Membahas tentang Inilah Dalil Tentang Praktik Perbudakan dalam Islam

Pada kesempatan ini kami mau mengulas tentang Membahas tentang Inilah Dalil Tentang Praktik Perbudakan dalam Islam,

– Beberapa waktu lalu kita dihebohkan dgn berita adanya kerangkeng manusia yg di berada di rumah Bupati Langkat nonaktif Terbit Rencana Perangin-angin. Berdalih sebagai tempat rehabilitasi narkoba, banyak yg menduga, hal tersebut terkait dgn praktik perbudakan.

Dari hasil temuan pihak berwajib, kerangkeng manusia itu disebut tak layak buat jadi tempat rehabilitasi narkoba. Justru, beberapa temuan baru mengindikasikan memang benar adanya praktek perbudakan di tempat tersebut.

Laporan dari Migrant Care, manusia yg dikerangkeng dijadikan pekerja di ladang sawit milik Bupati Langkat tersebut dgn tanpa bayaran. Mereka dipekerjakan selama 10 jam, setelah itu dimasukkan ke dalam kerangkeng berjeruji besi dan hanya diberi makan dua kali sehari dgn tak layak.

Lantas, bagaimana Islam memandang praktik perbudakan yg juga sempat terjadi pada zaman dahulu? Apakah sistem perbudakan ini masih pantas ada?

Budak ialah orang yg dinomorduakan, orang yg berada di bawah kekuasaan orang lain dan tak berdaya. Dalam Al-Quran kata yg memiliki arti budak atau perbudakan ialah ‘abd, raqabah, dan ma malakat aiman-mamluk.

Kata ‘abd memiliki dua arti: pertama hamba, abdi, mencakup manusia seluruhnya di hadapan Allah Swt, dan yg kedua hamba sahaya, manusia yg dimiliki orang lain.

Islam jelas melarang adanya praktik perbudakan. Banyak sekali upaya Allah Swt buat dapat memerdekakan budak pada masa itu. Salah satunya terdapat pada QS. An-nisa ayat 92:

وَمَا كَانَ لِمُؤۡمِنٍ اَنۡ يَّقۡتُلَ مُؤۡمِنًا اِلَّا خَطَـــًٔا‌ ۚ وَمَنۡ قَتَلَ مُؤۡمِنًا خَطَـــًٔا فَتَحۡرِيۡرُ رَقَبَةٍ مُّؤۡمِنَةٍ وَّدِيَةٌ مُّسَلَّمَةٌ اِلٰٓى اَهۡلِهٖۤ اِلَّاۤ اَنۡ يَّصَّدَّقُوۡا‌ ؕ فَاِنۡ كَانَ مِنۡ قَوۡمٍ عَدُوٍّ لَّـكُمۡ وَهُوَ مُؤۡمِنٌ فَتَحۡرِيۡرُ رَقَبَةٍ مُّؤۡمِنَةٍ‌ ؕ وَاِنۡ كَانَ مِنۡ قَوۡمٍۢ بَيۡنَكُمۡ وَبَيۡنَهُمۡ مِّيۡثَاقٌ فَدِيَةٌ مُّسَلَّمَةٌ اِلٰٓى اَهۡلِهٖ وَ تَحۡرِيۡرُ رَقَبَةٍ مُّؤۡمِنَةٍ‌ ۚ فَمَنۡ لَّمۡ يَجِدۡ فَصِيَامُ شَهۡرَيۡنِ مُتَتَابِعَيۡنِ تَوۡبَةً مِّنَ اللّٰهِ‌ ؕ وَكَانَ اللّٰهُ عَلِيۡمًا حَكِيۡمًا

Artinya: Dan tak patut bagi seorang yg beriman membunuh seorang yg beriman (yg lain), kecuali sebab tersalah (tidak sengaja). Barang siapa membunuh seorang yg beriman sebab tersalah (hendaklah) dia memerdekakan seorang hamba sahaya yg beriman serta (membayar) tebusan yg diserahkan kepada keluarganya (si terbunuh itu), kecuali bila mereka (keluarga si terbunuh) membebaskan pembayaran.

Jika dia (si terbunuh) dari kaum yg memusuhimu, padahal dia orang beriman, maka (hendaklah si pembunuh) memerdekakan hamba sahaya yg beriman. Dan bila dia (si terbunuh) dari kaum (kafir) yg ada perjanjian (damai) antara mereka dgn kamu, maka (hendaklah si pembunuh) membayar tebusan yg diserahkan kepada keluarganya (si terbunuh) serta memerdekakan hamba sahaya yg beriman. 

Barang siapa tak mendapatkan (hamba sahaya), maka hendaklah dia (si pembunuh) berpuasa dua bulan berturut-turut sebagai bentuk tobat kepada Allah. Dan Allah Maha Mengetahui, Maha Bijaksana.

Kata raqabah dalam ayat di atas diartikan sebagai budak (hamba sahaya). Tiga kali penyebutan kata raqabah dalam ayat ini seharusnya telah dapat dimengerti betapa maunya Allah Swt menghapus perbudakan di muka bumi.

Sejak Islam masuk, perbudakan telah tak masanya lagi. Karena perbudakan sangat bertentangan dgn fitrah manusia yg sebenarnya memiliki kebebasan dgn adanya Hak Asasi Manusia. 

Dengan itu, manusia memiliki kebebasan berpikir, beragama, berpendapat, berpolitik, bergerak, dan lainnya yg mencakup dalam kepribadian seseorang.

Demikianlah ulasan mengenai Membahas tentang Inilah Dalil Tentang Praktik Perbudakan dalam Islam . apabila ada pertanyaan dapat dgn menuliskan pada kolom komentar dibawah ini.

terima kasih





Membahas tentang Kisah Tentang Keagungan Bulan Rajab

Pada kesempatan ini kami mau mengulas tentang Membahas tentang Kisah Tentang Keagungan Bulan Rajab,

Rajab merupakan bulan yg memiliki keistimewaan dan salah satu yg diagungkan dalam Islam. Banyak kisah-kisah menarik tentang bulan Rajab yg terjadi di zaman Nabi. Kisah-kisah di bawah ini kiranya dapat menjadi inspirasi dan menambah keimanan kita kepada Allah Swt.

Kisah Perempuan yg Meninggal di Bulan Rajab

Suatu ketika ada seorang perempuan di Baitul Maqdis menjadi seorang ahli ibadah. Bila tiba bulan Rajab, setiap harinya ia membaca Qulhuwallaahu Ahad (Al-Ikhlas) sebanyak 12 kali sebab mengagungkan bulan Rajab. 

Selain itu, ia menukar pakaian besar/mewah dan mengenakan kain buruk. Saat bulan Rajab, ia menderita sakit dan sebelum meninggal sempat berwasiat kepada anaknya, supaya menguburkan kain buruknya itu. Namun oleh anaknya, dibungkus dgn kain-kain mahal, sebab mau dipuji orang.

Anak tersebut kemudian bermimpi. Dalam mimpinya tersebut ada seorang perempuan berkata, “Hai anakku, kenapa engkau tak melaksanakan wasiatku. Sesungguhnya aku tak rela kepadamu.” 

Anak itu ketakutan, lalu dibongkarnya kubur ibunya, namun ternyata tak ada dalam kuburnya. Kebingunganlah anak tersebut, dan menangis keras.

Lalu, terdengarlah suatu panggilan mengatakan, “Tidaklah kamu tahu, bahwa barang siapa mengagungkan bulan Kami, Rajab, maka dia tak Kami biarkan dalam kubur sendirian dan kesepian.”

Puasa di Bulan Rajab dan Pengampunan Dosa

Senada, diriwayatkan dari Abu Bakar ash-Shidiq Radiyallahu anhu (RA), bahwa ia mengatakan “Apabila telah lewat sepertiga malam pada Jum’at pertama dari bulan Rajab, maka tak tinggal para malaikat di langit maupun di bumi, kecuali berhimpun di Ka’bah. Lalu Allah memperhatikan mereka seraya berkata, “Hai malaikat-malaikat-Ku, mintalah kamu apa yg kamu kehendaki.”

Mereka berkata, “Ya Tuhan kami, hajat kami ialah supaya Engkau mengampuni orang yg berpuasa di bulan Rajab.”

Maka Allah Swt berfirman: “Sesungguhnya Aku telah mengampuni mereka.”

Imbuh Aisyah, bahwa ia berkata, Rasul ﷺ bersabda: “Semua manusia kelaparan pada hari kiamat, selain para nabi, keluarga-keluarga mereka dan orang yg berpuasa pada bulan Rajab, Sya’ban dan Ramadan. Sesungguhnya mereka kenyg, tak merasa lapar maupun haus.”

Diceritakan pula dari Tsauban, bahwa suatu ketika pernah menyertai Rasul melewati suatu kuburan, Rasul seketika berhenti dan menangis keras seraya berdoa kepada Allah. Lalu Tsauban bertanya, “Kenapa kah Tuan menangis, ya Rasulullah?”

Jawabnya, “Hai Tsauban, mereka itu di azab dalam kuburan mereka. Lalu aku mendoakan mereka, maka Allah pun meringankan azab mereka.”

Selanjutnya, Rasul bersabda, “Hai Tsauban, sekiranya mereka itu berpuasa satu hari saja pada bulan Rajab, dan tak tidur satu malam di bulan itu, niscaya mereka tak mau di azab dalam kubur mereka.”

Lalu ia bertanya, “Ya Rasulullah, apakah puasa sehari dan salat semalam di bulan itu dapat menolak azab di kubur?”

Jawab Nabi, “Hai Tsauban, demi Allah yg telah membangkitkan aku benar-benar sebagai seorang Nabi, tak seorang Muslim pun, baik laki-laki maupun perempuan, yg berpuasa sehari dan salat semalam di bulan Rajab, yg dgn itu mengmaukan keridaan Allah, kecuali Allah mencatat buatnya ibadah satu tahun, yg dia puasai siangnya dan salati malam-malamnya.”

Hukum Salat Raghaib di Bulan Rajab

Imbuh para ulama, bahwa “Hadis-hadis yg meriwayatkan orang mengenai salat Ragha’ib ialah palsu. Dan yg dituduh membuat ialah Ibnu Jahm. Dan setelah adanya keterangan ini, maka tak perlu diperhatikan sekali pun hadis-hadis itu disebutkan pada beberapa kitab dan risalah. Karena kami tahu, urusan agama dan diperolehnya pahala maupun hukuman ialah syari, disebabkan akal dalam ini tak merdeka. Salat tersebut pada malam ini, tak pernah dilakukan oleh Nabi maupun salah seorang sahabatnya, dan tak pula dianjurkan. Maka dari salat itu takkan diperoleh pahala, bahkan melakukannya ialah sia-sia yg dikhawatirkan memperoleh hukuman.”

Selaras, Al-Mawardi dalam al-Iqna menjelaskan, “Puasa pada bulan Rajab dan bulan Sya’ban ialah mustahab. Adapun terkait salat pada bulan tersebut, maka tak ada riwayat yg pasti mengenai salat tertentu.”

Maka dgn demikian, bagi orang yg memiliki kepatuhan dan ketundukan supaya tak berlebihan kepada apa yg ditekuni, halnya salat Ragha’ib pada malam Jumat pertama bulan Rajab. 

Sebagaimana sabda Nabi yg mengatakan, “Hindarilah olehmu sekalian perkara-perkara baru. Karena setiap perkara baru ialah bid’ah, dan setiap bid’ah ialah sesat. Maka setiap kesesatan ialah dalam neraka.”

Hadis yg lain, bahwa Nabi bersabda: “Seburuk-buruk perkara ialah perkara-perkara baru.”

Konsklusi dari masing-masing kedua hadis ini menunjukkan, bahwa salat Ragha’ib pada malam Jumat pertama bulan Rajab ialah sesat. Karena, tak pernah terjadi di masa para sahabat dan para tabi’in maupun di masa-masa imam-imam mujtahidin, bahkan baru terjadi setelah abad keempat Hijriah Nabi.

Sumber: Disarikan dari keterangan dalam kitab Durratun Nashihin karyaUmar bin Hasan bin Ahmad Asy-Syahir Al-Khaubawiy

Demikianlah ulasan mengenai Membahas tentang Kisah Tentang Keagungan Bulan Rajab . apabila ada pertanyaan dapat dgn menuliskan pada kolom komentar dibawah ini.

terima kasih





Membahas tentang Problem Fiqih Promo Belanja Gratis di Platform Akulaku

Akulaku merupakan salah satu platform belanja online yg menyediakan fasilitas kredit bagi penggunanya melalui kartu kredit online (paylater). Kartu kredit online ini sebenarnya telah pernah penulis sampaikan kajiannya dalam tulisan yg bertajuk “Kartu Kredit Online atau Paylater menurut Hukum Islam.” Namun, bagaimana bila paylater ini diterapkan pada kredit di Akulaku ini? Yuk, simak kajiannya!

 

Sekilas tentang Akulaku

Akulaku merupakan platform yg resmi bergerak dalam jual beli online secara kredit serta telah mendapatkan izin resmi dari Otoritas Jasa Keuangan. Dengan adanya legalitas ini, penyelenggaraan sistem elektronik dari Akulaku telah dijamin keamanannya di atas kertas, secara hukum (dejure).

 

Pihak Akulaku sendiri menjelaskan bahwa Akulaku ialah platform perbankan dan keuangan digital yg menyasar wilayah negara-negara di seluruh wilayah Asia Tenggara dan telah beroperasi di 4 negara besar: Indonesia, Filipina, Vietnam, dan Malaysia.

 

Ia menargetkan pasar negara berkembang dgn kelompok konsumen yg kurang terlayani tetapi berkredibilitas dgn pertumbuhan cepat. Akulaku ketika ini menyediakan layanan perbankan digital, kredit konsumen, investasi digital, dan broker asuransi kepada pengguna, serta memenuhi kebutuhan keuangan buat berbagai pelanggan.

 

Sistem Kredit di Akulaku

Ada dua cara belanja dgn menggunakan platform Akulaku.

  1. Dapat dilakukan dgn jalan kredit barang di platform Akulaku itu sendiri.
  2. Dapat diilakukan dgn jalan kredit di merchant lain, sementara pembayarannya ditalangi oleh Akulaku.

 

Promo Belanja Gratis di Akulaku

Di sisi lain, platform Akulaku juga menawarkan belanja gratis 0 rupiah. Bagaimana mekanismenya? Berikut ini yg dapat penulis himpun dari beberapa penjelasan yg tersebar.

 

Situs Cicilan.id menuliskan:

Bagi kamu yg mau yg mau tahu tentang cara mendapatkan barang gratis di Akulaku, maka simak terus ulasan ini hingga akhir.”

 

Akulaku juga memberikan kemudahan pembayaran, yaitu dapat menggunakan metode cicilan dgn tenor yg dapat kamu pilih sesuai dgn kemampuan kamu. Dengan begitu, membeli barang di Akulaku mau terasa lebih ringan sebab menggunakan metode cicilan tersebut.

 

Yang menarik dari tulisan ini ialah ketika situs tersebut menyampaikan: “Namun, tahukah kamu bila di Akulaku kamu dapat mendapatkan barang secara gratis? Mungkin hal tersebut masih belum diketahui oleh kebanyakan pengguna Akulaku. Oleh sebab itu, banyak pengguna Akulaku yg tak memanfaatkan kesempatan ini.

 

Lebih lanjut disampaikan dalam situs tersebut: “Program belanja gratis Akulaku merupakan  program Promosi, yg mana dapat berakhir kapan pun. Prosesnya bahkan lebih mudah dibandingkan dgn Cara Menonaktifkan Akulaku yg juga dapat di aplikasikan di dalam aplikasi itu.”

 

“Barang-barang gratis tersebut juga memiliki nominal yg tak sedikit sehingga nantinya dapat kamu jual lagi ataupun dapat digunakan buat diri sendiri. Nah, bagi kamu yg mau mengetahui caranya maka simak saja ulasan berikut ini.”

 

Cara Mendapatkan Barang Gratis di Akulaku

Berikut ini merupakan langkah-langkah yg disampaikan oleh manajemen guna mendapatkan barang gratis di Akulaku:

  1. Pertama, silakan buka aplikasi Akulaku.
  2. Bagi yg belum memiliki aplikasi tersebut, silakan download terlebih dahulu di Play Store ataupun App Store sesuai dgn Smartphone yg digunakan.
  3. Setelah berhasil didownload, selanjutnya tinggal lakukan registrasi dgn mengikuti semua arahan yg diberikan oleh Akulaku hingga selesai.
  4. Jika telah berhasil membuat akun, maka tinggal buka aplikasi Akulaku.
  5. Setelah masuk pada tampilan awal Akulaku, selanjutnya pilih menu “Personal” yg terletak di pojok kiri sebelah bawah.
  6. Jika telah, silakan pilih pada barang yg bertuliskan “Ambil Gratis” di sebelah atas.
  7. Setelah itu nantinya mau muncul berbagai macam pilihan barang gratis seperti, Rice Cooker, Mixer, Helm, dan masih banyak lagi barang gratis lainnya yg terdapat pada halaman tersebut.
  8. Silakan pilih barang yg kamu suka atau yg kamu butuhkan.
  9. Jika telah menemukan barang pilihan kamu, maka tinggal pilih tombol “Ambil gratis“.
  10. Setelah kamu pilih tombol tersebut, nantinya kamu mau diarahkan pada tampilan “Belanja Gratisku“.

 

Setelah melakukan prosedur di atas, selanjutnya pengguna tak dapat langsung mendapatkan barang gratis tersebut sebab ada persyaratan yg harus dipenuhi. Untuk mendapatkannya, Anda membutuhkan dua bantuan dari teman supaya dapat mendapatkan barang gratis ini.

 

Caranya, Anda diminta buat mengajak dua orang saja buat (1) mendownload aplikasi Akulaku, dan (2) mengajukan limit pinjaman.

 

Penting dicatat bahwa pengajuan limit pinjaman ini tak hanya berlaku atas teman Anda, melainkan juga Anda sendiri telah melakukannya pada ketika pengajuan akun Anda sendiri. Berikut ini langkah-langkahnya:

 

  1. Pertama, pada halaman “Belanja Gratisku“, silakan pilih tombol “Ajukan Sekarang” dan nantinya kamu mau diarahkan ke Whatsapp kamu.
  2. Setelah itu, kamu dapat undang semua kontak yg ada di Whatsapp milikmu. Undangan tersebut berisi sebuah link yg nantinya dapat di klik oleh orang yg kamu undang.
  3. Jika orang yg kamu undang telah meng-klik link tersebut, maka mau diarahkan pada menu referral.
  4. Nah, pada menu tersebut orang yg kamu undang mau memasukkan nomor HP kamu lalu memilih tombol “Ambil voucher dan bantu dia“.
  5. Kemudian, ketika ada dua orang yg ada dikontak kamu telah mendownload Akulaku dan telah mendapatkan limit pinjaman, maka misi buat mendapatkan barang gratis tersebut dapat berhasil.
  6. Setelah itu, kembali lagi ke aplikasi Akulaku pada halaman “Belanja Gratisku“.
  7. Dalam halaman tersebut terdapat pemberitahuan bahwa “pengajuan limit teman berhasil sama dgn berhasil bantu satu kali“.
  8. Nah, dibawah tulisan tersebut terdapat dua kolom yg berisi nama teman yg telah membantu kamu.
  9. Jika misinya telah selesai, maka kamu dapat pilih “Ajukan Sekarang” dan kamu dapat langsung klaim barang gratis dari Akulaku tersebut.
  10. Nah, setelah berhasil mendapatkan barang gratis di Akulaku, kamu juga dapat mendapatkan barang gratis lainnya dgn cara seperti yg telah dijelaskan diatas. Syaratnya cukup mengundang 2 orang yg belum pernah mendownload aplikasi Akulaku atau pengguna baru.

 

Jika 2 orang yg kamu ajak telah mendownload aplikasi Akulaku dan mengajukan limit Akulaku, maka dapat dipastikan kamu berhasil mendapatkan barang gratis yg kamu maukan.

 

Problem Fiqih pada Promo Akulaku

Berbekal mencermati deskripsi di atas, ada sejumlah permasalahan fiqih yg menghendaki buat diurai. Setidaknya, ada 4 permasalahan yg penting buat dikupas, antara lain sebagai berikut:

 

  1. Apa status limit pinjaman yg disampaikan lewat kredit Akulaku di atas, yg mana pengajuan kredit tersebut ternyata tak diikuti dgn penyerahan uang di kemudian hari?
  2. Darimana pihak platform Akulaku dan pelapak yg terafiliasi di dalamnya mendapatkan keuntungan sementara pihak pembeli tak ada penyerahan uang? Padahal, pihak pelapak secara jelas mengeluarkan barang dgn nilai Rp 0,-
  3. Sahkah pekerjaan mencari anggota tersebut dipandang sebagai ganti dari barang?
  4. Halalkah barang tersebut di tangan konnsumen, bila ia tak menyerahkan uang sebagai ganti harga?

 

Keempat hal ini mau menjadi pancatan utama kajian peneliti dalam mengurai skema transaksi yg berlaku pada kredit Akulaku. Peneliti hanya fokus pada kajian fiqihnya, berbekal deskripsi yg ada. Bilamana ada kesalahan dalam deskripsi, maka dapat dimungkinkan terjadi perbedaan hukum yg berlaku, kelak ke depan. Wallahu fi auni ‘abdi ma dama al-abdu fi auni akhihi.

 

Ustadz Muhammad Syamsudin, Peneliti Bidang Ekonomi Syariah – Aswaja NU Center PWNU Jatim

Membahas tentang Mengenal Mandoa Sambareh, Tradisi Masyarakat Pariaman di Bulan Rajab

Pada kesempatan ini kami mau mengulas tentang Membahas tentang Mengenal Mandoa Sambareh, Tradisi Masyarakat Pariaman di Bulan Rajab,

Masyarakat di Indonesia memiliki tradisi yg bermacam-macam bila menyambut momen-momen tertentu, termasuk menyambut bulan Rajab. Bulan Rajab berada pada bulan ketujuh dari 12 bulan dalam kalender Hijriah. Bulan ini sering dikatakan bulan penuh kebaikan dan kemuliaan.

Seperti sabda Rasulullah ﷺ yg artinya, “Sesungguhnya di surga terdapat sungai yg dinamakan Rajab, airnya lebih putih ketimbang susu dan rasanya lebih manis dari madu. Barang siapa puasa sehari pada bulan Rajab, maka ia mau dikaruniai minum dari sungai tersebut”.

Sebagaimana sabda Rasululah ﷺ di atas, puasa merupakan salah satu amalan yg dapat dikerjakan demi mendapat kemuliaan dari Allah Swt pada bulan Rajab. Selain itu, di bulan ini juga banyak tradisi yg hendaknya diketahui. Salah satunya di daerah Pariaman.

Di daerah tersebut, bulan Rajab dinamakan juga sebagai bulan “sambareh”. Sambareh merupakan makanan tradisional yg biasanya dikenal masyarakat sebagai “serabi”.

Sejatinya sambareh ialah makanan yg terbuat dari tepung beras. Sambareh biasanya ditemani dgn campuran kuah yg terbuat dari gula aren (saka) yg dihancurkan lalu diberi air.

Bagi masyarakat Pariaman, sambareh bukan sebagai camilan biasa. Namun, makanan satu ini termasuk dalam bagian dari pelaksanaan tradisi “mandoa sambareh” yg dilaksanakan pada Bulan Rajab.

Menurut sejarah, ajaran ini dikembangkan oleh Syekh Buhanuddin yg dibawa dari Aceh. Keberadaannya dimulai sejak adanya islamisasi di Minangkabau. Bulan Rajab menjadi bulan yg istimewa bagi masyarakat Minangkabau, sehingga disebut juga sebagai bulan Sambareh.

Selain bulan Sambareh, bulan Rajab juga diberi nama lain sebagai “Bulan Kanak-kanak”. Tujuan dari penamaan ini buat menyertakan doa kepada arwah yg telah pergi. Biasanya acara mandoa sambareh ini dipimpin oleh Tuanku. Tuanku ialah sebutan bagi ulama yg telah tamat mengaji di Pondok Pesantren yg ada di Padang Pariaman. 

Mandoa sambareh memiliki buku doa khusus yg dapat dibacakan ketika acara mandoa berlangsung. Bagi masyarakat yg mau melaksanakan acara mandoa sambareh terlebih dahulu menyediakan sambareh di rumahnya.

Selain sambareh, tuan rumah juga menyediakan makanan sebagaimana makanan pada umumnya seperti nasi dan lauk pauk buat disantap setelah acara mandoa.

Setelah menyantap makan tersebut, lalu tuan rumah menyuguhkan sambareh yg telah diisi kuah ke hadapan Tuanku buat dicicipi. Sebelum Tuanku pulang, tuan rumah juga memberi sedekah serta membungkuskan sambareh buat dibawa pulang. Sedekah di sini dipercayai buat tabungan akhirat dan supaya doa kita sampai kepada-Nya.

Inilah rentetan pelaksanaan tradisi mandoa sambareh yg masih berkembang di masyarakat Padang Pariaman hingga sekarang. Karena bulan Rajab ini termasuk bulan yg dimuliakan, sebab itu juga masyarakat Padang Pariaman memiliki tradisi tersendiri. Makanan ini dijadikan simbol dalam tradisi tersebut.

Demikianlah ulasan mengenai Membahas tentang Mengenal Mandoa Sambareh, Tradisi Masyarakat Pariaman di Bulan Rajab . apabila ada pertanyaan dapat dgn menuliskan pada kolom komentar dibawah ini.

terima kasih





Membahas tentang Perang Tabuk, Perang Muslim Melawan Romawi di Bulan Rajab

Setiap waktu-waktu yg dimuliakan dalam Islam biasanya menyimpan sejumlah peristiwa besar. Termasuk di antaranya ialah bulan Rajab. Bulan ketujuh dalam penanggalan hijriah ini menyimpan sejumlah peristiwa penting, salah satunya ialah Perang Tabuk, perang terakhir pada masa Nabi Muhammad saw.

Perang Tabuk merupakan perang antara tentara Muslim melawan imperium Romawi. Perang ini terjadi pada bulan Rajab 9 H dan berakhir pada bulan Ramadhan di tahun yg sama. Kendati tak sempat terjadi kontak fisik sebab pasukan musuh menyerah sebelum bertempur, peperangan ini berlangsung selama 50 hari, dgn pembagian 20 hari Muslim berada di Tabuk dan 30 hari buat menempuh perjalanan pulang pergi dari Madinah ke Tabuk. (Safyurrahman al-Mubarakfuri, Raḫîqul Makhtûm, [Riyadh: Muntada ats-Tsaqafah, 2013], h. 366)

Sebab peperangan

Penaklukan kota Makkah (fatḫu makkah) merupakan puncak kemenangan bagi umat Islam sebab Makkah telah berada dalam kekuasaan Muslim dan orang-orang musyrik berbondong-bondong memeluk Islam. Hanya saja masih ada kekuatan besar imperium Romawi yg menjadi ancaman.

Konflik antara Muslim dan Romawi sendiri telah dimulai sejak terbunuhnya duta Rasulullah bernama Al-Harits bin Umair di tangan Syurahbil bin Amr al-Ghassani. Setelah terbunuhnya Al-Harits, Rasulullah mengirim pasukan di bawah pimpinan Zaid bin Haritsah buat menyerang pasukan Romawi di Mu’tah. Setelah peperangan itu, ternyata sejumlah kabilah Arab mulai melepaskan diri dari Qaishar Romawi dan bergabung dgn umat Islam.

Menyadari hal ini, Romawi segera mengambil sikap sebelum umat Islam benar-benar menjelma pasukan yg sangat kuat dan sulit dikalahkan. Imperium Romawi pun mulai menyiapkan kekuatan besar buat menghancurkan pasukan Muslim.

Ternyata kabar rencana penyerangan itu terdengar ke telinga umat Muslim kendati masih samar-samar. Sadar bahwa Romawi merupakan imperium raksasa paling ditakuti pada masanya, membuat masyarakat Muslim di Madinah gelisah. Khawatir bila tiba-tiba Romawi datang menggempur mereka dan meluluhlantakkan Madinah.

Kekhawatiran itu semakin besar. Bahkan bila terdengar suara ganjil, umat Muslim berprasangka buruk terlebih dulu, jangan-jangan imperium Romawi telah tiba di Madinah. Hal serupa juga dialami oleh Nabi, bahkan beliau sampai menjauh dari istri-istri dulu selama satu bulan. Suasana ini semakin diperparah dgn ulah orang-orang munafik yg berkasak-kusuk tentang persiapan pasukan Romawi.

Ketidakpastian informasi tersebut akhirnya berakhir ketika datang serombongan orang  dari Syam ke Madinah sambil membawa minyak. Mereka menginfokan bahwa Heraklius, sang raja Romawi, telah menyiapkan pasukan besar dgn kakuatan 40.000 prajurit. Kabilah-kabilah Arab Nasrani seperti Lakhm, Judzam, dan lainnya juga turut bergabung.

Keputusan pasukan Muslim

Menyadari kondisi yg betul-betul genting, Rasulullah segera mengambil keputusan setelah melalui pertimbangan militer cukup matang. Beliau tak mau pasukan Muslim hanya menunggu imperium Romawi di Madinah dan membiarkan mereka menjarah wilayah-wilayah yg telah berada di bawah kekuasaan Muslim.

Rasulullah akhirnya memutuskan buat keluar dari Madinah dan menyerang imperium terkuat pada masanya itu. Setelah keputusan bulat, beliau segara melakukan konsolidasi dgn mengirim sejumlah utusan buat mengajak kabilah-kabilah Arab supaya bergabung. Tidak hanya itu, beliau juga mengumumkan secara langsung seruan perang ini. Sesuatu yg baru kali ini beliau lakukan.

Setelah mendengar seruan ini, orang-orang Muslim dgn sigap bersiap siaga dan berlomba-lomba memberikan sumbangan buat kebutuhan perang. Utsman bin Affan menyumbang senilai 900 ekor unta dan 100 ekor kuda, belum termasuk uang kuntan; Abdurrahman bin Auf menyumbang 200 uqiyah perak, Abu Bakar menyerahkan semua hartanya senilai 4000 dirham, dan masih banyak lagi.

Berangkat ke Tabuk

Setelah persiapan matang, pasukan Muslim pun bergerak ke arah utara menuju Tabuk dgn membawa 30.000 prajurit, 10.000 lebih sedikit dibanding jumlah perajurit Romawi. Sekalipun begitu banyak sumbangan yg berhasil terkumpul, ternyata belum mencukupi buat pasukan sebanyak itu.

Saking kekurangannya, sampai-sampai delapan belas prajurit hanya mendapat satu ekor unta. Bahkan buat dapat minum saja mereka harus menyembelih unta tersebut supaya dapat mengambil air di punuknya dan dagingnya buat dimakan. (Safyurrahman al-Mubarakfuri, h. 364-365)

Sementara Rasulullah sendiri menitipkan keluarganya di Madinah kepada Ali bin Abi Thalib. Mengetahui hal itu, orang-orang munafik menghasut Ali supaya pergi perang dan meninggalkan ahlul bait. Hasutan itu gagal dan Rasulullah berkata kepada Ali, “Tidakkah engkau senang, hai Ali. Kau bagiku seperti kedudukan Harun bagi Musa, hanya saja tak ada Nabi setelahku.” (Abdussalam Harun, Tahdzîbus Sîrah Ibnu Hisyâm, [Beirut: Muassasar ar-Risalah, 1985], h. 288)

Setibanya di Tabuk, Rasulullah berpidato di hadapan pasukan dan menyemangati mereka. Semangat mereka berkobar dan siap buat bertempur. Di sisi lain, pasukan Romawi yg mendengar kabar bahwa Rasulullah telah menggalang pasukan, mentalnya menciut sehingga tak berani maju dan malah pasukan mereka terpencar ke wilayah sendiri-sendiri.

Ringkas hikayat, pihak musuh mengajak berdamai dgn membayar upeti. Dengan ini, kemenangan berada di pihak kaum Muslim, kendati tak sampai terjadi pertempuran. Sejak ketika itu, pasukan Muslim semakin digdaya sebab berhasil mengalahkan imperium raksasa Romawi. Kabilah-kabilah Arab yg sebelumnya mendukung Romawi pun kini bergabung bersama pasukan Muslim. (Safyurrahman al-Mubarakfuri, h. 365-366)

Penulis: Muhamad Abror

Editor: Fathoni Ahmad

Membahas tentang Doa Nabi buat Suami Istri di Ujung Perceraian

Kehidupan keluarga ialah kehidupan yg sangat dinamis. Perbedaan ide, diskusi hangat, pertikaian kecil dapat sering menjadi penyedap romantisme dan keharmonisan relasi suami istri. Bahkan pertengkaran sengit yg seolah-olah hampir menyeret pasangan ke jurang perceraian pun dapat pula justru membuat kemesraan suami istri menjadi semakin intim.

Suatu ketika sahabat Jabir ra membersamai Rasulullah saw pergi ke pasar. Tiba-tiba ada perempuan yg sedang menunggang keledai mendekat kepadanya mengadukan suaminya. Perempuan itu minta cerai.

“Rasulullah, sungguh suamiku tak pernah menyentuhku, maka ceraikan aku darinya,” keluh perempuan itu.

Rasulullah saw pun menanyakan siapa suaminya dan menyuruhnya buat menghadap. Setelah suaminya menghadap, Rasulullah saw pun menyelidiki apa yg sebenarnya terjadi di antara sepasang suami istri itu.

“Apa yg terjadi di antara kalian? Istrimu telah mengadukan kekerasan hatimu, mengadukan bahwa dirimu tak mau mendekatinya,” selidik Rasulullah saw.

“Rasulullah, demi Allah Zat yg memuliakan dirimu, sungguh janjiku malam ini mau mendekatinya,” jawab si suami.

Menangislah si istri mendengar jawaban suaminya dan tetap bersikukuh minta diceraikan kepada Rasulullah saw.

“Bohong, ceraikan aku darinya. Ia ialah makhluk Allah yg paling membenciku,” tegas si istri tak mau kalah dgn suami.

Melihat pertikaian sengit suami istri ini Rasulullah saw justru tersenyum. Sejurus kemudian Rasulullah saw memengang masing-masing kepala suami istri itu, mendekatkannya dan mendoakan mereka berdua:

اَللَّهُمَّ أَدْنِ كُلَّ وَاحِدٍ مِنْهُمَا مِنْ صَاحِبِهِ

Artinya, “Ya Allah, dekatkanlah masing-masing orang ini dgn pasangannya.”

***

Setelah lewat beberapa waktu, Rasulullah saw datang lagi ke pasar itu dan bertemu lagi dgn perempuan yg minta diceraikan dari suaminya tempo hari. Perempuan itu segera mendekat dan seraya berkata: 

“Demi Allah Zat yg mengutusmu dgn membawa kebenaran, tak ada manusia yg diciptakan, selain dirimu sebagai utusan Allah, yg paling aku cintai ketimbang suamiku.”

Demikian kisah ini diriwayatkan oleh Abu Ya’la dgn perawi-perawi hadits yg shahih, selain Yusuf bin Muhammad al-Munkadir yg diperselisihkan kredibilitasnya oleh para kritikus rawi hadits. Abu Zar’ah dan selainnya menilainya sebagai perawi tsiqah yg dapat dipercaya. Sementara segolongan ulama lain menilainya sebagai perawi yg daif atau lemah. (Nuruddin Ali bin Abi Bakar al-Haitsami, Majmâ’uz Zawâ-id, [Beirut, Dârul Fikr: 1412], juz VIII, halaman 479).

Dari kisah ini dapat diambil pelajaran, bahwa naik turun hubungan suami dan istri ialah hal yg wajar. Pertikaian-pertikaian kecil maupun besar yg seakan-akan berujung pada perceraian dapat diatasi bersama dgn penuh kedewasaan. Di antaranya dgn meminta nasihat dan doa orang-orang yg saleh dan bijaksana. Wallâhu a’lam.

 

Ustadz Ahmad Muntaha AM, Redaktur Keislaman NU Online.

Membahas tentang Apakah Istri Harus Sembunyikan KDRT yg Dilakukan Suami?

Umum dipahami bahwa di antara ciri istri salehah ialah mampu menyembunyikan aib suami. Anjuran Islam terhadap istri supaya menutupi aib suami terlihat dalam sikap Nabi saw yg tak senang terhadap istri yg suka mengadukan aib suami kepada orang lain. Demikian juga sebaliknya. Dalam hal ini Nabi saw bersabda:

إِنِّي لَأُبْغِضُ الْمَرْأَةَ تَخْرُجُ مِنْ بَيْتِهَا تَجُرُّ ذَيْلَهَا تَشْكُو زَوْجَهَا

Artinya, “Sungguh aku tak menyukai perempuan yg keluar rumahnya dgn menyeret ujung pakaiannya dan mengadukan (aib) suaminya (kepada orang lain),” (HR At-Thabrani dgn sanad daif).

Sabda Nabi saw ini mengisyaratkan bahwa di antara akhlak istri terhadap suami ialah tak mengadukan—apalagi mengumbar—aib suami kepada orang lain, kepada sesama wanita, keluarga sendiri atau keluarga suami, kepada hakim dan semisalnya. Aib suami sedapat mungkin disimpan rapat-rapat oleh Istri. Merujuk penjelasan Al-Hafizh Al-Munawi dalam Kitab Faidhul Qadîr, bila istri nekat melakukannya maka hukumnya makruh.

Namun apakah anjuran menyimpan aib suami ini berlaku secara mutlak? Bagaimana pula bila suami melakukan tindak Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT)? Apakah juga harus disimpan rapat-rapat?

Secara substansial Al-Hafidz Al-Munawi menjelaskan, memang hukum asal mengadukan aib suami terhadap orang lain ialah makruh. Namun perlu diingat, dalam Islam terdapat prinsip umum yg menyatakan “lâ thâ’ata li makhlûqin fi ma’shiyatil khâliq”, atau tak ada ketaatan terhadap makhluk dalam maksiat terhadap Allah, sehingga bila suami melakukan hal-hal yg melanggar syariat dan tak mau berhenti kecuali dgn diadukan kepada orang lain, istri boleh-boleh saja mengadukan tindakan. (Abdurrauf al-Munawi, Faidhul Qadîr, [Beirut, Dârul Kutub Ilmiyyah: 1415/1994], juz III, halaman 27).

 

 

Dari sini menjadi jelas bahwa bila suami aib suami itu ialah KDRT terhadap istri, seperti menyerangnya secara fisik, menampar dan memukul; mengintimidasi secara psikis dgn kata-kata atau perbuatan yg melecehkan istri, dan semisalnya, maka istri boleh mengadukannya kepada orang lain supaya suami jera. Sebab KDRT suami terhadap istri termasuk perbuatan maksiat.

Dalam konteks hukum positif, istri yg menjadi korban KDRT memunyai hak perlindungan buat melaporkan KDRT suami kepada kepolisian, sebagaimana UU Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga pasal 26 menyatakan: 

(1) Korban berhak melaporkan secara langsung kekerasan dalam rumah tangga kepada kepolisian baik di tempat korban berada maupun di tempat kejadian perkara.

(2) Korban dapat memberikan kuasa kepada keluarga atau orang lain buat melaporkan kekerasan dalam rumah tangga kepada kepolisian baik di tempat korban berada maupun di tempat kejadian perkara.

Walhasil, KDRT suami bukan termasuk aib yg harus disimpan rapat-rapat oleh istri. Istri yg mengadukan KDRT suami kepada orang lain supaya jera, juga tak masuk dalam kategori istri yg tak disukai Nabi saw dalam hadits di atas. Atau dapat dikatakan, tindakan istri mengadukan KDRT suami tak mengeluarkannya dari kategori istri salehah. Wallâhu a’lam.

 

 

Ustadz Ahmad Muntaha AM, Founder Aswaja Muda dan Redaktur Keislaman NU Online.

Membahas tentang Cara Membuat Sambareh, Penganan Khas Pariaman di Bulan Rajab

Pada kesempatan ini kami mau mengulas tentang Membahas tentang Cara Membuat Sambareh, Penganan Khas Pariaman di Bulan Rajab,

Sambareh atau yg biasa dikenal dgn serabi merupakan makanan yg selalu ada pada bulan Rajab bagi masyarakat Padang Pariaman.

Selain sebagai camilan, sambareh juga berfungsi penting bagi masyarakat Padang Pariaman pada acara mandoa yg dinamakan “mandoa sambareh” pada bulan Rajab. Mandoa Sambareh merupakan tradisi “pengajian” yg digelar pada bulan Rajab buat mendoakan arwah yg telah meninggal. 

Selain buat acara tersebut, sambareh juga dijadikan sebagai buah tangan bagi perempuan yg baru saja menikah buat dibawa ke rumah mertuanya.

Seperti serabi, sambareh juga tak sulit buat dibuat dan bahan-bahannya biasa ditemukan di rumah atau di pasar-pasar tradisional. Tertarik membuatnya?

Tips membuat sambareh

Bahan-bahan membuat sambareh

  1. 500 gr tepung beras.
  2. 1/2 sdt fermifan.
  3. Kelapa 1/2 tua 1 buah di parut menghasilkan 350ml santan.
  4. 400 ml air kelapa.
  5. 1/2 sdt garam.
  6. 1/2 sdt baking powder.

Bahan-bahan buat membuat kuah sambareh

  1. 1/2 kg santan.
  2. 250gram gula merah.
  3. Secukupnya garam.
  4. Daun pandan.

Cara membuat sambareh

  1. Campur tepung beras dan fermifan.
  2. Masukkan santan dan air kelapa sedikit.
  3. Diamkan selama 4 jam.
  4. Aduk adonan dan campur baking powder.
  5. Masak pakai api kecil di atas wajan besi/ cetakan sarabi.
  6. Untuk kuah campur semua bahan dan dimasak sambil diaduk.

Demikianlah ulasan mengenai Membahas tentang Cara Membuat Sambareh, Penganan Khas Pariaman di Bulan Rajab . apabila ada pertanyaan dapat dgn menuliskan pada kolom komentar dibawah ini.

terima kasih





Membahas tentang Doa yg Diamalkan Rasulullah pada Bulan Rajab

Pada kesempatan ini kami mau mengulas tentang Membahas tentang Doa yg Diamalkan Rasulullah pada Bulan Rajab,

Bulan Rajab ialah bulan ketujuh dalam kalender Hijriah. Selain puasa Rajab, masih banyak lagi amalan yg dapat dilaksanakan pada bulan ini. Yaitu mengamalkan doa-doa yg senantiasa diamalkan oleh Rasulullah ﷺ.

Berikut mengutip dari beberapa sumber terkait doa yg diamalkan oleh Nabi Muhammad ﷺ pada bulan Rajab:

1. Doa supaya umur sampai bulan Ramadan

Bulan Rajab merupakan bulan penantian buat mendekati Bulan Ramadan. Bulan Ramadan atau bulan puasa selalu diidam-idamkan oleh umat Muslim.

Oleh sebab itu, tak heran bila Nabi Muhammad ﷺ pernah memanjatkan doa supaya umur seseorang dapat sampai bulan Ramadan yg sering dipanjatkan pada bulan Rajab.

أللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْ رَجَبَ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَان

Artinya: “Ya Allah, berkahilah umur kami di bulan Rajab dan Syaban, serta sampaikan lah (umur) kami hingga bulan Ramadan.”

Doa ini dipanjatkan supaya Allah Swt senantiasa memberi keberkahan supaya dipanjangkannya umur seseorang dan dapat berjumpa dgn bulan Ramadan.

2. Istighfar

Selain doa panjang umur, Rasulullah ﷺ juga memperbanyak istighfar pada bulan ini. Bacaaan istighfar yg dimaksud ialah;

“Astaghfirullaha wa atuubu ilaiih.”

Artinya: “Aku mohon ampun kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya.”

3. Bertasbih

Pada bulan ini hendaklah umat muslim bertasbih sebanyak mungkin. Sebagaimana bacaan tasbihnya:

Subhanallahil jaliil, subhaana mallaa yambaghittasbiihu illaa lahu. Subhaanal a'azzilakromi. Subhaana malladapatl'izza wa huwa lahuu ahlun.

Artinya: “Maha Suci Tuhan yg Maha Agung, Maha Suci yg tak layak bertasbih kecuali kepada-Nya. Maha Suci yg Maha Agung dan Maha Mulia, Maha Suci yg menyandang keagungan, dan hanya Dia yg layak memilikinya.”

Demikian tiga doa yg diamalkan oleh Rasulullah pada bulan Rajab. Semoga setiap amalan yg kita amalkan selama bulan Rajab ini diterima oleh Allah Swt. Aamin..

Demikianlah ulasan mengenai Membahas tentang Doa yg Diamalkan Rasulullah pada Bulan Rajab . apabila ada pertanyaan dapat dgn menuliskan pada kolom komentar dibawah ini.

terima kasih





Membahas tentang Strategi Ibnu Sina dalam Mewaspadai Wabah yg Kembali Meningkat

Salah seorang pakar kedokteran Islam, Ibnu Sina telah merumuskan strategi buat mewaspadai wabah. Al-Hafiz Adz-Dzahabi mengutip pendapat Ibnu Sina dalam kitabnya, Thibbun Nabawi sebagai berikut:

Wabah dapat surut dan mengalir. Ibnu Sina mengatakan, barang siapa mau berhati-hati pada wabah, maka hendaknya dia membersihkan keringat dari tubuhnya. Dia sebaiknya berpuasa. Dia hendaknya tak pergi ke tempat pemandian umum buat mandi air panas. Dia perlu istirahat dan diam menahan diri dari kondisi campur baur ketika tak mungkin menghindar dari wabah kecuali dgn pergerakan, padahal pergerakan (mobilitas) itu dapat membahayakan. Makna-makna medis yg keluar dari khabar nabawi telah mengungguli lainnya. (Al-Hafiz Adz-Dzahabi, Thibbun Nabawi, Beirut, Dar Ihyaul Ulum, 1990: 269)

Anjuran Ibnu Sina di atas jelas menyebutkan prinsip kehati-hatian terhadap kondisi wabah yg belum berakhir. Sebagai ulama sekaligus pakar kedokteran, ia menyampaikan beberapa prinsip yg dapat diterapkan oleh umat Islam berdasarkan kaidah-kaidah medis yg terpancar dari sabda nabi. Beberapa upaya tersebut ialah:

• Mengeluarkan zat-zat basah berupa kotoran dari tubuh semacam keringat dan cairan tubuh lainnya serta berupaya membersihkannya. Orang yg banyak makan dan minum mau banyak mengeluarkan cairan seperti keringat dan kotoran.

Oleh sebab itu, dianjurkan buat memperbanyak puasa. Kondisi lapar ketika puasa mau meningkatkan daya tahan tubuh. Sistem imun yg aktif dgn kondisi puasa sangat membantu dalam bertahan di tengah situasi pandemi.

• Anjuran buat menghindari tempat-tempat pemandian umum yg menggunakan air panas buat mandi. Mandi dgn air panas mau membakar banyak kalori atau energi yg semestinya dihemat ketika kondisi pandemi supaya tubuh tetap dapat bertenaga.

• Memperbanyak istirahat, berdiam di rumah, menghindari kerumunan dan menghindari bepergian yg tak mendesak. Beberapa hal ini telah sesuai dgn anjuran pemerintah dan badan kesehatan dunia (WHO).

Demikianlah petunjuk dari ulama dan pakar kedokteran Islam Ibnu Sina buat menyikapi wabah yg belum berhenti. Selayaknya hal ini menjadi perhatian bagi umat Islam di Indonesia sebab mereka punya andil besar dalam mendukung tercapainya derajat kesehatan yg lebih baik.

Bila umat Islam ambil bagian dgn mengamalkan ajaran ulama Islam terdahulu yg berdasarkan prinsip hadits nabi, maka nilai manfaatnya tak hanya di dunia, tetapi juga mendapatkan pahala sebagai wujud pengamalan ajaran agama.

***

Varian Omicron masuk ke Indonesia, pandemi Covid-19 yg semula mereda kini jumlah kasusnya kembali naik. Aktivitas masyarakat yg mulai berangsur kembali pulih dihadapkan pada kenyatan bahwa sungguh wabah ini belum berhenti. Saygnya, telah banyak masyarakat yg mulai mengabaikan protokol kesehatan. Bagaimana sikap terbaik yg perlu diterapkan dalam kondisi ketika ini?

Beberapa negara yg terlebih dahulu mengalami penurunan kasus pandemi dibandingkan dgn Indonesia ternyata kembali mengalami gelombang baru. Kebanyakan negara itu telah melonggarkan protokol kesehatan seperti membebaskan kewajiban bermasker bagi warganya. Selain itu, mereka juga telah membuka akses perjalanan keluar dan masuk antarnegara. 

Kondisi ini perlu menjadi perhatian dan pelajaran penting bagi negara kita supaya tak terlambat dalam melakukan antisipasi dan pencegahan. Indonesia telah mulai membuka lagi pintu bagi warga negara asing yg semula tak diperkenankan masuk. Masa karantina juga telah diperpendek menjadi hanya 5 hari dari yg semula 7-10 hari. Bahkan, boleh dikatakan bahwa pintu masuk Indonesia telah terbuka buat semua negara.

Para ulama Islam sejak dahulu telah mengingatkan pentingnya kehati-hatian dalam menghadapi pandemi. Cendekiawan Islam terdahulu telah menguasai berbagai ilmu, termasuk kedokteran, sehingga mereka juga ada yg menjadi peneliti dan pakar kesehatan. Sikap hati-hati ini diambil berdasarkan riset yg telah dilakukan sejak dahulu dan menghasilkan kesimpulan bahwa wabah dapat reda dan muncul kembali.

Seorang ahli hadits yg juga banyak meneliti tentang thibbun nabawi menegaskan bahwa pandemi dapat surut dan muncul kembali. Al-Hafiz Adz-Dzahabi dalam kitabnya menyebutkan karakter wabah atau pandemi sebagai berikut:

“Wabah atau pandemi dapat menerpa (manusia) dgn karakter yg singkat dan dapat juga dalam waktu yg lama.” (Al-Hafiz Adz-Dzahabi, Thibbun Nabawi, Beirut, Dar Ihyaul Ulum, 1990: 269)

Imam Jalaluddin As-Suyuthi juga menegaskan bahwa wabah yg bukan thaun juga dapat muncul kembali di Madinah.

“Dalam Shahih Al-Bukhari dan Shahih Muslim disebutkan dari Aisyah, Kami datang ke Madinah, sedangkan pada ketika itu Madinah paling banyak wabahnya. Juga disebutkan dari hadits Al-Uraniyyin bahwa mereka berkata, wilayah ini berwabah. Pada masa pemerintahan Umar, wilayah ini telah dilanda wabah dan banyak orang meninggal. Namun, wabah yg melanda bukanlah thaun. Dalam Shahih Al-Bukhari disebutkan dari Abu Al-Aswad ad-Duali bahwa dia berkata, aku pernah datang ke Madinah pada ketika dilanda penyakit. Banyak orang meninggal dalam waktu yg cepat.” (Kitab Ma Rawahu al-Waun fi Akhbar ath-Tha’un karya Imam Suyuthi, Penerbit Darul Qalam, Damaskus tanpa tahun: halaman 149)

Sebagaimana telah diketahui berdasarkan hadits Nabi, Kota Madinah dijaga dari thaun. Oleh sebab itu, wabah yg melanda Madinah sebagaimana dikisahkan oleh Imam Suyuthi di atas bukanlah thaun.

Dengan sejarah yg telah disebutkan oleh para ahli hadits tersebut, ada peluang wabah muncul kembali setelah surut sementara waktu. Di tengah ketidakpastian pandemi, ada baiknya masyarakat memperhatikan saran ahli-ahli kesehatan. Protokol kesehatan ialah upaya yg paling mungkin dilakukan oleh masyarakat secara disiplin buat mengantisipasi berbagai kemungkinan.

Ustadz Yuhansyah Nurfauzi, anggota komisi fatwa MUI Kabupaten Cilacap, apoteker dan peneliti di bidang Farmasi.