Kanzul ‘Arsy (Keselamatan)

Ilmu Hikmah Kanzul ‘Arsy (Keselamatan)

Rp.350.000,00


Ilmu Hikmah Ayat Tujuh (Kekuatan Batin)

Ilmu Hikmah Ayat Tujuh (Kekuatan Batin)

Rp.370.000,00


Ilmu Hikmah Ayat Lima (Kesejahteraan Hidup)

Ilmu Hikmah Ayat Lima (Kesejahteraan Hidup)

Rp.360.000,00


Ilmu Hikmah Asmaul Husna (Keberkahan Hidup)

Ilmu Hikmah Asmaul Husna (Keberkahan Hidup)

Rp.350.000,00


Ilmu Hikmah Asmak Samawat (Rezeki Tak Hingga)

Ilmu Hikmah Asmak Samawat (Rezeki Tak Hingga)

Rp.350.000,00


Ilmu Hikmah Asmak Latif (Keselamatan Lahir Batin)

Ilmu Hikmah Asmak Latif (Keselamatan Lahir Batin)

Rp.300.000,00


Ilmu Hikmah Rotibul Hadad (Pendatang Hajat)

Ilmu Hikmah Rotibul Hadad (Pendatang Hajat)

Rp.330.000,00


Ilmu Hikmah ‘Akasyah (Kelapangan Rezeki)

Ilmu Hikmah ‘Akasyah (Kelapangan Rezeki)

Rp.350.000,00





Pengijazahan ilmu asmak secara sempurna

Ijazah merupakan izin yang diberikan guru kepada muridnya untuk mengajarkan ilmu yang diperoleh si murid kepada gurunya. Dalam artian lain ijazah merupakan sebuah amalan tertentu yang diberikan seorang guru kepada muridnya. Sedangkan Asmak berarti nama. Dalam hal ini nama yang dimaksud adalah nama-nama Allah.

Berdasarkan penjelasan tersebut dapat dikatakan bahwa ijazah Asmak adalah izin atau kerelaan yang diberikan oleh seorang guru kepada muridnya untuk mengamalkan wirid berisi nama-nama Allah dengan tujuan untuk memudahkan segala hajat dan mencapai kebahagiaan hidup. Ijazah Asmak yang saya berikan ini untuk membantu memperoleh segala kebutuhan yang Anda inginkan.

Sebenarnya, banyak sekali ilmu Asmak yang dipelajari oleh masyarakat secara luas. Terutama orang-orang yang belajar di sebuah pesantren atau perguruan silat untuk dapat menopang ilmu bela diri yang ditekuninya. Berbagai Ilmu Asmak ini tentunya sangat berguna untuk membantu segala permasalahan hidup seseorang. Namun, saking banyaknya asmak yang berkembang dan beredar di masayarakat sehingga banyak juga orang yang kebingungan dalam memilih kira-kira amalan Asmak apa yang cocok sesuai dengan tujuan yang diinginkan.

Dalam hal ini, saya telah memilih beberapa Asmak yang sangat populer dan tentunya memiliki hikmah-hikmah luar biasa yang dapat Anda manfaatkan dalam memudahkan segala hajat yang Anda inginkan. Selain itu, beberapa ijazah Asmak yang saya peroleh dari guru atau kiyai memiliki khasiat ampuh dan berbeda dengan Asmak yang lain.

Ijazah Asmak yang saya ajarkan kepada Anda sebenarnya sama yaitu berupa doa-doa yang dipanjatkan kepada Allah. Akan tetapi, tentu saja ijazah Asmak dalam website ini berbeda dengan Asmak yang lain. Perbedaan Asmak yang akan saya ajarkan dengan Asmak yang lain yaitu terletak pada tata cara pengamalannya dan tata lakunya. Perlu Anda ketahui bahwa setiap guru memberikan tata cara laku dan pengamalannya yang berbeda kepada muridnya, tetapi tetap memiliki tujuan yang sama.

Namun, Anda tidak perlu khawatir karena cara mengamalkan Asmak yang saya ijazahkan ini tidak memberatkan dan tergolong sangatlah mudah dilakukan dengan manfaat yang sesuai Anda harapkan bahkan bisa juga melebihi harapan Anda secara tak terduga. Hal itu bergantung pada keseriusan, keikhlasan, dan kesunggguhan Anda dalam mengamalkan Asmak yang sesuai dengan saya ajarkan.

Selanjutnya, saya bermaksud mengajarkan ijazah Asmak tersebut kepada Anda dalam membantu mencapai segala maksud yang Anda inginkan untuk tujuan kemaslahatan dan kebaikan.

Di dalam website ini ada beberapa Asmak yang akan saya ijzahakan kepada Anda. Maka dari itu, pilihlah ijazah Asmak yang menurut Anda cocok sesuai dengan kebutuhan. Perlu Anda ingat bahwa Asmak yang saya ijazahkan kepada Anda semata-mata hanya menacri ridho Allah.


Asmak Laqodjaakum (Kekebalan)

Asmak Laqodjaakum (Kekebalan)

Rp.870.000,00


Asmak Nabi Daud (Melunakkan Hati Orang)

Asmak Nabi Daud (Melunakkan Hati Orang)

Rp.970.000,00


Asma Jaka Tingkir (Keselamatan Dohir dan Batin)

Asma Jaka Tingkir (Keselamatan Dohir dan Batin)

Rp.1.100.000,00


Asma Suryani

Asma Suryani

Rp.1.700.000,00


Asma Sunge Rajeh (Kekuatan Supranatural)

Asma Sunge Rajeh (Kekuatan Supranatural)

Rp.2.500.000,00


Asma Sirr (Pembuka Alam Gaib)

Asma Sirr (Pembuka Alam Gaib)

Rp.2.000.000,00


Asmak Sapu Jagad (Doa Pendatang Hajat)

Asmak Sapu Jagad (Doa Pendatang Hajat)

Rp.2.150.000,00


Asmak Malaikat (Kesaktian)

Asmak Malaikat (Kesaktian)

Rp.1.150.000,00


Asmak Langit (Kunci Pembuka Keberkahan)

Asmak Langit (Kunci Pembuka Keberkahan)

Rp.1.570.000,00


Asma Kurung (Perlindungan diri)

Asma Kurung (Perlindungan diri)

Rp.1.000.000,00





Pengijazahan Hizib secara sempurna

(Penyelarasan+pengisian, dilengkapi dengan kitabnya)

Sebuah amalan hikmah yang luar biasa dengan menggunakan tulisan-tulisan arab yang dijadikan sebagai media doa untuk memohon pertolongan kepada Allah yaitu Hizib. Di kalangan para ahli ilmu hikmah, hizib sangat sering diamalkan oleh para ulama’, kiyai, dan santri.

Terutama para santri yang sedang belajar di lingkungan pondok pesantren yang diminta kiyai atau gurunya untuk melakukan wirid dan laku batin menggunakan hizib agar memiliki ketenangan batin serta ketenteraman jiwa sehingga dapat mencapai derajat ma’rifatullah.

Definisinya, hizib merupakan kumpulan ayat, dzikir, wirid, maupun doa yang disusun oleh ulama salafush shalih termasyhur sebagai kekasih Allah (Waliyullah). Banyak sekali ragam hizib bergantung pada tujuan atau keinginan tertentu oleh para pengamalnya.

Misalnya saja untuk daya tarik, mendatangkan rezeki (pelarisan), kewibawaan, kharismatik, pengobatan, benteng diri, mahabbah (cinta dan kasih sayang), dan sebagainya. Biasanya jenis hizib ditulis berdasarkan nama penyusunnya. Misalnya, hizib Ghozali yang disusun oleh Imam Al-Ghozali, hizib Abdul Qodir Jailani Al-Baghdady yang disusun oleh Syeikh Abdul Qodir Jailani, dan sebagainya.

Penyusun hizib adalah orang-orang terpilih dan bukan orang sembarangan. Artinya, hanya orang-orang yang dipercaya dan dikasihi Allah. Merekalah manusia yang mempunyai karomah sekaligus memiliki kemampuan mengetahui rahasia huruf serta ayat Allah. Hizib disusun bukan atas kehendak ulama’, melainkan sebuah ilham dari Allah atau langsung dari Rasulullah Saw. Dengan karunia Allah itulah, para waliyullah (kekasih Allah) mampu menyusun hizib dengan tujuan untuk memberikan manfaat, kebaikan, dan kemaslahatan bagi masyarakat.

Mengamalkan hizib tidak boleh sembarangan karena diperlukan ijazah dari seorang ulama’, kiyai, atau ustadz yang telah mendapatkan dari gurunya terdahulu. Tidak disarankan mempelajari atau mengamalkan hizib hanya dengan membaca buku, kitab, atau apa pun tanpa bimbingan seorang guru yang telah memiliki ijazah. Karena hal itu ditakutkan akan berdampak buruk bagi para pengamalnya.

Setiap guru tentu memilki perbedaan tata cara dalam memberikan sebuah ilmu maupun laku tirakat batin. Saya telah berguru kepada beberapa kiyai yang telah memiliki ilmu hikmah, laku batin, dan karomah yang tinggi. Karena keilmuan yang saya miliki, akhirnya saya tergerak hati untuk menyampaikan atau mengamalkan ilmu yang telah saya miliki kepada orang-orang yang membutuhkan agar dapat bermanfaat baik di dunia maupun akherat. Termasuk juga kepada Anda.

Saya percaya bahwa Allah akan memberikan pertolongan kepada hamba-Nya jika hamba tersebut berkenan membantu sesamanya. Prinsip itulah yang saya pegang sampai sekarang.

Perlu diketahui bahwa pada dasarnya hizib merupakan amalan yang sangat ampuh. Seseorang akan merasakan hawa panas atau emosi tak terkontrol saat mengamalkannya. Untuk itu, Anda perlu mendekatkan diri dengan cara meningkatkan kualitas ibadah kepada Allah sebagai upaya penyelarasan dan penstabilan energi saat mengamalkan hizib.

Namun, Anda tidak perlu khawatir akan hal itu. Hizib yang saya ijazahkan kepada Anda merupakan amalan aman dan bermanfaat dengan syarat digunakan untuk jalan kebenaran, bukan kerusakan. Hizib yang saya ajarkan ini tidak akan ada efek samping negatif sama sekali.

Ada beberapa doa khusus yang akan saya ajarkan kepada Anda untuk dapat menguasai atau mengontrol energi yang ada di dalam hizib. Inilah yang saya dapatkan dari beberapa guru hikmah dan hanya sedikit sekali yang mengetahuinya.

Selain itu, beberapa amalan Hizib yang akan saya ijazahkan kepada Anda memiliki laku tirakat yang mudah. Mungkin hal ini berbeda dengan amalan hizib lain yang Anda ketahui, yaitu dengan menggunakan laku tirakat yang cukup berat dan menyusahkan.

Namun, Anda tidak perlu khawatir dengan manfaat yang akan Anda dapatkan. Meskipun pengamalannya mudah dan tidak menggunakan laku tirakat yang memberatkan bagi para pengamalnya, Anda tetap dapat merasakan manfaat yang sama dengan hizib lain yang notabene menggunakan laku tirakat cukup bahkan memberatkan.

Hizib memiliki karakteristik dan keunikan masing-masing,. Tentunya hal ini perlu Anda sesuaikan dengan kebutuhan hajat. Di sini Anda bisa memilih hizib mana yang cocok untuk keperluan dan kesesuaian diri Anda. Apabila Anda bingung dengan hizib yang akan Anda amalkan, Anda bisa berkonsultasi lewat email atau telepon. Tentunya, saya akan memberikan saran terbaik, yakni amalan hizib mana yang sekiranya pantas untuk Anda amalkan, sesuai dengan kebutuhan Anda.


Ijazah Hizib Basmallah (Kemananan dan Keselamatan)

Ijazah Hizib Basmallah (Kemananan dan Keselamatan)

Rp.330.000,00


Ijazah Hizib Nawawi (Kanuragan dan Kedigdayaan)

Ijazah Hizib Nawawi (Kanuragan dan Kedigdayaan)

Rp.300.000,00


Ijazah Hizib Nashr (Kekuatan Gaib)

Ijazah Hizib Nashr (Kekuatan Gaib)

Rp.320.000,00


Ijazah Hizib Nabi Yusuf (Pengasihan dan Penakluk Hati)

Ijazah Hizib Nabi Yusuf (Pengasihan dan Penakluk Hati)

Rp.370.000,00


Ijazah Hizib Sulaiman (Kekayaan dan Kekuasaan)

Ijazah Hizib Sulaiman (Kekayaan dan Kekuasaan)

Rp.380.000,00


Ijazah Hizib Latif (Kesuksesan)

Ijazah Hizib Latif (Kesuksesan)

Rp.390.000,00


Ijazah Hizib Khofi (Percaya Diri)

Ijazah Hizib Khofi (Percaya Diri)

Rp.290.000,00


Ijazah Hizib Ikhfa’ (Keselamatan dan Kekebalan)

Ijazah Hizib Ikhfa’ (Keselamatan dan Kekebalan)

Rp.320.000,00


Ijazah Hizib Bahr (Kewibawaan)

Ijazah Hizib Bahr (Kewibawaan)

Rp.350.000,00


Ijazah Hizib Autad 2 (Doa Cepat Terkabul)

Ijazah Hizib Autad 2 (Doa Cepat Terkabul)

Rp.350.000,00


Ijazah Hizib Autad 1 (Pengobatan)

Ijazah Hizib Autad 1 (Pengobatan)

Rp.300.000,00


Ijazah Hizib Asmaul Husna (Mendatangkan Hajat)

Ijazah Hizib Asmaul Husna (Mendatangkan Hajat)

Rp.340.000,00


Ijazah Hizib Al-Hikmah (Keselamatan)

Ijazah Hizib Al-Hikmah (Keselamatan)

Rp.320.000,00


Ijazah Hizib Bukhori (Keamanan )

Ijazah Hizib Bukhori (Keamanan )

Rp.300.000,00


Ijazah Hizib Abdul Qadir Jailani Al- Baghdady (Cinta Kasih Sayang)

Ijazah Hizib Abdul Qadir Jailani Al- Baghdady (Cinta Kasih Sayang)

Rp.370.000,00